Bila bicara tentang kanker payudara, merupakan kanker paling umum bagi wanita karena kanker jenis ini banyak menyerang kaum wanita (99%). Di Indonesia merupakan kanker yang diderita paling banyak. Padahal kanker payudara merupakan jenis kanker yang cukup memungkinkan untuk disembuhkan lho! Berikut beberapa macam terapi yang biasa dokter lakukan untuk pasien kanker payudara.
Kanker payudara yang terdeteksi melalui pemeriksaan rutin biasanya berada pada stadium awal. Kanker payudara primer (sel kanker pertama berawal dari sel payudara dan bukan hasil penyebaran sel kanker dari organ lain) umumnya bisa sembuh secara total jika didiagnosis dan diobati sejak dini.
Sedangkan kanker yang terdeteksi akibat gejala fisik yang muncul mungkin sudah berada pada stadium lebih lanjut. Jika terdeteksi pada stadium lanjut dan setelah menyebar ke bagian lain tubuh, maka kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan beban bagi penderitanya.
Jenis penanganan kanker payudara yang pertama biasanya adalah operasi. Jenis operasinya bervariasi tergantung jenis kanker payudara yang Anda derita. Proses operasi biasanya ditindaklanjuti dengan kemoterapi, radioterapi, atau perawatan biologis untuk beberapa kasus tertentu. Kemoterapi atau terapi hormon juga terkadang dapat menjadi langkah pengobatan pertama.
Jika terdeteksi pada stadium lanjut setelah menyebar ke bagian lain tubuh, kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan beban bagi penderitanya.
Proses-proses Operasi
Operasi untuk kanker payudara terbagi dua, yaitu operasi yang hanya mengangkat tumor dan operasi yang mengangkat payudara secara menyeluruh (mastektomi). Operasi plastik rekonstruksi biasanya dapat dilakukan langsung setelah mastektomi.
Untuk menangani kanker payudara stadium awal, penelitian menunjukkan bahwa kombinasi operasi pengangkatan tumor dan radioterapi memiliki tingkat kesuksesan yang sama dengan mastektomi total.
Lumpektomi (operasi pengangkatan tumor)
Dalam lumpektomi, bentuk payudara akan dibiarkan seutuh mungkin. Operasi ini umumnya dianjurkan untuk tumor berukuran kecil dan meliputi pengangkatan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya. Pertimbangan dalam menentukan jumlah jaringan payudara yang akan diangkat meliputi kuantitas jaringan di sekitar tumor yang perlu diangkat, jenis, ukuran, lokasi tumor, dan ukuran payudara.
Mastektomi (pengangkatan payudara)
Proses operasi ini adalah pengangkatan seluruh jaringan payudara, termasuk puting. Penderita dapat menjalani mastektomi bersamaan dengan biopsi noda limfa sentinel jika tidak ada indikasi penyebaran kanker pada kelenjar getah bening. Sebaliknya, penderita dianjurkan untuk menjalani proses pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak jika kanker sudah menyebar ke bagian itu.
Operasi plastik rekonstruksi
Ini adalah proses operasi untuk membuat payudara baru yang semirip mungkin dengan payudara satunya. Operasi plastik rekonstruksi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu operasi rekonstruksi langsung yang bersamaan dengan mastektomi, dan operasi rekonstruksi berkala yang dilakukan beberapa waktu setelah mastektomi. Operasi pembuatan payudara baru ini bisa dilakukan dengan menggunakan implan payudara atau jaringan dari bagian tubuh lain.
Langkah Kemoterapi
Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker dan sebelum operasi yang berguna mengecilkan tumor. Jenis dan kombinasi obat-obatan antikanker yang digunakan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis kanker dan tingkat penyebarannya.
Efek samping kemoterapi umumnya akan memengaruhi sel-sel sehat. Karena itu, pencegahan atau pengendalian sebagian efek samping akan ditangani dengan obat-obatan lain oleh dokter. Beberapa efek samping dari kemoterapi meliputi hilangnya nafsu makan, mual, muntah, sariawan atau sensasi perih dalam mulut, rentan terhadap infeksi, kelelahan, serta rambut rontok.
Kemoterapi juga bisa menghambat produksi hormon estrogen tubuh. Penderita yang belum mengalami menopause akan mengalami menstruasi yang terhenti selama kemoterapi. Siklus ini seharusnya akan kembali setelah pengobatan selesai. Namun, menopause dini juga mungkin bisa terjadi pada wanita yang berusia di atas 40 tahun karena mereka mendekati usia rata-rata menopause.
Jika bagian tubuh lainnya sudah terkena penyebaran kanker payudara, kemoterapi tidak akan bisa menyembuhkan kanker. Tetapi kemoterapi dapat mengecilkan tumor, meringankan gejala-gejala, dan memperpanjang usia.
Langkah Radioterapi
Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-sel kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya diberikan sekitar satu bulan setelah operasi dan
kemoterapi agar kondisi tubuh dapat pulih terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita kanker payudara membutuhkannya.
Sama seperti kemoterapi, prosedur ini juga memiliki efek samping, yaitu iritasi sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna kulit payudara menjadi lebih gelap, kelelahan berlebihan serta limfedema (kelebihan cairan yang muncul di lengan akibat tersumbatnya kelenjar getah bening di ketiak).
Terapi Hormon Untuk Mengatasi Kanker Payudara
Khusus untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu estrogen atau progesteron alami (kanker positif reseptor-hormon), terapi hormon digunakan untuk menurunkan tingkatan kanker atau menghambat efek hormon tersebut. Langkah ini juga kadang dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor agar mudah diangkat, tapi umumnya diterapkan setelah operasi dan kemoterapi.
Jika kondisinya kurang sehat, penderita tidak akan bisa menjalani operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Karena itu, terapi hormon dapat menjadi alternatif sebagai proses pengobatan tunggal.Durasi terapi hormon yang umumnya dianjurkan adalah maksimal lima tahun setelah operasi. Jenis terapi yang akan dijalani tergantung kepada usia, apakah Anda sudah menopause atau belum, tingkat perkembangan kanker, jenis hormon yang memicu kanker, dan jenis pengobatan lain yang dijalani.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase adalah dua jenis obat yang biasanya digunakan dalam terapi hormon. Tamoksifen berfungsi untuk menghambat estrogen agar tidak mengikatkan diri pada sel-sel kanker.Sedangkan penghambat enzim aromatase dianjurkan untuk penderita yang sudah mengalami menopause. Fungsinya adalah menghalangi kinerja aromatase, yaitu substansi yang membantu produksi estrogen dalam tubuh setelah menopause. Contoh obat ini dalam bentuk tablet yang tersedia dan diminum setiap hari adalah letrozol, eksemestan, dan anastrozol.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase dapat menyebabkan beberapa efek samping yang mirip, antara lain sakit kepala, mual, muntah serta sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes). Tetapi, tamoksifen memiliki efek samping khusus, yaitu dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi pada penderita kanker payudara.
sumber : alodokter.com