Cacar monyet sebenarnya bukan penyakit baru. Kasus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1969 di Kongo. Cacar monyet adalah penyakit zoonosis, yaitu penyakit pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia secara langsung atau melalui serangga.
Penyebab penyakit ini adalah virus monkeypox. Virus tersebut satu kelompok dengan virus penyebab smallpox yang menyebabkan variola (cacar). Virus cacar monyet dapat masuk ke dalam tubuh melalui area kulit yang terluka, saluran pernapasan, dan mukosa membran seperti mata, hidung atau mulut.
Virus cacar monyet menyebar melalui kontak langsung manusia dengan cairan tubuh, darah, atau kulit dari hewan yang terinfeksi dan dari manusia yang terjangkit ke manusia lainnya. Hewan yang terinfeksi umumnya adalah monyet, tupai, dan tikus Gambian.
Tips mencegah cacar monyet
Meski dilaporkan terjadi di Singapura, tetapi negara tetangga seperti Indonesia juga mesti waspada. Berbagai cara pencegahan yang dapat Anda lakukan antara lain:
- Hindari kontak dengan hewan yang berpotensi menyebarkan virus seperti primata.
- Isolasi segera pasien yang punya risiko tinggi terhadap penyakit ini.
- Laporkan kepada petugas kesehatan setempat jika menemukan hewan dengan gejala seperti mata berair dan terdapat luka di area kulit.
- Hindari kontak dengan materi yang terpapar hewan yang sudah terjangkit cacar monyet.
- Rutin cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir setiap akan makan dan setelah kontak dengan hewan ataupun orang yang sakit.
- Lakukan vaksinasi. Walaupun sampai saat ini belum ada vaksin spesifik untuk mencegah cacar monyet, tetapi vaksin cacar variola bisa digunakan. Menurut penelitian, vaksin cacar variola dapat memberikan proteksi terhadap infeksi cacar monyet kurang lebih sebesar 85 persen.
- Memakai masker jika berada di area endemis penyakit cacar monyet karena penularan dapat terjadi saat penderitanya batuk dan bersin. Virus juga terdapat dalam droplet (partikel kecil) yang berasal dari lendir pernapasan penderita.
- Jangan mengonsumsi bushmeat (wildmeat atau game meat), yaitu daging buruan dari hewan liar seperti simpanse, gorila, antelop, hewan reptil, hingga burung dari hutan tropis.
Tanda dan gejala cacar monyet
Selain langkah pencegahan, mengenali tanda dan gejala dan cacar monyet juga dapat menjadi salah satu pencegahan lebih awal terhadap penyakit ini.
Tanda dan gejala cacar monyet terdiri dari dua fase, yaitu:
-
Fase invasi atau pra erupsi
- Demam dengan suhu tubuh dapat mencapai 38,5-40,5 derajat Celcius.
- Menggigil dan keringat dingin.
- Sakit kepala hebat dan terus-menerus.
- Nyeri punggung dan nyeri otot.
- Pembesaran kelenjar getah bening, terutama di daerah leher dan rahang.
- Badan lemas.
-
Fase erupsi kulit (terjadi 1-3 hari setelah demam)
- Muncul ruam kemerahan yang berawal dari wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
- Ruam kemudian berubah menjadi bintik berisi air (lenting), bernanah, dan menjadi koreng (krusta).
Biasanya penderita monkeypox akan pulih dalam 2-4 minggu. Pada beberapa orang, mungkin akan ada bekas luka akibat ruam.
Meskipun cacar monyet termasuk penyakit langka dan kasus terjadi di negara tetangga, tetapi Anda tetap harus waspada. Bekali pengetahuan akan cacar monyet, kiat mencegahnya, termasuk tanda dan gejalanya. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter untuk melakukan vaksin variola agar perlindungan maksimal.
