Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

11 Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Agar Tetap Sehat

Gigi dan mulut merupakan salah satu organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Jika kesehatan gigi dan mulut tidak dijaga, risiko terhadap penyakit atau masalah kesehatan lainnya akan meningkat. Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut? Simak tipsnya disini.

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Berikut ini adalah beberapa cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bisa Anda lakukan:

  1. Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis

Membatasi konsumsi makanan dan minuman manis dapat mencegah gigi berlubang. Alasannya, makanan dan minuman manis mengandung gula, yang akan digunakan oleh bakteri dalam mulut untuk membentuk asam, yang akan merusak gigi. Jika dibiarkan, maka akan menyebabkan gigi keropos dan berlubang. Contoh makanan dan minuman yang harus dibatasi antara lain biskuit, kue, roti, minuman manis, berenergi dan bersoda.

  1. Pilih sikat gigi yang tepat

Saat memilih sikat gigi, pilihlah bulu sikat yang lembut sehingga nyaman digunakan dan lebih aman untuk gusi. Selain itu, pastikan bulu sikat gigi memiliki ujung yang kecil membulat. Jika sudah 3 bulan digunakan, sebaiknya Anda mengganti sikat gigi tersebut.

Anda juga harus memperhatikan cara menyikat gigi, karena hal ini juga menentukan kesehatan gigi dan mulut. Disarankan untuk menggosok gigi dengan gerakan memutar dan tidak terlalu menekan gigi. Anda disarankan juga untuk menggosok gigi dan lidah secara keseluruhan selama 2 menit.

  1. Melakukan flossing

Setelah menggosok gigi, Anda juga bisa menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan melakukan flossing. Flossing adalah membersihkan gigi menggunakan benang gigi yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Flossing perlu dilakukan setiap sehari sekali, agar gigi dan mulut terjaga kebersihannya.

Cara melakukan flossing, adalah gunakan benang gigi dengan melilitkan salah satu ujung benang menggunakan benang di jari telunjuk tangan kanan dan ujung benang lain di jari telunjuk tangan kiri. Kemudian, jepit kedua ujung benang dengan jari telunjuk dan ibu jari dan biarkan benang tetap tegang, lalu bersihkan sela gigi satu per satu dengan benang tersebut.

  1. Gunakan obat kumur

Kesehatan gigi dan mulut semakin terjaga dengan menggunakan obat kumur setelah makan atau sebelum tidur malam. Hal ini dikarenakan obat kumur bisa membersihkan area gigi dan mulut yang tidak terjangkau oleh sikat gigi atau flossing. Tidak hanya itu, obat kumur juga bisa mengurangi risiko gigi dan mulut terkena gangguan lain seperti gigi kuning, bau mulut, radang gusi dan plak gigi.

Cara berkumur dengan benar, sikatlah gigi Anda terlebih dahulu agar tidak menghambat kerja bahan aktif dalam obat kumur. Setelah itu, tuangkan obat kumur ke dalam tutup botol obat kumur. Berkumurlah selama 1 menit dan keluarkan dari mulut.

  1. Melakukan oil pulling

Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selanjutnya adalah melakukan oil pulling. Cara ini bisa mengurangi penumpukan plak gigi dan pertumbuhan bakteri di dalam mulut. Caranya, gunakan 1 sendok makan minyak kelapa maupun wijen dan berkumurlah dengan minyak tersebut selama 15-20 menit. Kemudian bilas mulut dengan air bersih dan sikat gigi Anda seperti biasa.

  1. Hentikan kebiasaan merokok

Kandungan tar dan nikotin di dalam rokok bisa membuat gigi rapuh, mudah patah dan ada perubahan warna. Kerugian lainnya, merokok juga meningkatkan risiko terkena kanker mulut. Karena itu, penting sekali untuk menghentikan kebiasaan merokok.

  1. Berhenti mengonsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol terlalu sering dapat menyebabkan mulut menjadi kering. Tidak hanya itu, orang yang ketergantungan alkohol juga lebih rentan mengalami kerusakan gigi karena memicu perkembangbiakan bakteri di mulut dan penumpukan plak gigi. Hal ini menyebabkan risiko gigi berlubang dan ompong secara permanen.

  1. Mengunyah permen karet yang bebas gula.

Ternyata mengunyah permen karet bebas gula bisa meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Alasannya, mengunya permen karet bebas gula membantu meningkatkan produksi air liur dalam mulut. Air liur bermanfaat untuk menetralkan dan menghilangkan asam yang dihasilkan saat bakteri dalam plak gigi mengurai sisa-sisa makanan.

  1. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi

Mengonsumsi makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, protein hewani dan nabati bisa memberikan vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk kesehatan gigi dan mulut. Menurut Clinical Oral Investigations kandungan omega 3 dari ikan dan makanan laut memiliki sifat anti inflamasi yang bisa menurunkan risiko penyakit gusi.

  1. Batasi konsumsi makanan atau minuman yang manis dan asam

Mengonsumsi makanan manis mengandung gula bisa diubah menjadi asam oleh bakteri mulut sehingga menggerogoti enamel gigi. Sedangkan mengonsumsi makanan yang asam bisa meningkatkan risiko karies atau gigi berlubang. Karena itu, perlu sekali untuk membatasi mengonsumsi makanan atau minuman manis dan asam setiap harinya.

  1. Konsultasi ke dokter gigi secara rutin

Anda disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi lebih awal jika ada masalah pada gusi, gigi maupun rongga mulut.

Itu dia tips menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bisa Anda lakukan. Tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan tips yang sudah diinfokan tadi. Jangan lupa juga untuk mencari informasi kesehatan terkini di Website Sahabat KECC.

 

Referensi:

Bhatnagar D. M. (2021). Oral Health: A Gateway to Overall Health. Contemporary Clinical Dentistry, 12(3), pp. 211–212.

Centers for Disease Control and Prevention (2024). What Can Adults Do to Maintain Good Oral Health?

Better Health Channel Australia (2022). Teeth and Mouth Care.

U.S. Department of Health and Human Service. Office of Disease Prevention and Health (2022). Oral Health for Older Adults: Quick tips.

National Health Service UK (2022). Take care of your teeth and gums.Mayo Clinic (2021). Oral health: A Window to Your Overall Health.

Gunnars, K. Healthline (2024). Oil Pulling with Coconut Oil Can Transform Your Dental Health.

Whelan, C. Healthline (2022). The 9 Best Mouthwashes for Whitening, Cavities, Gums, Breath,

and More.

WebMD (2023). What is The Cost of a Deep Teeth Cleaning?

Frisbee, E. WebMD (2021). Choosing a Toothbrush: The Pros and Cons of Electric and Disposable.

