Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

Apa Benar Si Kecil Bisa Terkena Penyakit Ginjal?

Ginjal adalah salah satu organ vital yang melakukan banyak fungsi dalam tubuh seperti mengendalikan keseimbangan air dan elektrolit, menyaring dan membuang limbah, mengatur produksi sel darah merah, dan mengatur tekanan darah. Ketika fungsi ginjal terganggu, pastinya akan berpengaruh pada tubuh. Namun apakah penyakit ginjal bisa terjadi pada anak? Yuk simak artikel berikut ini.

Apakah Penyakit Ginjal Bisa Dialami Anak-Anak?

Gangguan atau penyakit ginjal dapat dialami siapa saja, termasuk anak. Penyakit ginjal pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal mulai dari infeksi, kelainan bawaan, efek samping obatan-obatan, hingga keracunan zat tertentu. Ada beberapa jenis penyakit ginjal pada anak antara lain, yaitu gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronik.

Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut (GGA) adalah kerusakan atau penurunan fungsi ginjal pada anak yang terjadi secara mendadak dan tidak lebih dari 3 bulan. Cedera ginjal akut pada anak yang segera diobati umumnya bisa disembuhkan.

Pada GGA jika segera diobati, maka fungsi ginjal akan kembali membaik. Namun, jika berlangsung lebih dari 3 bulan dan penanganannya terlambat akan menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal atau disebut dengan penyakit ginjal kronik.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang anak mengalami GGA, yaitu:

  • Sepsis, adalah komplikasi dari infeksi berat yang bersifat meluas dan apabila tidak diobati dengan segera akan menyebabkan gangguan pada organ, salah satunya ginjal
  • Terkena paparan bahan kimia beracun, seperti arsenik, merkuri, dan timbal
  • Efek samping obat-obatan tertentu, terutama yang harus dikonsumsi dalam dosis tinggi atau jangka panjang
  • Kondisi yang membuat aliran darah ke ginjal berkurang atau berhenti secara tiba-tiba, contohnya kehilangan banyak darah akibat perdarahan saat operasi, cedera karena kecelakaan, dehidrasi berat, luka bakar berat, syok dan henti jantung
  • Kondisi yang menghambat pasokan oksigen dan darah ke ginjal, misalnya terkena hipoksia atau henti jantung
  • Peradangan pada ginjal, contohnya penyakit glomerulonefritis dan sindrom nefrotik

Penyakit Ginjal Kronik

Gangguan fungsi ginjal anak dikatakan kronik apabila berlangsung lebih dari 3 bulan dan menetap. Penyakit ginjal kronik terjadi secara perlahan atau diawali dengan gagal ginjal akut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami penyakit ginjal kronik, antara
lain:

  • Kelainan genetik, seperti sindrom alport dan sistinosis. Sindrom Alport adalah kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pembentukan organ ginjal, mata dan telinga. Sedangkan sistinosis adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan kerusakan sel ginjal.
  • Kelainan bawaan, misalnya anak terlahir dengan ukuran, bentuk, dan letak ginjal yang abnormal atau terlahir dengan satu ginjal saja.
  • Terlahir dengan prematur atau berat lahir rendah.
  • Penyakit kronik, seperti lupus, diabetes, dan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
  • Penyumbatan di saluran kemih yang bersifat kronik, misalnya adanya batu di saluran kemih atau akibat infeksi saluran kemih yang terjadi berulang kali.
  • Penyakit ginjal polikistik, sindrom nefritis dan sindrom nefrotik yang tidak diterapi segera dan adekuat atau memadai

Untuk mendiagnosis penyakit ginjal pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti tes urin, tes darah, tes radiologi, hingga biopsi ginjal.

Gejala Penyakit Ginjal pada Anak

Pada tahap awal, penyakit ginjal pada anak sering kali tidak terlihat dan tidak menunjukkan gejala. Gejala baru mulai muncul ketika fungsi ginjal sudah mulai menurun atau rusak. Ketika ginjal sudah mengalami gangguan, anak dapat menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • Bengkak di bagian wajah, tangan, dan kaki
  • Tidak nafsu makan
  • Sering muntah
  • Kencing berdarah
  • Sering mengalami sakit kepala
  • Sesak napas
  • Tumbuh kembang anak terhambat
  • Kelelahan dan tampak pucat
  • Tampak kesakitan atau rewel setiap buang air kecil
  • Demam
  • Frekuensi buang air kecil menjadi lebih jarang

Penanganan dan Pencegahan Penyakit Ginjal pada Anak

Penanganan penyakit ginjal pada anak tergantung penyebab yang mendasarinya. Apabila kondisi tersebut disebabkan oleh tekanan darah tinggi, dokter akan memberikan pengobatan untuk mengontrol tekanan darah.

Jika disebabkan kondisi cacat lahir, dokter akan melakukan tindakan medis sesuai dengan kondisi ginjal tersebut. Namun, jika disebabkan oleh infeksi, misalnya infeksi bakteri, dokter akan mengatasi infeksi yang menyebabkan penyakit ginjal dengan antibotik.

Penanganan yang dilakukan sejak dini dapat mencegah terjadinya kerusakan ginjal permanen pada anak sehingga tidak masuk ke dalam penyakit ginjal kronik. Jika anak sudah mengalami penyakit ginjal kronik, dokter akan memberikan penanganan meliputi:

  • Obat-obatan yang sesuai dengan penyebab dan gejalanya
  • Asupan nutrisi yang sesuai stadium penyakit ginjal
  • Terapi pengganti ginjal, seperti hemodialisis (cuci darah), dialisis peritoneal dan transplantasi ginjal

Itu dia penjelasan mengenai penyakit ginjal pada anak. Jika ingin mencari informasi mengenai kesehatan ginjal lainnya, Anda bisa membaca artikel di website IKCC.

Referensi:

[1.] Douglas M.S. Growth and nutrition in pediatric chronic kidney disease. Frontiers in Pediatrics [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30155452/

[2.] Eileen C, Prasad D. Pediatric acute kidney injury: prevalence, impact and management challenges. International Journal of Nephrology and Renovascular [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28435306/

[3.] Laura Y. Z, Alson P. S, Jeffrey M. S, Robert O.W, and Manish A. Environmental exposures and pediatric kidney function and disease: a systematic review. Environmental Research [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16th] Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5821495/

[4.] American Academy of Pediatrics. Healthy Children. Chronic kidney disease in children [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16]. Available from: https://publications.aap.org/pediatricsinreview/article-abstract/35/1/16/32569/Chronic-Kidney-Disease-in-Children-and-Adolescents?redirectedFrom=fulltext

[5.] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hari ginjal sedunia suarakan pencegahan penyakit ginjal bagi wanita dan anak [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/hari-ginjal-sedunia-suarakan-pencegahan-penyakit-ginjal-bagi-wanita-dan-anak

[6.] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali gangguan ginjal pada anak [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/kenali-gangguan-ginjal-pada-anak

[7.] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Waspada, anak-anak pun bisa terserang gagal ginjal [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/waspada-anak-anak-pun-bisa-terserang-gagal-ginjal

[8.] National Health Service UK (2019). Acute kidney injury [Internet]. 2019 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/acute-kidney-injury/

[9.] University of Rochster Medical Center. Kidney disease in children. 2019 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&Conten tID=P03111#:~:text=Chronic%20kidney%20disease%20gets%20worse,medicines%2C %20dialysis%2C%20or%20surgery.

[10.] Stanford Children’s Health. Overview of kidney disorders in children [Internet].
2019 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=overview-of-kidney-disorders-in-ch ildren-90-P08232

[11.] Shannon J. Kidney health and kidney disease basics. Healthline [Internet]. 2018
[cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.healthline.com/health/kidney-disease#:~:text=It%20occurs%20when%20yo ur%20kidneys,%2C%20nerve%20damage%2C%20and%20malnutrition.

[12.] Bree N. Acute kidney failure. Healthline [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.healthline.com/health/acute-kidney-failure

[13.] Nemours, KidsHealth. Kidney diseases in childhood [Internet]. 2020 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://kidshealth.org/en/parents/kidney-diseases-childhood.html

[14.] WebMD. Acute kidney failure [Internet]. 2020 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-acute-kidney-failure

Perawatan Akses Vaskuler: Tips untuk Menjaga Akses Vaskuler

Akses vaskuler adalah jalur masuk yang dibuat di dalam tubuh untuk memungkinkan penyaluran darah atau cairan lainnya ke dalam pembuluh darah. Akses vaskuler sering digunakan pada pasien yang menjalani hemodialisis.

Berikut adalah beberapa tips perawatan akses vaskuler:

1. Jaga Kebersihan

Pastikan selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh akses vaskuler. Kebersihan yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi. Gunakan air bersih dan sabun anti-bakteri, dan keringkan tangan dengan handuk bersih atau tissue. Jangan lupa membilas dan membersihkan akses vaskuler dengan cairan antiseptik.

2. Hindari Tekanan Berlebih

Hindari menggunakan pakaian atau aksesoris yang dapat memberikan tekanan pada akses vaskuler. Hal ini bertujuan untuk menurunkan risiko cedera atau penyumbatan pada akses vaskuler. Jaga agar akses vaskuler tetap terlindungi dan terhindar dari benturan atau tekanan berlebih.

3. Jaga Kesehatan Kulit Sekitar Akses Vaskuler

Periksa kulit di sekitar akses vaskuler secara teratur. Pastikan tidak ada tanda-tanda kemerahan, pembengkakan, atau luka yang mengindikasikan infeksi atau masalah lainnya. Jika muncul tanda-tanda tersebut, segera periksakan ke dokter.

4. Lindungi dari Infeksi

Jaga agar akses vaskuler tetap steril dan terlindungi dari infeksi. Hindari menyentuh akses vaskuler dengan tangan yang kotor atau benda-benda yang tidak steril. Selalu gunakan sarung tangan bersih saat merawat akses vaskuler, terutama jika melakukan perawatan sendiri di rumah.

5. Perhatikan Gejala yang Mencurigakan

Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri, bengkak, atau perubahan warna pada akses vaskuler, segera hubungi dokter Anda. Gejala-gejala tersebut dapat menunjukkan adanya masalah pada akses vaskuler yang memerlukan perhatian medis segera.

Itulah beberapa tips perawatan akses vaskuler yang dapat membantu menjaga akses vaskuler Anda tetap sehat. Penting untuk diingat bahwa perawatan akses vaskuler harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk medis.

Referensi:

1. Hemodialysis access. [Internet]. [cited 2024 February 24th ]. Available from: https://www.kidney.org/atoz/content/hemoaccess#caring-your-access.

2. Jill R. Caring for a patient’s vascular access for hemodialysis. Nursing Management (Springhouse). 2010;41(10):47.

3. van Loon M. How to improve vascular access care. Contrib Nephrol. 2015:184:222-33.

Takaran Minum pada Penyakit Ginjal

Tahukah Anda bahwa sebagian besar tubuh kita terdiri dari cairan?Jadi jumlah cairan yang ada di dalam tubuh kita sebanyak 60% dari berat badan. Orang Indonesia rata-rata mempunyai berat badan 70 kg sehingga jumlah cairan di dalam tubuhnya sekitar 42 liter. Cairan di dalam tubuh akan hilang secara rutin dalam bentuk urin, keringat, dan juga uap dari pernafasan. Oleh karena itu, kita harus menggantikan cairan yang hilang tersebut sebanyak kurang lebih 8 gelas air sehari. 

Lalu bagaimana dengan penderita penyakit ginjal?Berapa banyak cairan yang harus mereka gantikan, mengingat fungsi ginjal yang sudah mulai menurun untuk mengeluarkan cairan atau urin dari dalam tubuh. Berdasarkan rekomendasi dari The National Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiatives (NKF-KDOQI), penderita penyakit ginjal tetap diperbolehkan konsumsi cairan, yang tentunya disesuaikan dengan derajat beratnya penyakit ginjal dan jumlah urin yang diproduksi. Penyakit ginjal kronik (PGK) dibagi menjadi 5 stadium berdasarkan aliran darah ke ginjal, dimana pada stadium 5 penderita harus menjalani cuci darah. Jumlah cairan yang dikonsumsi pada penderita ginjal yang tidak cuci darah tidak dibatasi. Sedangkan untuk penderita ginjal yang sudah menjalani cuci darah jumlah cairan yang masuk sebanyak 1000 mL ditambah dengan jumlah urin yang dihasilkan. 

 

Referensi

  1. Druml W, Cano N, teplan V. Nutritional support in renal disease. Basic Clinical Nutrition Fourth Edition. 2011. 
  2. Wenzel UO, Hebert LA, Stahl RAK, Krenz I. My Doctor Said I Should Drink a Lot! Recommendations for Fluid Intake in Patients with Chronic Kidney Disease. Clin J Am Soc Nephrol 2006;1:344 –6. 
  3. KDOQI clinical practice guidelines for nutrition in chronic kidney disease: 2019 update. [Internet]. [cited 2019 December 23rd]. Available from: https://www.kidney.org/professionals/kdoqi-guidelines-commentary-nutrition. 

Minum Obat Nyeri, Amankah untuk Pasien Gagal Ginjal?

Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, baik yang membutuhkan cuci darah rutin ataupun yang belum membutuhkannya, seringkali mengalami gangguan berupa rasa nyeri. Menurut sebuah penelitian, diperkirakan sebanyak 58% pasien gangguan fungsi ginjal mengalami gejala nyeri, dan sebanyak 49% nya mengalami gejala nyeri sedang sampai berat.

Untuk mengurangi nyeri, yang pertama terlintas di pikiran kita adalah minum obat untuk mengurangi nyeri, misalnya parasetamol, dan lain-lain. Tapi amankah minum obat nyeri bagi pasien-pasien dengan gangguan fungsi ginjal? 

Pertama, perlu kita ketahui bahwa ada berbagai macam obat nyeri dengan profil yang berbeda-beda. Kita akan bahas secara singkat mana obat nyeri yang sebaiknya dihindari oleh pasien gangguan fungsi ginjal dan mana yang relatif aman.

Obat nyeri yang sebaiknya dihindari oleh pasien dengan gangguan fungsi ginjal adalah: Obat golongan NSAID. Obat golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drug) contohnya antara lain: ibuprofen, ketoprofen, meloxicam, piroxicam, dan diclofenac. Mengapa obat golongan NSAID sebaiknya dihindari oleh pasien gangguan fungsi ginjal? Karena obat golongan ini berpotensi menimbulkan efek samping nyeri dan perdarahan lambung. Pada pasien gangguan fungsi ginjal, mekanisme pertahanan lambung tidak sebaik pada individu sehat, maka risiko pasien gangguan fungsi ginjal untuk mengalami efek samping nyeri dan perdarahan lambung akibat penggunaan obat NSAID, akan meningkat.

Obat nyeri yang relatif aman untuk dikonsumsi oleh pasien dengan gangguan fungsi ginjal adalah paracetamol. Paracetamol memiliki keunikan karena dikeluarkan dari tubuh sebagian besar melalui hati dan hanya sedikit melalui ginjal. Dengan demikian, obat ini relatif aman digunakan meskipun pasien memiliki gangguan fungsi ginjal, asalkan fungsi hatinya masih baik.

Lebih penting dari pemilihan obat nyeri pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, adalah mengetahui penyebab nyeri itu dari mana serta konsultasi ke dokter untuk mengobati penyebab nyeri nya. Karena, nyeri yang kita alami mungkin saja merupakan gejala dari penyakit yang belum kita ketahui. Jadi, sedapat mungkin hindari minum obat nyeri tanpa resep dokter atau sebelum mengetahui penyebab dari nyeri yang kita alami. Salam sehat untuk kita semua.

Daftar Pustaka:

Davison SN. Clinical Pharmacology Considerations in Pain Management in Patients with Advanced Kidney Failure. Clin J Am Soc Nephrol. 2019 Jun 7;14(6):917-931. doi: 10.2215/CJN.05180418. Epub 2019 Mar 4.

Sumber Gambar: 

http://www.kalbemed.com/News-Events/News/Read-News-Article/ArtMID/451/ArticleID/733/Hyaluronic-Acid-Single-injection-untuk-Sakit-Sendi-akibat-Osteoartritis

Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC