Kimchi, salah satu makanan khas Korea, semakin populer di seluruh dunia. Konon, salah satu manfaat kimchi adalah untuk mencegah kanker. Benarkah?
Tak hanya soal drama, musik, dan fashion, makanan asal Korea Selatan juga semakin disukai di Indonesia. Salah satu makanan khas asal Negeri Gingseng itu adalah kimchi. Selain enak, sebagian orang meyakini kimchi bermanfaat untuk mencegah kanker. Ini mitos atau fakta? Bagi Anda yang belum tahu, kimchi adalah sayuran hasil fermentasi yang diberikan bumbu pedas. Jenis sayuran yang sering digunakan adalah sawi putih dan lobak. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe, dan bubuk cabai merah.
Rasa kimchi adalah asam, segar, maupun dapat menyengat. Makanan tradisional ini biasanya disajikan sebagai hidangan pendamping saat makan apa saja, baik sup hingga daging. Nyaris dikonsumsi di segala kesempatan, ternyata tersimpan banyak manfaat kimchi bagi kesehatan. Hal ini kemungkinan karena kandungan utamanya adalah sawi putih. Selain kaya akan serat, sawi putih sangat kaya akan vitamin A, B6, dan C yang merupakan antioksidan. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa antioksidan dapat melindungi tubuh dan menangkal radikal bebas.
Hasil fermentasi dari makanan ini juga akan menghasilkan bakteri prebiotic Lactobacillus yang sangat baik untuk pencernaan dan pencegahan infeksi jamur. Di sisi lain, bahan utama untuk mengawetkan kimchi adalah garam sehingga mengandung kadar natrium yang cukup tinggi. Dalam setiap 100 gram kimchi terkandung 670 mg natrium. Itu sebabnya, dianjurkan untuk membatasi konsumsi kimchi hanya 100-200 gram per hari. Terkait manfaat kimchi untuk mencegah kanker hingga kini masih menjadi perdebatan. Beberapa kandungan kimchi memang dapat berperan sebagai anti-kanker, tapi ada kandungan lain yang dapat menyebabkan kanker.
Studi epidemiologi menemukan bahwa sayuran sawi putih yang merupakan bahan utama kimchi, dapat menghambat karsinogenesis kolorektal karena mengandung tinggi serat. Kimchi juga menggunakan bawang putih yang memiliki efek anti-kanker karena kandungan organosulfur (11-35 mg/g). Bawang putih juga dinilai dapat berperan sebagai antimikroba untuk melawan aktivitas bakteri Helicobacter Pylori. Menurut penelitian di Korea Selatan, bakteri ini merupakan faktor yang sangat berperan dalam kasus terjadinya kanker lambung di Korea.
Penelitian lain yang dilakukan Park Ki Bum dan tim menemukan bahwa ekstrak kimchi yang telah difermentasi selama 3 minggu dapat membunuh sel-sel leukemia dan menghentikan perkembangannya. Studi lain oleh Hur Y dan tim juga menyatakan bahwa tikus yang telah dicangkok sel kanker menunjukkan berat tumor yang lebih kecil setelah diberikan ekstrak kimchi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Data-data di atas memang menunjukkan bahwa kimchi memiliki efek anti-kanker. Akan tetapi, konsumsi kimchi tetap perlu dibatasi.
Kandungan garam yang tinggi pada kimchi justru dapat menjadi faktor risiko kanker lambung. The World Cancer Research Fund menemukan bukti bahwa kadar garam yang tinggi di dalam makanan akan menjadi salah satu risiko terjadinya kanker lambung. Bahkan, satu studi kasus kontrol menunjukkan bahwa risiko kanker lambung meningkat pada konsumsi kimchi yang tinggi atau sering. Di samping itu, perlu diingat bahwa kanker atau keganasan bukan serta merta terjadi karena satu faktor saja.Kanker terbentuk dari kumpulan berbagai faktor, seperti genetik, infeksi, diet, serta gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebih. Karena itu, menjalankan pola hidup sehat dengan diet sehat dan olahraga teratur tetap menjadi kunci utama pencegahan kanker. Kimchi memang dapat menjadi salah satu pilihan untuk mencegah kanker. Namun, Anda tetap perlu memperhatikan batasan konsumsi yang dianjurkan. Bila terlalu banyak, risiko mengalami kanker lambung justru besar.
Sumber: Klikdokter