Fakta Menarik Seputar Hepatitis yang Wajib Kamu Ketahui

Hepatitis adalah penyakit serius yang menyebabkan peradangan pada hati. Ada lima jenis utama hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Meskipun umumnya disebabkan oleh virus, penyakit ini juga bisa dipicu oleh konsumsi alkohol, obat-obatan, atau kondisi autoimun. Dalam beberapa kasus, hepatitis dapat berkembang menjadi kronis, yang berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang.

Sayangnya, banyak orang masih meremehkan bahaya hepatitis, yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami fakta-fakta tentang hepatitis sejak dini agar dapat mengambil langkah pencegahan dan penanganan yang tepat.

  1. Banyak yang Tidak Sadar Terinfeksi Hepatitis

Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi hepatitis. Hal ini disebabkan oleh gejala hepatitis yang sering kali tidak khas, sehingga sulit untuk dideteksi sejak dini. Gejala awal yang biasanya muncul termasuk demam, flu, nyeri otot, dan kelelahan. Namun, gejala lain yang lebih spesifik mungkin baru akan muncul setelah berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

  1. Hepatitis Tidak Selalu Menular Lewat Kebiasaan Berisiko

Sebagian besar orang mengetahui bahwa hepatitis ditularkan melalui perilaku berisiko, seperti hubungan seksual yang tidak aman, penggunaan obat-obatan terlarang, atau tindakan seperti menato tubuh. Namun, tidak semua virus hepatitis menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh. Beberapa jenis virus hepatitis dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk.

  1. Hepatitis Kadang Tidak Menunjukkan Gejala Apapun

Selain tidak memiliki gejala yang jelas, ada juga kondisi di mana hepatitis, terutama hepatitis B dan C, tidak menunjukkan gejala sama sekali. Sering kali, hepatitis B dan C baru terdeteksi setelah menyebabkan komplikasi serius seperti sirosis atau kanker hati.

  1. Tidak Semua Penderita Hepatitis Mengalami Penyakit Kuning

Ada anggapan bahwa semua penderita hepatitis akan mengalami penyakit kuning, namun ini tidak sepenuhnya benar. Pada kasus hepatitis A dan E, jika sistem kekebalan tubuh penderita cukup kuat, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan medis, dan penyakit kuning mungkin tidak muncul.

  1. Air dan Makanan Bisa Menjadi Media Penularan Hepatitis

Kebersihan yang buruk dapat meningkatkan risiko tertular hepatitis. Beberapa virus hepatitis dapat menyebar melalui jalur fecal-oral, seperti air minum dan makanan yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, selalu jaga kebersihan dan pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.

  1. Hepatitis Menyebabkan Kanker Hati

Hepatitis merupakan salah satu penyebab utama kanker hati, yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, merenggut lebih dari 1,3 juta nyawa setiap tahunnya. Hepatitis B dan C sering kali menjadi kronis dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kanker hati.

  1. Ibu Hamil Wajib Melakukan Tes Hepatitis

Penularan hepatitis B dari ibu ke bayi saat persalinan cukup umum terjadi. Banyak wanita hamil yang tidak melakukan tes hepatitis selama kehamilan, sehingga risiko penularan ke bayi meningkat. Untuk wanita yang sedang hamil atau berencana hamil, penting untuk melakukan tes hepatitis guna mencegah penularan ke bayi yang baru lahir.

  1. Vaksinasi Hepatitis Telah Tersedia

Seiring dengan kemajuan teknologi medis, vaksin untuk beberapa jenis hepatitis, terutama hepatitis A dan B, telah tersedia. Pastikan Kamu dan keluargamu mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi hepatitis. Memberikan imunisasi lengkap pada anak-anak juga sangat penting untuk melindungi mereka sejak dini.

Dengan memahami fakta-fakta ini, Kamu dapat lebih waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari hepatitis dan menurunkan risiko penularan penyakit ini.

 

Ditinjau oleh dr. Arina Heidyana

Jenis-jenis Vaksin Penting untuk Orang Dewasa dan Jadwalnya

Tidak hanya anak-anak yang memerlukan imunisasi; orang dewasa juga membutuhkan perlindungan dari berbagai penyakit melalui vaksinasi. Beberapa vaksin yang diberikan sejak kecil mungkin perlu diperbarui seiring bertambahnya usia. Ini karena efektivitas vaksin dapat berkurang seiring waktu, sehingga vaksinasi ulang menjadi penting. Berikut adalah jenis vaksin yang direkomendasikan untuk orang dewasa:

1. Vaksin Influenza

Vaksin influenza sangat dianjurkan bagi orang dewasa, terutama yang sering mengalami flu. Rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyebutkan vaksin ini sebaiknya diberikan setahun sekali mulai usia 19 tahun hingga lanjut usia.

2. Vaksin Human Papillomavirus (HPV)

Untuk mencegah kanker serviks dan penyakit akibat virus papillomavirus manusia, vaksin HPV dianjurkan. Wanita dari usia 19 hingga 55 tahun dan pria dari usia 19 hingga 26 tahun sebaiknya mendapatkan vaksin ini dalam tiga dosis.

3. Vaksin Cacar Air

Vaksin cacar air direkomendasikan bagi orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air atau belum pernah divaksinasi. Gejala cacar air pada dewasa biasanya lebih parah dibandingkan saat masa anak-anak.

Jadwal pemberian vaksin cacar air bisa sejak usia 19 hingga di atas 65 tahun. Untuk seseorang yang belum pernah menerima vaksin yang mengandung varicella VAR atau MMR sewaktu anak-anak, akan diberikan 2 dosis vaksin varisela dengan jarak 4-8 minggu.

Namun, jika sebelumnya pernah mendapatkan vaksin yang mengandung 1 dosis varicella, maka satu dosis lainnya akan diberikan dengan jarak minimal 4 minggu setelah dosis pertama.

4. Vaksin Hepatitis A

Untuk mencegah hepatitis A yang ditularkan melalui makanan atau minuman terkontaminasi, vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis dengan jarak enam bulan hingga satu tahun. Vaksin ini penting bagi mereka dengan penyakit liver kronis, terinfeksi HIV, atau yang bepergian ke negara dengan infeksi hepatitis A tinggi.

Berikut adalah beberapa kondisi yang memerlukan vaksinasi hepatitis A:

  • Menderita penyakit liver kronis
  • Terinfeksi HIV
  • Pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria
  • Penggunaan narkoba melalui suntikan atau metode lain
  • Bekerja di laboratorium penelitian dengan virus hepatitis A atau dengan primata yang terinfeksi virus tersebut
  • Berpergian ke negara-negara dengan tingkat infeksi hepatitis A yang tinggi atau sedang
  • Kontak erat dengan penderita hepatitis kronis

Vaksin hepatitis A untuk orang dewasa dapat diberikan mulai usia 19 tahun hingga di atas 65 tahun, dengan dua dosis yang diberikan dengan interval 6 bulan hingga 1 tahun.