Jika seorang terdiagnosis dengan cacar monyet, beberapa hal perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko penularan. Sampai saat ini, belum ditemukan obat khusus atau vaksin untuk infeksi virus monkeypox.
1. Pengobatan pendukung
Walaupun belum ada pengobatan pasti dari penyakit ini, beberapa obat dapat diberikan untuk mengurangi gejala pasien dengan cacar monyet. Untuk menurunkan demam, obat golongan paracetamol dapat dipertimbangkan.
Selain penurun demam, lesi kulit pada cacar dapat menyebabkan rasa gatal yang dapat dikurangi dengan beberapa obat pereda rasa gatal. Meredakan rasa gatal perlu dilakukan karena menggaruk lepuhan bisa menyebabkan luka baru dan menyebabkan infeksi sekunder pada bekas garukan.
2. Pastikan kebutuhan gizi dan cairan tercukupi
Masa pemulihan dari penyakit ini memerlukan dukungan gizi yang baik. Jadi jangan lupakan asupan gizi selama proses penyembuhan dari cacar monyet. Pastikan Anda mengonsumsi makanan tinggi protein seperti ikan, atau telur untuk penyembuhan luka yang baik.
Selain makanan bergizi, pastikan Anda juga mencukupi kebutuhan cairan. Luka pada kulit dapat meningkatkan penguapan cairan dari permukaan kulit, terlebih jika terdapat infeksi sekunder dengan luka terbuka yang luas. Jadi, pastikan bahwa Anda minum air dengan cukup untuk menjaga status hidrasi Anda.
3. Hindari kontak langsung dengan pasien
Penularan antar manusia dapat terjadi melalui droplet (cairan) saluran pernapasan dan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Hal ini menyebabkan orang dengan risiko tertinggi adalah keluarga yang tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi dan tenaga kesehatan yang merawat pasien.
Karena itu, penderita cacar monyet perlu dirawat di ruangan khusus (isolasi). Hindari kontak langsung dengan cairan dari tubuh orang yang terinfeksi.
4. Hindari garukan pada lesi kulit
Untuk mempercepat penyembuhan lesi kulit, hindarilah garukan pada kulit. Selain penggunaan obat untuk mengurangi rasa gatal, Anda dapat menggunakan baju yang longgar untuk mengurangi gesekan pada lesi.
Sayangnya, saat tertidur, Anda bisa secara tak sadar menggaruk kulit dan menyebabkan luka pada kulit. Untuk mengantisipasinya, guntinglah kuku Anda. Jaga selalu kebersihan kuku agar tidak menyebabkan luka baru pada kulit. Selain itu, Anda dapat menggunakan sarung tangan saat tidur untuk mengurangi kemungkinan terjadinya luka akibat garukan kuku Anda.
5. Jaga kebersihan diri
Penderita cacar monyet harus menjaga kebersihan dirinya. Jika ingin mandi, berhati-hatilah agar tidak membuat luka pada vesikel (gelembung berisi cairan) pada kulit. Penderita disarankan untuk mandi saat terjangkit cacar monyet. Jika tidak, dapat menyebabkan kelainan kulit tambahan seperti terjadi infeksi sekunder pada luka kulit.
Selain itu, salah satu langkah sederhana untuk mengurangi risiko penularan berbagai jenis penyakit adalah dengan mencuci tangan. Biasakan diri Anda mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan.
Jangan lupa untuk mencuci tangan Anda sebelum dan sesudah berkontak dengan pasien cacar monyet. Selain itu, jika Anda berkontak dengan penderita cacar monyet, jangan lupa untuk menggunakan alat perlindungan diri seperti sarung tangan.
Langkah awal penanganan dari cacar monyet di atas perlu dilakukan, baik dari sisi pasien maupun orang yang berdekatan dengan pasien. Penanganan awal yang tepat dan cepat sekaligus dapat mencegah penularan yang lebih luas. Segera periksa ke dokter bila Anda mengalami gejala cacar monyet untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat!