Kanker payudara adalah salah satu momok terbesar kaum wanita. Karenanya, terapkan SADARI, periksa payudara sendiri sebelum terlambat
Kanker payudara adalah salah satu pembunuh tersering kaum wanita. Di Indonesia, diperkirakan 10 dari 10.000 penduduk terkena kanker payudara. Selain itu, diagnosis sering terlambat—kanker baru ketahuan saat stadium lanjut. Padahal, sudah ada beberapa cara deteksi. Salah satu yang paling simpel adalah dengan SADARI, yaitu periksa payudara sendiri. Kanker Payudara adalah jenis kanker yang berkembang pada sel-sel payudara. Kanker jenis ini dapat terjadi bila sel-sel di organ payudara tumbuh secara abnormal. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, membentuk benjolan atau massa. Meski angka kejadiannya lebih sering terjadi pada wanita, tetapi kanker payudara juga dapat dialami pria.
Umumnya, kelainan pada payudara atau kanker payudara awalnya tidak menimbulkan keluhan yang berarti. Walaupun demikian, benjolan adalah salah satu keluhan awal yang paling sering dilaporkan penderitanya, meski sebetulnya tidak semua benjolan berarti kanker. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Rikesdas) tahun 2018, angka kejadian kanker tertinggi pada wanita adalah kanker payudara, yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.
SADARI, apa itu?
Dari data di atas, wanita harus benar-benar memperhatikan kondisi kesehatan payudara dengan melakukan deteksi sedini mungkin. Cara paling sederhana adalah dengan menerapkan SADARI, akronim dari periksa payudara sendiri. Dengan rutin melakukannya, wanita bisa melindungi diri dari kanker payudara lewat deteksi dini rutin. Jika memang ada kecurigaan kanker payudara dan memang terbukti lewat diagnosis, pengobatan dini akan mencegah perburukan penyakit.
Cara melakukan SADARI
Wanita dianjurkan untuk cek payudara sendiri 7-10 hari setelah menstruasi setiap bulannya. Langkah-langkahnya meliputi:
- Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara serta pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Tak perlu terlalu khawatir dengan bentuk payudara kanan dan kiri yang tidak simetris (yang tidak terlalu ekstrem), karena itu umum terjadi.
- Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku, dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara, lalu tarik siku ke belakang, cermati lagi bentuk maupun ukuran payudara.
- Posisikan kedua tangan pada pinggang, bungkukkan bahu sehingga payudara menggantung, dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada. Cara ini juga untuk memeriksa apakah ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara serta pembengkakan dan/atau perubahan pada puting.
- Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Kemudian, tekan puting secara perlahan menggunakan ibu jari dan telunjuk, dengan gerakan memijat mulai dari area kehitaman di sekitar puting hingga mencapai puting. Saat menekan puting, perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar.
- Pada posisi berbaring, letakkan bantal di bawah pundak dan tangan kanan di belakang kepala. Angkat lengan ke atas. Periksalah payudara kanan dengan tangan kiri, dan begitu pula sebaliknya. Tekan seluruh area payudara mulai dari area terluar dari arah jam 12 dengan gerakan memutar hingga mencapai puting. Rasakan apakah ada benjolan atau cairan yang keluar dari puting.
- Kembali ke posisi berdiri, angkat satu tangan ke belakang kepala, lalu gunakan tangan yang lain untuk memeriksa payudara. Lakukan seperti langkah di atas. Anda juga dapat melakukan langkah ini saat mandi.
Sumber: Klikdokter