5. Vaksin Hepatitis B

Hepatitis B, penyakit liver yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh, bisa dicegah dengan vaksin. Pemberian vaksin bisa dimulai sejak usia 19 tahun hingga 65 tahun ke atas. Biasanya, vaksin ini akan diberikan sebanyak 3 dosis, yaitu pada bulan ke-0, ke-1, dan ke-6.

6. Vaksin Tifoid

Vaksin tifoid melindungi dari demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Biasanya diberikan mulai usia 19 tahun hingga 65 tahun ke atas, dengan satu dosis yang bertahan selama 3 tahun.

7. Vaksin Pneumokokus (PCV)

Melindungi dari pneumonia, vaksin pneumokokus sangat disarankan untuk individu berusia di atas 60 tahun atau dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

8. Vaksin Meningitis

Vaksin meningitis penting untuk mencegah infeksi meningitis, terutama jika berencana melakukan perjalanan ke negara dengan risiko tinggi meningitis, seperti saat ibadah haji atau umrah.

Jika kamu berencana bepergian ke negara dengan risiko tinggi atau wabah meningokokus, sangat dianjurkan untuk mendapatkan 1 dosis vaksin MenACWY (Menactra atau Menveo), dengan vaksinasi ulang setiap 5 tahun jika risiko paparan meningitis tetap ada.

9. Vaksin Demam Kuning

Vaksin ini melindungi dari demam kuning, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan umum di beberapa negara Amerika dan Afrika. Meski tidak ada kasus demam kuning di Indonesia, vaksin ini wajib bagi yang akan bepergian ke negara-negara tersebut.

10. Vaksin Difteri dan Tetanus

Bagi yang belum pernah menerima imunisasi tetanus dan difteri saat kecil, vaksin ini penting untuk melindungi dari dua penyakit yang dapat berbahaya ini. Perbedaan antara vaksin difteri dan tetanus yang diberikan untuk anak dan orang dewasa adalah besar dosis yang diberikan. Vaksin ini juga harus diberikan setiap 10 tahun.

11. Vaksin Japanese Encephalitis (JE)

Vaksin JE diperlukan untuk mencegah radang otak yang disebabkan oleh virus JE, terutama bagi mereka yang tinggal atau sering bepergian ke daerah endemik.

12. Vaksin Herpes Zoster

Herpes zoster atau cacar api disebabkan oleh virus yang sama dengan penyebab cacar air. Vaksin herpes zoster bisa diberikan sebanyak 1 dosis untuk orang dewasa usia 50 hingga 65 tahun ke atas.

13. Vaksin Campak (MR)

Vaksin MR bisa diberikan pada orang dewasa yang belum pernah mendapat vaksinasi lengkap saat kecil, untuk melindungi dari campak dan rubella.

Pemberian vaksin MR pada orang dewasa biasanya tidak diwajibkan, terutama jika sudah mendapatkan vaksinasi lengkap saat masih anak-anak. Namun, jika tidak yakin pernah mendapatkannya saat kecil, tidak ada salahnya untuk menerima vaksin campak saat dewasa.

Pada umumnya, jadwal vaksin campak bagi orang dewasa dimulai dari usia 19 hingga 26 tahun, dengan pemberian 1 atau 2 dosis dengan jeda minimal 28 hari antara dosis.

14. Vaksin Rabies

Vaksin ini diperlukan bagi orang dewasa yang berisiko tinggi terpapar rabies, seperti dokter hewan atau petugas kesehatan yang menangani kasus rabies.

Terdapat dua tipe vaksin rabies, yaitu Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP) yang diberikan sebelum seseorang terkena paparan virus rabies, dan Profilaksis Pasca Pajanan (PEP) yang diberikan untuk mencegah rabies setelah seseorang terpapar virus tersebut.

15. Vaksin COVID-19

Sejak 2021, vaksin COVID-19 wajib untuk melindungi dari virus corona. Dua dosis vaksin dengan jarak 14 hingga 28 hari diikuti dengan booster enam bulan setelahnya.

16. Vaksin BCG

Meski vaksin BCG biasanya diberikan pada bayi, orang dewasa yang berisiko tinggi tertular tuberkulosis mungkin memerlukan vaksinasi ulang untuk melindungi diri dari penyakit paru ini.

Vaksinasi menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya. Pastikan kamu mendapatkan vaksinasi yang diperlukan, terutama jika belum pernah menerimanya saat kecil atau berencana bepergian ke daerah endemik.

Jika muncul efek samping setelah vaksinasi, konsultasikan segera dengan dokter melalui layanan kesehatan online atau buat janji untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

Ditinjau Oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan

Sering Disamakan, Tipes dan Tifus Ternyata Berbeda. Ini Penjelasannya!

Sekilas terlihat serupa, banyak orang yang salah mengira bahwa tipes dan tifus adalah penyakit yang sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang penting untuk dipahami. Mari pelajari perbedaan tipes dan tifus agar kamu tidak salah kaprah!

Jika kamu mengalami demam yang disertai rasa lelah dan gangguan pencernaan, segeralah periksakan diri ke dokter. Kondisi ini mungkin merupakan gejala penyakit tipes.

Meskipun tipes cukup umum, banyak orang masih sering keliru menganggap tipes dan tifus sebagai penyakit yang sama. Keduanya memang tampak serupa, tetapi sebenarnya disebabkan oleh bakteri yang berbeda dan memiliki cara penularan yang berbeda pula.

Jadi, apa sebenarnya perbedaan antara tipes dan tifus? Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahuinya!

Kenali Perbedaannya Tipes dan Tifus

Banyak orang yang sering keliru menganggap penyakit tipes dan tifus sebagai hal yang sama. Padahal, keduanya adalah kondisi kesehatan yang berbeda. Inilah perbedaan utama antara penyakit tipes dan tifus yang perlu Kamu ketahui!

Apabila Kamu mengalami demam, tubuh terasa lelah, serta masalah pencernaan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Gejala-gejala ini bisa jadi tanda dari penyakit tipes. Meski demikian, banyak yang masih menganggap tipes dan tifus sebagai penyakit yang sama. Namun, kenyataannya, kedua penyakit ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Penyebab Tipes dan Tifus

Meskipun sama-sama disebabkan oleh infeksi bakteri, tipes dan tifus memiliki penyebab yang berbeda. Penyakit tipes atau demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menginfeksi saluran pencernaan. Bakteri ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan feses atau urine dari orang yang terinfeksi, terutama jika kebersihan tangan tidak dijaga dengan baik setelah dari toilet. Selain itu, tipes juga dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi, terutama makanan yang tidak dimasak dengan benar.

Di sisi lain, tifus disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Kutu ini biasanya berasal dari tikus atau kucing yang telah terinfeksi bakteri tersebut. Ketika kutu yang terinfeksi menggigit manusia, bakteri dapat masuk ke tubuh melalui luka gigitan atau kulit yang rusak.

Gejala Tipes dan Tifus

Gejala kedua penyakit ini sering kali mirip, namun ada beberapa perbedaan yang dapat diperhatikan.

  • Gejala Tipes: Gejala tipes umumnya muncul setelah masa inkubasi bakteri selama 1 hingga 2 minggu. Gejala yang paling umum termasuk demam tinggi yang meningkat setiap hari, sakit kepala, lelah, nyeri otot, sakit perut, diare atau sembelit, serta ruam kulit. Pada beberapa kasus, tipes juga bisa menyebabkan komplikasi serius seperti perut bengkak dan sepsis.
  • Gejala Tifus: Gejala tifus biasanya mulai terlihat beberapa hari hingga 2 minggu setelah terpapar kutu yang terinfeksi. Gejala yang muncul bisa berupa demam dan menggigil, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, batuk, serta ruam kulit yang sering muncul pada hari kelima infeksi.

Pengobatan dan Pencegahan

Meskipun memiliki perbedaan, baik tipes maupun tifus disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga keduanya dapat diobati dengan antibiotik. Berikut langkah-langkah pengobatan yang biasanya dilakukan:

  1. Minum Antibiotik: Jenis antibiotik yang diberikan tergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi. Dokter mungkin meresepkan antibiotik tunggal atau kombinasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
  2. Memenuhi Kebutuhan Cairan: Pasien tipes sangat disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan guna mencegah dehidrasi akibat demam dan diare. Pada kasus yang lebih parah, pemberian cairan melalui infus mungkin diperlukan.
  3. Vaksinasi Tifoid: Untuk mencegah penyakit tipes, vaksin tifoid sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan risiko tinggi. Vaksin ini dapat diberikan pada anak-anak mulai usia 2 tahun dan perlu diulang setiap 3 tahun.

Dengan memahami perbedaan antara tipes dan tifus serta cara pencegahannya, Kamu bisa lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan.

 

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Mengenal Lebih Dekat Tentang Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kondisi ini terjadi ketika tulang kehilangan kepadatan dan kekuatan, sehingga tulang menjadi lebih tipis dan keropos. Osteoporosis dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause dan pada orang yang usianya lebih tua. Berikut adalah artikel tentang penyakit osteoporosis yang berisi informasi tentang definisi, penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.

Penyebab Osteoporosis

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis antara lain:

  • Usia yang semakin tua
  • Jenis kelamin wanita
  • Menopause
  • Keturunan
  • Kekurangan kalsium dan vitamin D
  • Kekurangan hormon estrogen pada wanita
  • Kondisi medis tertentu, seperti hipertiroidisme, diabetes, dan penyakit ginjal
  • Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti kortikosteroid dan antikonvulsan
  • Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, dan kurang berolahraga

Gejala Osteoporosis

Osteoporosis sering disebut sebagai “silent disease” karena tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun, ketika tulang sudah sangat rapuh, maka dapat berakaibat patah tulang yang bisa menimbulkan gejala, antara lain:

  • Nyeri pada lokasi patah tulang
  • Punggung bungkuk
  • Kelainan bentuk tulang
  • Kecacatan

Lokasi patah tulang akibat osteoporosis paling sering terjadi pada pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang.

Pengobatan Osteoporosis

Tujuan pengobatan osteoporosis adalah untuk mencegah patah tulang dan memperbaiki kepadatan tulang. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D
  • Lengkapi asupan kalsium dan vitamin D dengan suplemen
  • Berolahraga secara teratur, terutama latihan beban
  • Menghindari merokok dan minum alkohol
  • Menghindari jatuh dan cedera
  • Menggunakan obat-obatan tertentu sesuai anjuran dokter, seperti bisfosfonat, teriparatid, dan denosumab

Pencegahannya Osteoporosis

Dalam rangka mencegah terjadinya osteoporosis, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kesehatan tulang, seperti :

  • Mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D
  • Berolahraga secara teratur, terutama latihan beban
  • Menghindari merokok dan minum alkohol
  • Menghindari jatuh dan cedera
  • Menggunakan alat bantu ketika diperlukan, seperti tongkat atau kursi roda

Dalam kesimpulannya, osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause dan pada orang yang usianya lebih tua. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis antara lain usia yang semakin tua, jenis kelamin wanita, menopause, keturunan, kekurangan kalsium dan vitamin D, kekurangan hormonestrogen pada wanita, kondisi medis tertentu, penggunaan obat-obatan tertentu, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Untuk mendiagnosis osteoporosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti tes densitometri tulang (DXA), tes darah, tes urin, dan pemeriksaan pencitraan. Tujuan pengobatan osteoporosis adalah untuk mencegah patah tulang dan memperbaiki kepadatan tulang. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D, berolahraga secara teratur, menghindari merokok dan minum alkohol, menghindari jatuh dan cedera, dan menggunakan obat-obatan tertentu.

 

Referensi :

Apa itu Osteoporosis? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya. Rumah Sakit Dengan
Pelayanan Berkualitas – Siloam hospitals. (n.d.). https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-osteoporosis

Keluarga, M. (n.d.). Mengenal osteoporosis: Gejala, Pencegahan, Dan Pengobatannya. Mitra Keluarga. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/osteoporosis-adalah krakatau_medika. (n.d.). Osteoporis, Gejala, Penyebab Dan Pencegahannya. RS Krakatau Medika. https://krakataumedika.com/info-media/artikel/osteoporis-gejala-penyebab-
dan-pencegahannya

Osteoporosis: Gejala, Penyebab, Dan Pengobatan. Hello Sehat. (2021, August 3). https://hellosehat.com/muskuloskeletal/osteoporosis/pengertian-osteoporosis/

Polusi Udara dan Risiko Jantung: Dampak dan Pencegahannya

Polusi udara dan risiko jantung adalah masalah serius di Jakarta, di mana tingkat polusi udara sangat tinggi. Partikel pencemar udara seperti logam berat dan karbon monoksida dapat masuk ke dalam tubuh dan memengaruhi kesehatan jantung. Artikel ini membahas dampak polusi udara terhadap kesehatan jantung dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri.

Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan Jantung

Polusi udara yang tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung. Partikel-partikel pencemar udara seperti logam berat, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), senyawa organik volatil (volatile organic compound/VOC), dan sulfur dioksida (SO2) dapat masuk ke dalam paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan inflamasi, stres oksidatif, dan kerusakan pada pembuluh darah.

Risiko Kesehatan Jantung akibat Polusi Udara

Dampak polusi udara terhadap kesehatan jantung meliputi:

  • Merusak dinding dalam pembuluh darah, sehingga mengeras dan menyempit.
  • Membatasi pergerakan pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah dan memberi beban lebih pada jantung.
  • Membuat darah yang menggumpal lebih mudah membeku.
  • Memengaruhi fungsi listrik normal pada jantung, sehingga menyebabkan irama jantung menjadi tidak teratur.
  • Menyebabkan perubahan kecil pada struktur jantung, seperti yang terlihat pada fase awal gagal jantung.

Tingkat Polusi Udara di Jakarta

Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi. Polusi udara di kota Jakarta disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk transportasi darat, pembangkit listrik, industri, dan pembakaran domestik. Partikel-partikel pencemar udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, pabrik, dan kegiatan domestik dapat mencemari udara di Jakarta.

Tingkat polusi udara yang tinggi di Jakarta menyebabkan kualitas udara menjadi buruk, dan hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan penduduk. Risiko penyakit jantung dan gangguan pernapasan meningkat akibat paparan polusi udara yang tinggi.

Langkah-langkah Melindungi Kesehatan Jantung dari Polusi Udara

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi kesehatan jantung dari dampak polusi udara, antara lain:

  1. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum atau kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda atau kendaraan listrik.
  2. Memastikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi baik dan mengikuti standar emisi yang ditetapkan.
  3. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan beralih ke energi terbarukan.
  4. Menanam pohon dan membuat taman di sekitar lingkungan untuk meningkatkan kualitas udara.
  5. Menggunakan teknologi pengendalian polusi di pabrik dan industri.
  6. Mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara.

Selain itu, kita juga dapat menjaga kesehatan jantung dengan menghindari paparan langsung terhadap polusi udara, menggunakan masker ketika udara buruk, menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaga gaya hidup sehat.

 

Referensi :
Ancaman Polusi Udara Terhadap Kesehatan Jantung. KlikDokter. (n.d.). https://www.klikdokter.com/info-sehat/jantung/ancaman-polusi-udara-terhadap-
kesehatan-jantung

Developer, Mediaindonesia. com. (n.d.). Polusi timbulkan Gangguan Kesehatan Jantung
Dan Otak. Berita Terkini Hari ini Indonesia dan Dunia – Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/609815/polusi-timbulkan-gangguan-kesehatan-
jantung-dan-otak

Tinggal di Perkotaan Ketahui Dulu Dampak pencemaran Udara Ini. Dampak Polusi Udara
Bagi Kesehatan | Prudential Indonesia. (n.d.). https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/tinggal-di-perkotaan-ketahui-dulu-
dampak-pencemaran-udara-ini/

Yasir, M. (2021). Pencemaran Udara Di Perkotaan Berdampak Bahaya Bagi Manusia, Hewan, Tumbuhan Dan Bangunan. https://doi.org/10.31219/osf.io/nc5rg

Ulkus Kaki Diabetik: Pencegahan, Gejala, dan Pengobatan

Beberapa gejala penyakit diabetes, seperti sirkulasi yang buruk dan gula darah tinggi, dapat menyebabkan timbulnya luka, terutama pada kaki Anda yang disebut sebagai ulkus kaki diabetik. Perawatan kaki yang tepat dapat membantu mencegah pembentukan luka. Ulkus kaki adalah komplikasi umum diabetes yang dapat ditangani melalui beberapa metode seperti diet, olahraga, dan pengobatan yang tepat. 

Ulkus kaki terbentuk akibat rusaknya jaringan kulit dan terbukanya lapisan di bawahnya. Penyakit ini paling umum terjadi di bawah jempol kaki dan telapak kaki, dan dapat lebih dalam hingga mencapai ke tulang. Semua penderita diabetes dapat mengalami ulkus kaki, namun perawatan kaki yang baik dapat membantu mencegahnya. Perawatan ulkus kaki diabetik bervariasi tergantung penyebabnya. Diskusikan masalah kaki apa pun dengan dokter Anda untuk memastikan hal tersebut bukan masalah serius, karena ulkus kaki yang terinfeksi dapat mengakibatkan amputasi jika diabaikan.

Mengenali gejala dan diagnosis

Salah satu tanda awal ulkus kaki adalah keluarnya cairan dari kaki yang mungkin menodai kaus kaki atau bocor ke dalam sepatu. Pembengkakan yang tidak biasa, iritasi, kemerahan, dan bau pada salah satu atau kedua kaki juga merupakan gejala awal yang umum. Tanda yang paling terlihat dari ulkus kaki yang serius adalah jaringan hitam (disebut eschar atau nekrotik atau ganggren) di sekitar ulkus. Hal ini terjadi karena tidak adanya aliran darah yang sehat ke area sekitar ulkus. 

Gangren (kematian jaringan akibat infeksi) dapat muncul di sekitar ulkus. Dalam hal ini, keluarnya cairan berbau, nyeri, dan mati rasa dapat terjadi. Tanda-tanda ulkus kaki tidak selalu terlihat jelas. Kadang-kadang, Anda bahkan tidak akan menunjukkan gejala sampai ulkus tersebut terinfeksi. Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda mulai melihat perubahan warna kulit, terutama jaringan yang menjadi hitam, atau merasakan nyeri di sekitar area yang tampak kapalan atau teriritasi.

Penyebab ulkus kaki diabetik

Ulkus pada penderita diabetes paling sering disebabkan oleh: sirkulasi darah yang buruk, gula darah tinggi (hiperglikemia) kerusakan saraf kaki yang teriritasi atau terluka. Sirkulasi darah yang buruk adalah suatu bentuk penyakit pembuluh darah di mana darah tidak mengalir ke kaki Anda secara efisien. Sirkulasi darah yang buruk juga dapat mempersulit penyembuhan ulkus. 

Kadar glukosa yang tinggi dapat memperlambat proses penyembuhan ulkus kaki yang terinfeksi, sehingga pengelolaan gula darah sangatlah penting. Penderita diabetes tipe 2 dan penyakit lainnya sering kali lebih sulit melawan infeksi akibat ulkus. Kerusakan saraf merupakan efek jangka panjang dan dapat menyebabkan hilangnya rasa pada kaki Anda. Saraf yang rusak bisa terasa geli dan nyeri. 

Kerusakan saraf mengurangi kepekaan terhadap nyeri kaki dan mengakibatkan luka tidak nyeri yang dapat menyebabkan ulkus. Ulkus dapat dikenali dari keluarnya cairan dari area yang terkena dan terkadang berupa benjolan nyata yang tidak selalu menimbulkan rasa sakit. 

Faktor Risiko Ulkus Kaki Diabetik

Semua penderita diabetes berisiko mengalami ulkus kaki, yang penyebabnya bisa bermacam-macam. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya ulkus kaki, antara lain: 

  • Sepatu yang ukurannya tidak pas atau berkualitas buruk, 
  • Kebersihan yang buruk (tidak mencuci secara teratur atau menyeluruh atau tidak mengeringkan kaki dengan baik setelah dicuci) 
  • Pemotongan kuku kaki yang tidak tepat, 
  • Konsumsi alkohol, 
  • Penyakit mata akibat diabetes, 
  • Penyakit jantung
  • Penyakit ginjal
  • Obesitas 
  • Merokok (menghambat sirkulasi darah) 
  • Ulkus kaki diabetik juga paling sering terjadi pada pria lanjut usia.

Mengobati ulkus kaki diabetik

Kurangi tekanan pada kaki Anda untuk mencegah rasa sakit akibat ulkus. Ini disebut off-loading, dan berguna untuk semua bentuk ulkus kaki diabetik. Tekanan saat berjalan dapat memperburuk infeksi dan meluasnya ulkus. Dokter Anda mungkin menyarankan untuk memakai alat tertentu untuk melindungi kaki Anda: sepatu yang dirancang untuk penderita diabetes, gips, penyangga kaki, pembungkus kompresi, sisipan sepatu untuk mencegah jagung dan kapalan. 

Dokter dapat mengobati ulkus kaki dengan debridemen, pengangkatan kulit mati atau benda asing yang mungkin ada di kaki Anda. menyebabkan ulkus tersebut. Infeksi adalah komplikasi serius dari ulkus kaki dan memerlukan pengobatan segera. Tidak semua infeksi diobati dengan cara yang sama. Jaringan di sekitar ulkus mungkin dikirim ke laboratorium untuk menentukan antibiotik mana yang dapat membantu. 

Jika dokter Anda mencurigai adanya infeksi serius, mereka mungkin akan melakukan rontgen untuk mencari tanda-tanda infeksi tulang. Infeksi ulkus kaki dapat dicegah dengan: merendam kaki, mendisinfeksi kulit di sekitar ulkus, menjaga ulkus tetap kering, sering mengganti balutan, perawatan enzim, balutan yang mengandung kalsium alginat untuk menghambat pertumbuhan bakteri. 

Obat-obatan

Dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik, antiplatelet, atau obat anti-pembekuan darah untuk mengobatinulkus Anda jika infeksi berlanjut bahkan setelah perawatan pencegahan atau antitekanan. Bicarakan dengan dokter Anda tentang kondisi kesehatan lain yang Anda miliki yang mungkin meningkatkan risiko infeksi bakteri berbahaya ini, termasuk HIV dan masalah hati. 

Prosedur bedah

Dokter Anda mungkin menyarankan Anda mencari bantuan bedah untuk ulkus Anda. Seorang ahli bedah dapat membantu mengurangi tekanan di sekitar ulkus Anda dengan tindakan bedah atau menghilangkan kelainan kaki seperti bunion atau hammertoes. Kemungkinan besar Anda tidak memerlukan operasi pada ulkus Anda. Namun, jika tidak ada pilihan pengobatan lain yang dapat membantu menyembuhkan ulkus Anda, pembedahan dapat mencegah ulkus Anda menjadi lebih buruk atau menyebabkan amputasi.

Pencegahan Ulkus Kaki

Menurut artikel ulasan tahun 2017 di New England Journal of Medicine, lebih dari separuh ulkus kaki diabetik terinfeksi. Sekitar 20 persen infeksi kaki sedang hingga berat pada penderita diabetes menyebabkan amputasi. Perawatan pencegahan sangat penting. Kelola glukosa darah Anda dengan cermat, karena peluang Anda terkena komplikasi diabetes tetap rendah ketika gula darah Anda stabil. Anda juga dapat membantu mencegah masalah kaki dengan: mencuci kaki setiap hari, memotong kuku kaki secukupnya, namun tidak terlalu pendek, menjaga kaki tetap kering dan lembap, mengganti kaus kaki, sering-sering mengunjungi ahli penyakit kaki untuk menghilangkan kalus, memakai sepatu yang pas. Ulkus kaki dapat muncul kembali setelah pengobatan. Jaringan parut dapat terinfeksi kembali jika area tersebut semakin parah, sehingga dokter mungkin menyarankan Anda memakai sepatu yang dirancang khusus untuk penderita diabetes untuk mencegah ulkus kembali.

Kapan harus ke dokter

Jika Anda mulai melihat daging menghitam di sekitar area yang mati rasa, segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan untuk ulkus kaki yang terinfeksi. Jika tidak diobati, infeksi ulkus dapat menyebar ke area lain di kaki Anda. Pada titik ini, ulkus seringkali hanya dapat diobati dengan pembedahan, amputasi, atau penggantian kulit yang hilang dengan pengganti kulit sintetis. 

Jika diketahui sejak dini, ulkus kaki dapat diobati. Segera temui dokter jika Anda mengalami luka di kaki, karena semakin lama Anda menunggu, kemungkinan infeksi akan meningkat. Infeksi yang tidak diobati mungkin memerlukan amputasi. Selagi ulkus Anda sembuh, menjauhlah dan ikuti rencana perawatan Anda. 

Ulkus kaki diabetik membutuhkan waktu beberapa minggu untuk sembuh. Ulkus mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh jika gula darah Anda tinggi dan tekanan terus-menerus diberikan pada ulkus. Tetap menjalani diet yang membantu Anda memenuhi target glikemik dan menghilangkan tekanan dari kaki Anda adalah cara paling efektif untuk menyembuhkan ulkus kaki Anda. Setelah ulkus sembuh, perawatan pencegahan yang konsisten akan membantu Anda menghentikan ulkus agar tidak kembali lagi.

 

Referensi:

  1. Griffith LM. Diabetic Ulcers: Causes and Treatment. Available from: https://www.healthline.com/health/diabetic-foot-pain-and-ulcers-causes-treatments

 

Gangguan Tulang pada Penyakit Ginjal Kronik: Dampak & Solusi

Pengaruh Penyakit Ginjal Kronik terhadap Kesehatan Tulang

Penyakit ginjal kronik (PGK) dapat menyebabkan gangguan tulang yang serius, dikenal sebagai Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD). Dalam tubuh yang sehat, jaringan tulang secara terus-menerus dibongkar dan dibentuk kembali. Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur keseimbangan mineral seperti kalsium dan fosfor serta mengaktifkan vitamin D, yang krusial untuk kesehatan tulang. Pada PGK, fungsi ginjal terganggu, menyebabkan kesulitan dalam mengeluarkan fosfor dan mengatur kadar kalsium, yang dapat mengakibatkan gangguan tulang dan membuat tulang menjadi rapuh. Jika kadar hormon paratiroid (PTH) tinggi, ini memperburuk kondisi tulang dengan menarik lebih banyak kalsium dari tulang.

Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD)

Penyakit tulang merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada PGK. Dahulu sebutan untuk penyakit tulang pada PGK adalah renal osteodystrophy, tetapi sekarang disebut dengan chronic kidney disease-mineral and bone disorder (CKD-MBD). CKD-MBD adalah gejala sistemik yang meliputi kelainan laboratorium seperti kadar PTH, kalsium, fosfor, dan vitamin D, serta kelainan tulang dan pengapuran pembuluh darah. Pengapuran terjadi karena penumpukan garam kalsium fosfat di pembuluh darah, yang bisa meningkatkan risiko kematian jika terjadi di arteri koroner.

Pemeriksaan dan Pengelolaan CKD-MBD

Pada pasien dengan PGK direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan kepadatan tulang secara rutin 3-6 bulan sekali. Untuk mendeteksi pengapuran pembuluh darah, pemeriksaan CT-scan dapat digunakan. Jika ditemukan kelainan, dapat diberikan terapi seperti kadar fosfor yang tinggi maka dapat diberikan obat-obatan pengikat fosfat atau kadar vitamin D yang rendah dapat diberikan suplementasi vitamin D yang dalam bentuk aktif atau disebut dengan kalsitriol. Selain dengan obat-obatan, CKD-MBD juga dapat dicegah dengan mangatur pola makan seperti membatasi makanan yang mengandung tinggi fosfat (daging ayam, seafood, produk susu, kacang-kacangan) dan juga olaharaga secara teratur. 

 

Referensi

  1. Fukagawa M, Komaba H. Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder in Asia. Kidney Dis 2017;3:1–7. 
  2. Mineral & Bone Disorder in Chronic Kidney Disease. [Internet]. 2015 [cited 2019 April 22] Available from: https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/mineral-bone-disord er. 
  3. Carla M. Chronic kidney disease-mineral and bone disorder: Guidelines for diagnosis, treatment, and management. Journal of the American Academy of Pas. 2016;29(7):21–9.

Mengungkap Mitos dan Fakta tentang Penyakit Jantung untuk Pemahaman yang Lebih Jelas

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Informasi mengenai penyakit jantung seringkali diwarnai dengan banyaknya desas-desus serta mitos yang tidak terbukti kebenarannya. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan informasi, penting bagi kita untuk mengetahui fakta-fakta yang ilmiah dan akurat mengenai penyakit jantung dan menjauhkan diri dari mitos. Berikut ini adalah 5 mitos terkait penyakit jantung dan apa fakta yang sebenarnya di balik mitos tersebut!

1. Mitos: Serangan Jantung Tidak Mungkin Dialami Orang yang Masih Muda

Dahulu, serangan jantung dipercaya hanya dialami oleh lansia. Namun, kini serangan jantung dapat dialami oleh 1 dari 5 orang yang berusia kurang dari 40 tahun, bahkan di usia 20-30 tahun. Hal ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup di usia muda yang kerap kali kurang memperhatikan kesehatan jantung, antara lain memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol dalam jumlah yang berlebih, tidak berolahraga secara rutin dan tidak mengatur pola makan sehingga memiliki berat badan yang berlebih, serta adanya penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes yang telah diderita sejak usia muda, namun tidak terkontrol dengan baik. Faktanya, faktor gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko utama terjadinya serangan jantung.1

2. Mitos: Serangan Jantung Hanya Disebabkan oleh Faktor Keturunan

Memiliki keluarga dengan riwayat serangan jantung dan bertambahnya usia memang benar dapat meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung. Namun, faktor keturunan hanyalah salah satu faktor risiko serangan jantung di antara berbagai faktor risiko lainnya, yang justru umumnya dapat kita kendalikan. Beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan antara lain berat badan berlebih, kurang berolahraga, diet tinggi lemak jenuh, kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebih, serta adanya penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes melitus. Dengan membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol penyakit penyerta secara konsisten, maka niscaya risiko serangan jantung dapat diturunkan.

3. Mitos: Nyeri Dada Pasti Penyebabnya Serangan Jantung

Nyeri dada memang merupakan salah satu gejala utama serangan jantung, dengan karakteristik nyeri seperti tertekan atau tertindih benda berat, nyeri dada yang menjalar ke rahang, punggung, atau lengan kiri, atau bahkan ulu hati, dan dapat disertai dengan keringat dingin dan sesak. Namun, tidak semua nyeri dada yang dialami pasti disebabkan oleh serangan jantung. Beberapa contohnya, nyeri dada yang terasa di bagian tengah dada dan seperti terbakar, umumnya dirasakan setelah makan, dapat berkaitan dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), yang merupakan masalah pencernaan. Contoh lainnya adalah nyeri dada yang dirasakan setelah beraktivitas berat yang dipicu oleh pergerakan tertentu, umumnya disebabkan oleh nyeri otot. Nyeri dada yang disertai batuk berdahak, demam, dan dapat diperberat ketika bernapas dapat berkaitan dengan infeksi paru-paru atau selaputnya. Oleh karena itu, bila Anda mengalami nyeri dada yang belum diketahui sebabnya, sebaiknya konsultasikanlah ke Dokter!

4. Mitos: Serangan Jantung Sama Saja dengan Gangguan Irama Jantung dan Gagal Jantung

Penyakit jantung seringkali dikaitkan dengan serangan jantung, suatu kondisi di mana terjadi gangguan aliran darah pada pembuluh darah jantung, menyebabkan otot jantung mengalami kerusakan karena kekurangan oksigen yang menimbulkan gejala nyeri dada yang khas.4 Padahal, penyakit jantung tidak hanya serangan jantung saja, tetapi juga ada gangguan irama jantung dan gagal jantung. Gangguan irama jantung dikenal dengan istilah aritmia, di mana detak jantung seseorang bisa terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak teratur. Gangguan irama ini dapat menyebabkan henti jantung hingga kematian.5 Sementara itu, gagal jantung merupakan kondisi di mana jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga dapat terjadi gejala sesak dan penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh, menyebabkan edema paru-paru ataupun bengkak pada kedua kaki.6 Faktanya, gaya hidup yang kurang sehat tidak hanya bisa meningkatkan risiko serangan jantung saja, tetapi juga gangguan irama jantung dan gagal jantung.5-6 Maka, senantiasa terapkanlah gaya hidup sehat!

5. Mitos: Sebagai Seorang Perokok, Sudah Terlambat untuk Berhenti Merokok karena Risiko Penyakit Jantung Sudah Tidak Bisa Dikendalikan Lagi

Faktanya, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Tidak peduli seberapa banyak atau seberapa lama Anda telah merokok, berhenti merokok dapat bermanfaat untuk kesehatan Anda. Jika Anda telah mengalami serangan jantung, berhenti merokok menurunkan risiko serangan jantung berikutnya dan kematian karena penyakit jantung. Bagi Anda yang belum pernah mengalami serangan jantung, berhenti merokok dapat menurunkan risiko kejadian menyempitnya pembuluh darah karena aterosklerosis sehingga juga menurunkan risiko Anda untuk mengalami serangan jantung, secara bertahap ketika Anda memutuskan untuk berhenti merokok.7

Kesimpulan

Terdapat berbagai jenis penyakit jantung, antara lain serangan jantung, gangguan irama jantung, dan gagal jantung. Mayoritas penyakit jantung disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat, dan sebaliknya risiko penyakit jantung dapat diturunkan dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga, mengatur diet, menurunkan berat badan, berhenti merokok dan minum alkohol, serta mengontrol penyakit penyerta yang diderita seperti hipertensi dan diabetes.

 

Referensi:

  1. Cardiometabolic Institute. What’s behind the rise in heart attacks among young people? [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.cminj.com/blog/whats-behind-the-rise-in-heart-attacks-among-young-people
  2. NHS. Cardiovascular disease [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhs.uk/conditions/cardiovascular-disease/
  3. NHS. Chest pain [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhs.uk/conditions/chest-pain/
  4. Mayo Clinic. Heart attack [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-attack/symptoms-causes/syc-20373106
  5. Mayo Clinic. Heart arrhythmia [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-arrhythmia/symptoms-causes/syc-20350668
  6. Mayo Clinic. Heart failure [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-failure/symptoms-causes/syc-20373142#:~:text=Heart%20failure-,Heart%20failure%20occurs%20when%20the%20heart%20muscle%20doesn’t%20pump,of%20the%20legs%20and%20feet.
  7. NIH. Benefits of quitting smoking [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhlbi.nih.gov/health/heart/smoking/benefits-to-quit#:~:text=In%20many%20studies%2C%20quitting%20smoking,keeps%20getting%20lower%20over%20time.

 

Mengenal Aritmia dan Menjaga Kesehatan Jantung: Rahasia di Balik Detak Jantung

Aritmia, atau gangguan irama jantung, adalah salah satu jenis penyakit jantung yang sering kali kurang dipahami. Meskipun serangan jantung lebih dikenal, aritmia juga bisa menyebabkan masalah kesehatan serius seperti jantung berdebar, nyeri dada, sesak napas, pingsan mendadak, bahkan kematian. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang apa itu aritmia dan bagaimana dampaknya pada kesehatan jantung Anda.

Apa Itu Gangguan Irama Jantung?

Aritmia secara sederhana adalah gangguan irama jantung. Kelainan irama jantung ini dapat berupa irama jantung yang terlalu cepat, dikenal dengan istilah takikardia, atau berupa irama jantung yang terlalu lambat, dikenal dengan istilah bradikardia. Bentuk lain dari aritmia adalah irama jantung yang tidak teratur atau tidak konsisten. Detak jantung memang dapat menjadi lebih cepat atau lebih lambat dalam kondisi tertentu. Sebagai contoh, detak jentung menjadi lebih cepat ketika berolahraga, dan menjadi lebih lambat ketika tidur. Hal ini adalah hal yang wajar dan tidak termasuk aritmia. Namun, ketika denyut jantung menjadi lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur tanpa pencetus atau penyebab yang jelas, hal itulah yang perlu Anda waspadai sebagai suatu kelainan irama jantung.

Penyebab Umum dari Aritmia Jantung

Irama jantung bergantung pada aktivitas listrik dari jantung itu sendiri. Dalam kondisi normal, terdapat sel pacu jantung di salah satu ruangan dari jantung yaitu atrium kanan yang memunculkan aktivitas listrik yang akan dihantarkan ke keseluruhan jantung. Namun, dalam kondisi aritmia, bisa terdapat gangguan pada sel pacu jantung atau hantaran aktivitas listrik di jantung, diikuti dengan kemunculan aktivitas listrik lain yang tidak normal dari bagian jantung lainnya, memunculkan suatu irama jantung yang abnormal. Mengapa hal ini dapat terjadi? Risiko aritmia meningkat seiring terjadinya pertambahan usia dan beberapa di antaranya dapat terkait dengan faktor genetik. Namun, faktor gaya hidup terutama merokok, minum alkohol dalam jumlah berlebih, dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko kejadian aritmia.

Gejala-Gejala Aritmia Jantung yang Perlu Diwaspadai

Bergantung pada jenis aritmia yang dialami, aritmia bisa bergejala ataupun tidak bergejala. Irama jantung yang tidak teratur juga kadang-kadang bisa terdeteksi dalam pemeriksaan kesehatan rutin oleh Dokter pada pasien yang tidak bergejala. Gejala-gejala yang dapat dirasakan oleh penderita aritmia antara lain:

  • Berdebar-debar
  • Denyut jantung terasa lebih cepat dari biasanya
  • Denyut jantung terasa lebih lambat dari biasanya
  • Nyeri dada dan sesak
  • Gelisah
  • Pusing
  • Sensasi seperti ingin pingsan atau pingsan mendadak

Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, terutama terkait dengan perubahan denyut jantung Anda, Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke Dokter untuk dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti EKG lebih lanjut.

Bagaimana Pengobatan Aritmia?

Pengobatan aritmia sangat bergantung pada jenis aritmia yang dialami. Beberapa pengobatan yang dapat menjadi pilihan antara lain obat-obatan yang dapat mengembalikan irama jantung menjadi normal, obat antikoagulan, atau obat lainnya untuk mengendalikan faktor risiko kardiovaskular. Manajemen gaya hidup sehat juga umumnya dianjurkan untuk mencegah kerusakan jantung lebih lanjut yang dapat memperparah kondisi aritmia. Pada beberapa pasien tertentu, pemasangan alat pacu jantung mungkin diperlukan. Prosedur tindakan operasi tertentu juga dapat dilakukan untuk beberapa pasien yang memenuhi kriteria. Untuk menentukan pengobatan yang tepat, tentunya terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan oleh Dokter.

Kesimpulan

Aritmia adalah gangguan jantung yang ditandai dengan kelainan pada irama jantung. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas listrik jantung yang tidak normal dan bisa dipengaruhi oleh usia, riwayat keluarga, atau gaya hidup tidak sehat. Meski tidak selalu menimbulkan gejala, aritmia dapat menyebabkan jantung berdebar, nyeri dada, sesak napas, atau bahkan pingsan mendadak saat gejala muncul. Pemeriksaan fisik dan penunjang yang tepat yang dilakukan oleh Dokter dapat mendeteksi aritmia secara dini, sehingga kemudian tatalaksana yang tepat segera dapat dilakukan.

Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC