Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

11 Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Agar Tetap Sehat

Gigi dan mulut merupakan salah satu organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Jika kesehatan gigi dan mulut tidak dijaga, risiko terhadap penyakit atau masalah kesehatan lainnya akan meningkat. Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut? Simak tipsnya disini.

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Berikut ini adalah beberapa cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bisa Anda lakukan:

  1. Kurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis

Membatasi konsumsi makanan dan minuman manis dapat mencegah gigi berlubang. Alasannya, makanan dan minuman manis mengandung gula, yang akan digunakan oleh bakteri dalam mulut untuk membentuk asam, yang akan merusak gigi. Jika dibiarkan, maka akan menyebabkan gigi keropos dan berlubang. Contoh makanan dan minuman yang harus dibatasi antara lain biskuit, kue, roti, minuman manis, berenergi dan bersoda.

  1. Pilih sikat gigi yang tepat

Saat memilih sikat gigi, pilihlah bulu sikat yang lembut sehingga nyaman digunakan dan lebih aman untuk gusi. Selain itu, pastikan bulu sikat gigi memiliki ujung yang kecil membulat. Jika sudah 3 bulan digunakan, sebaiknya Anda mengganti sikat gigi tersebut.

Anda juga harus memperhatikan cara menyikat gigi, karena hal ini juga menentukan kesehatan gigi dan mulut. Disarankan untuk menggosok gigi dengan gerakan memutar dan tidak terlalu menekan gigi. Anda disarankan juga untuk menggosok gigi dan lidah secara keseluruhan selama 2 menit.

  1. Melakukan flossing

Setelah menggosok gigi, Anda juga bisa menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan melakukan flossing. Flossing adalah membersihkan gigi menggunakan benang gigi yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Flossing perlu dilakukan setiap sehari sekali, agar gigi dan mulut terjaga kebersihannya.

Cara melakukan flossing, adalah gunakan benang gigi dengan melilitkan salah satu ujung benang menggunakan benang di jari telunjuk tangan kanan dan ujung benang lain di jari telunjuk tangan kiri. Kemudian, jepit kedua ujung benang dengan jari telunjuk dan ibu jari dan biarkan benang tetap tegang, lalu bersihkan sela gigi satu per satu dengan benang tersebut.

  1. Gunakan obat kumur

Kesehatan gigi dan mulut semakin terjaga dengan menggunakan obat kumur setelah makan atau sebelum tidur malam. Hal ini dikarenakan obat kumur bisa membersihkan area gigi dan mulut yang tidak terjangkau oleh sikat gigi atau flossing. Tidak hanya itu, obat kumur juga bisa mengurangi risiko gigi dan mulut terkena gangguan lain seperti gigi kuning, bau mulut, radang gusi dan plak gigi.

Cara berkumur dengan benar, sikatlah gigi Anda terlebih dahulu agar tidak menghambat kerja bahan aktif dalam obat kumur. Setelah itu, tuangkan obat kumur ke dalam tutup botol obat kumur. Berkumurlah selama 1 menit dan keluarkan dari mulut.

  1. Melakukan oil pulling

Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut selanjutnya adalah melakukan oil pulling. Cara ini bisa mengurangi penumpukan plak gigi dan pertumbuhan bakteri di dalam mulut. Caranya, gunakan 1 sendok makan minyak kelapa maupun wijen dan berkumurlah dengan minyak tersebut selama 15-20 menit. Kemudian bilas mulut dengan air bersih dan sikat gigi Anda seperti biasa.

  1. Hentikan kebiasaan merokok

Kandungan tar dan nikotin di dalam rokok bisa membuat gigi rapuh, mudah patah dan ada perubahan warna. Kerugian lainnya, merokok juga meningkatkan risiko terkena kanker mulut. Karena itu, penting sekali untuk menghentikan kebiasaan merokok.

  1. Berhenti mengonsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol terlalu sering dapat menyebabkan mulut menjadi kering. Tidak hanya itu, orang yang ketergantungan alkohol juga lebih rentan mengalami kerusakan gigi karena memicu perkembangbiakan bakteri di mulut dan penumpukan plak gigi. Hal ini menyebabkan risiko gigi berlubang dan ompong secara permanen.

  1. Mengunyah permen karet yang bebas gula.

Ternyata mengunyah permen karet bebas gula bisa meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Alasannya, mengunya permen karet bebas gula membantu meningkatkan produksi air liur dalam mulut. Air liur bermanfaat untuk menetralkan dan menghilangkan asam yang dihasilkan saat bakteri dalam plak gigi mengurai sisa-sisa makanan.

  1. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi

Mengonsumsi makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, protein hewani dan nabati bisa memberikan vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk kesehatan gigi dan mulut. Menurut Clinical Oral Investigations kandungan omega 3 dari ikan dan makanan laut memiliki sifat anti inflamasi yang bisa menurunkan risiko penyakit gusi.

  1. Batasi konsumsi makanan atau minuman yang manis dan asam

Mengonsumsi makanan manis mengandung gula bisa diubah menjadi asam oleh bakteri mulut sehingga menggerogoti enamel gigi. Sedangkan mengonsumsi makanan yang asam bisa meningkatkan risiko karies atau gigi berlubang. Karena itu, perlu sekali untuk membatasi mengonsumsi makanan atau minuman manis dan asam setiap harinya.

  1. Konsultasi ke dokter gigi secara rutin

Anda disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi lebih awal jika ada masalah pada gusi, gigi maupun rongga mulut.

Itu dia tips menjaga kesehatan gigi dan mulut yang bisa Anda lakukan. Tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan tips yang sudah diinfokan tadi. Jangan lupa juga untuk mencari informasi kesehatan terkini di Website Sahabat KECC.

 

Referensi:

Bhatnagar D. M. (2021). Oral Health: A Gateway to Overall Health. Contemporary Clinical Dentistry, 12(3), pp. 211–212.

Centers for Disease Control and Prevention (2024). What Can Adults Do to Maintain Good Oral Health?

Better Health Channel Australia (2022). Teeth and Mouth Care.

U.S. Department of Health and Human Service. Office of Disease Prevention and Health (2022). Oral Health for Older Adults: Quick tips.

National Health Service UK (2022). Take care of your teeth and gums.Mayo Clinic (2021). Oral health: A Window to Your Overall Health.

Gunnars, K. Healthline (2024). Oil Pulling with Coconut Oil Can Transform Your Dental Health.

Whelan, C. Healthline (2022). The 9 Best Mouthwashes for Whitening, Cavities, Gums, Breath,

and More.

WebMD (2023). What is The Cost of a Deep Teeth Cleaning?

Frisbee, E. WebMD (2021). Choosing a Toothbrush: The Pros and Cons of Electric and Disposable.

Jenis-jenis Vaksin Penting untuk Orang Dewasa dan Jadwalnya

Tidak hanya anak-anak yang memerlukan imunisasi; orang dewasa juga membutuhkan perlindungan dari berbagai penyakit melalui vaksinasi. Beberapa vaksin yang diberikan sejak kecil mungkin perlu diperbarui seiring bertambahnya usia. Ini karena efektivitas vaksin dapat berkurang seiring waktu, sehingga vaksinasi ulang menjadi penting. Berikut adalah jenis vaksin yang direkomendasikan untuk orang dewasa:

1. Vaksin Influenza

Vaksin influenza sangat dianjurkan bagi orang dewasa, terutama yang sering mengalami flu. Rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyebutkan vaksin ini sebaiknya diberikan setahun sekali mulai usia 19 tahun hingga lanjut usia.

2. Vaksin Human Papillomavirus (HPV)

Untuk mencegah kanker serviks dan penyakit akibat virus papillomavirus manusia, vaksin HPV dianjurkan. Wanita dari usia 19 hingga 55 tahun dan pria dari usia 19 hingga 26 tahun sebaiknya mendapatkan vaksin ini dalam tiga dosis.

3. Vaksin Cacar Air

Vaksin cacar air direkomendasikan bagi orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air atau belum pernah divaksinasi. Gejala cacar air pada dewasa biasanya lebih parah dibandingkan saat masa anak-anak.

Jadwal pemberian vaksin cacar air bisa sejak usia 19 hingga di atas 65 tahun. Untuk seseorang yang belum pernah menerima vaksin yang mengandung varicella VAR atau MMR sewaktu anak-anak, akan diberikan 2 dosis vaksin varisela dengan jarak 4-8 minggu.

Namun, jika sebelumnya pernah mendapatkan vaksin yang mengandung 1 dosis varicella, maka satu dosis lainnya akan diberikan dengan jarak minimal 4 minggu setelah dosis pertama.

4. Vaksin Hepatitis A

Untuk mencegah hepatitis A yang ditularkan melalui makanan atau minuman terkontaminasi, vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis dengan jarak enam bulan hingga satu tahun. Vaksin ini penting bagi mereka dengan penyakit liver kronis, terinfeksi HIV, atau yang bepergian ke negara dengan infeksi hepatitis A tinggi.

Berikut adalah beberapa kondisi yang memerlukan vaksinasi hepatitis A:

  • Menderita penyakit liver kronis
  • Terinfeksi HIV
  • Pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria
  • Penggunaan narkoba melalui suntikan atau metode lain
  • Bekerja di laboratorium penelitian dengan virus hepatitis A atau dengan primata yang terinfeksi virus tersebut
  • Berpergian ke negara-negara dengan tingkat infeksi hepatitis A yang tinggi atau sedang
  • Kontak erat dengan penderita hepatitis kronis

Vaksin hepatitis A untuk orang dewasa dapat diberikan mulai usia 19 tahun hingga di atas 65 tahun, dengan dua dosis yang diberikan dengan interval 6 bulan hingga 1 tahun.

5. Vaksin Hepatitis B

Hepatitis B, penyakit liver yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh, bisa dicegah dengan vaksin. Pemberian vaksin bisa dimulai sejak usia 19 tahun hingga 65 tahun ke atas. Biasanya, vaksin ini akan diberikan sebanyak 3 dosis, yaitu pada bulan ke-0, ke-1, dan ke-6.

6. Vaksin Tifoid

Vaksin tifoid melindungi dari demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Biasanya diberikan mulai usia 19 tahun hingga 65 tahun ke atas, dengan satu dosis yang bertahan selama 3 tahun.

7. Vaksin Pneumokokus (PCV)

Melindungi dari pneumonia, vaksin pneumokokus sangat disarankan untuk individu berusia di atas 60 tahun atau dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

8. Vaksin Meningitis

Vaksin meningitis penting untuk mencegah infeksi meningitis, terutama jika berencana melakukan perjalanan ke negara dengan risiko tinggi meningitis, seperti saat ibadah haji atau umrah.

Jika kamu berencana bepergian ke negara dengan risiko tinggi atau wabah meningokokus, sangat dianjurkan untuk mendapatkan 1 dosis vaksin MenACWY (Menactra atau Menveo), dengan vaksinasi ulang setiap 5 tahun jika risiko paparan meningitis tetap ada.

9. Vaksin Demam Kuning

Vaksin ini melindungi dari demam kuning, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan umum di beberapa negara Amerika dan Afrika. Meski tidak ada kasus demam kuning di Indonesia, vaksin ini wajib bagi yang akan bepergian ke negara-negara tersebut.

10. Vaksin Difteri dan Tetanus

Bagi yang belum pernah menerima imunisasi tetanus dan difteri saat kecil, vaksin ini penting untuk melindungi dari dua penyakit yang dapat berbahaya ini. Perbedaan antara vaksin difteri dan tetanus yang diberikan untuk anak dan orang dewasa adalah besar dosis yang diberikan. Vaksin ini juga harus diberikan setiap 10 tahun.

11. Vaksin Japanese Encephalitis (JE)

Vaksin JE diperlukan untuk mencegah radang otak yang disebabkan oleh virus JE, terutama bagi mereka yang tinggal atau sering bepergian ke daerah endemik.

12. Vaksin Herpes Zoster

Herpes zoster atau cacar api disebabkan oleh virus yang sama dengan penyebab cacar air. Vaksin herpes zoster bisa diberikan sebanyak 1 dosis untuk orang dewasa usia 50 hingga 65 tahun ke atas.

13. Vaksin Campak (MR)

Vaksin MR bisa diberikan pada orang dewasa yang belum pernah mendapat vaksinasi lengkap saat kecil, untuk melindungi dari campak dan rubella.

Pemberian vaksin MR pada orang dewasa biasanya tidak diwajibkan, terutama jika sudah mendapatkan vaksinasi lengkap saat masih anak-anak. Namun, jika tidak yakin pernah mendapatkannya saat kecil, tidak ada salahnya untuk menerima vaksin campak saat dewasa.

Pada umumnya, jadwal vaksin campak bagi orang dewasa dimulai dari usia 19 hingga 26 tahun, dengan pemberian 1 atau 2 dosis dengan jeda minimal 28 hari antara dosis.

14. Vaksin Rabies

Vaksin ini diperlukan bagi orang dewasa yang berisiko tinggi terpapar rabies, seperti dokter hewan atau petugas kesehatan yang menangani kasus rabies.

Terdapat dua tipe vaksin rabies, yaitu Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP) yang diberikan sebelum seseorang terkena paparan virus rabies, dan Profilaksis Pasca Pajanan (PEP) yang diberikan untuk mencegah rabies setelah seseorang terpapar virus tersebut.

15. Vaksin COVID-19

Sejak 2021, vaksin COVID-19 wajib untuk melindungi dari virus corona. Dua dosis vaksin dengan jarak 14 hingga 28 hari diikuti dengan booster enam bulan setelahnya.

16. Vaksin BCG

Meski vaksin BCG biasanya diberikan pada bayi, orang dewasa yang berisiko tinggi tertular tuberkulosis mungkin memerlukan vaksinasi ulang untuk melindungi diri dari penyakit paru ini.

Vaksinasi menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya. Pastikan kamu mendapatkan vaksinasi yang diperlukan, terutama jika belum pernah menerimanya saat kecil atau berencana bepergian ke daerah endemik.

Jika muncul efek samping setelah vaksinasi, konsultasikan segera dengan dokter melalui layanan kesehatan online atau buat janji untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

Ditinjau Oleh dr. Muhammad Iqbal Ramadhan

Menjaga Kesehatan Jantung dan Fisik di Usia Produktif: Panduan dan Strategi

Pendahuluan

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Tidak semua faktor risiko penyakit jantung dapat dikendalikan, seperti riwayat keluarga dengan penyakit jantung, jenis kelamin laki-laki, ataupun bertambahnya usia. Namun demikian, terdapat berbagai faktor risiko penyakit jantung yang justru ada di bawah kendali kita yang dapat kita cegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut ini adalah kiat untuk menjaga kesehatan jantung dan fisik di usia produktif!

  1. Stop Merokok

Merokok secara aktif ataupun pasif, dengan rokok biasa ataupun rokok elektrik, dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah Anda. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan kondisi hipoksia, yang mana dapat mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi-kondisi tersebut dapat berhubungan dengan kejadian hipertensi yang dapat semakin meningkatkan risiko penyakit jantung. Dengan berhenti merokok, risiko penyakit jantung akan berangsur-angsur menurun. Berhenti merokok selama setahun dapat menurunkan risiko penyakit jantung kira-kira 50% dari ketika masih merokok. Maka, berhentilah merokok mulai dari sekarang!

  1. Olahraga

Aktivitas fisik rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung sekaligus memperbaiki kondisi fisik Anda termasuk menurunkan berat badan. Selain itu, aktivitas fisik dapat juga memperbaiki kondisi hipertensi, kolesterol berlebih, dan diabetes melitus tipe 2. Secara umum, Anda perlu melakukan olahraga aerobik derajat sedang seperti berjalan selama 150 menit seminggu dan olahraga aerobik dengan derajat yang lebih intens seperti berlari selama 75 menit seminggu. Disarankan pula agar Anda juga melakukan latihan kekuatan otot sekurangnya 2 sesi atua lebih dalam seminggu. Bila aktivitas anda sangat padat sehingga tidak dapat melakukan semua kegiatan tersebut, jangan khawatir! Tetap upayakan lakukan beragam aktivitas fisik sehari-hari seperti naik turun tangga, membersihkan rumah dan lingkungan, dan aktivitas lainnya. Melakukan sedikit aktivitas fisik lebih baik dibandingkan tidak melakukannya dan Anda juga akan memperoleh manfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung.

  1. Pengaturan Diet

Makanan sehat dapat membantu mencegah penyakit jantung, mengoptimlakan tekanan darah dan kadar kolesterol, serta menurunkan risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2. Konsumsilah lebih banyak sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, daging tanpa lemak dan ikan, dan sumber lemak yang sehat seperti minyak zaitun. Sebaliknya, hindari makanan dengan kandungan garam dan gula yang terlalu tinggi, produk makanan olahan, makanan-makanan dengan kandungan lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi seperti gorengan, dan juga hindari konsumsi alkohol. Membiasakan diri konsumsi makanan sehat dapat membantu Anda menurunkan risiko penyakit jantung.

  1. Kontrol Berat Badan

Berat badan berlebih, terutama yang dikenal dengan istilah obesitas sentral di mana Anda memiliki lemak yang berlebih terutama di bagian tengah tubuh, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, kadar kolesterol berlebih, dan juga diabetes melitus tipe 2. Indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25 kg/m2 umumnya meningkatkan risiko-risiko tersebut. Berita baiknya, menurunkan berat badan 3-5% saja sudah dapat mulai memberikan manfaat untuk kesehatan jantung Anda dengan membantu menurunkan kadar lemak tertentu dalam darah, yaitu trigliserida, serta membantu mengoptimalkan gula darah Anda. Menurunkan berat badan lebih lanjut dapat menambahkan manfaat penurunan tekanan darah dan kadar kolesterol tubuh sehingga semakin membantu mencegah penyakit jantung.

  1. Tidur Cukup

Sibuk beraktivitas membuat kita seringkali memangkas waktu tidur. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit, termasuk obesitas, hipertensi, diabetes melitus tipe 2, atau bahkan depresi dan penyakit jantung. Usahakanlah agar Anda setidaknya mendapatkan waktu tidur 7 jam sehari dengan jam tidur yang teratur untuk hidup yang lebih sehat!

  1. Kendalikan Stres

Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan terkadang membuat pikiran kita tertekan. Berhati-hatilah, karena stres yang berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi dan juga penyakit jantung! Tekanan dari berbagai hal mungkin tidak dapat dihindari, namun Anda dapat melindungi kesehatan Anda dengan manajemen stres yang baik. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan stres antara lain melakukan aktivitas fisik, latihan relaksasi, yoga, dan meditasi. Jangan lupa bahwa Anda juga bisa berkonsultasi ke psikolog atau psikiater bila Anda untuk mendapatkan bantuan dan arahan yang paling tepat untuk Anda.

  1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Beberapa faktor risiko seperti hipertensi, kadar kolesterol berlebih, dan diabetes melitus tipe 2 dapat dideteksi dini bila kita melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah di fasilitas layanan kesehatan terdekat. Kadar kolesterol dan gula darah dapat diperiksa dengan pemeriksaan darah sederhana di laboratorium. Bila Anda mengalami hipertensi, kadar kolesterol berlebih, atau diabetes melitus tipe 2, jangan khawatir dan segera konsultasikanlah ke Dokter Anda, karena kondisi-kondisi tersebut semakin dideteksi lebih dini, semakin cepat pula dapat dikendalikan sehingga risiko penyakit jantung dapat ditekan.

  1. Cegah Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi tertentu dapat menyebabkan penyakit jantung. Sebagai contoh, infeksi gigi berlubang atau infeksi gusi yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan endokarditis, yaitu peradangan pada endokardium jantung. Maka, jangan lupa jaga kebersihan gigi Anda dan konsultasikanlah ke Dokter gigi apabila diperlukan. Selain itu, berbagai penyakit infeksi dapat memperburuk kondisi orang yang telah memiliki penyakit jantung sebelumnya. Oleh karena itu, beberapa tindakan pencegahan infeksi, salah satunya dengan vaksinasi, dapat membantu Anda menurunkan risiko terkena penyakit infeksi. Vaksinasi ini khususnya amat penting untuk dilakukan bagi Anda yang telah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Kesimpulan

Kendali faktor risiko penyakit jantung sejak dini dengan menghindari rokok, berolahraga rutin, mengatur diet, mengontrol berat badan, tidur cukup, mengendalikan stres, memeriksa kesehatan secara rutin, dan mencegah penyakit infeksi merupakan kunci untuk menjaga kesehatan jantung dan fisik, agar produktivitas senantiasa tetap terjaga.

Referensi:

  1. Mayo Clinic. Strategies to prevent heart disease [Internet]. [cited 2024 Apr 8]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-disease-prevention/art-20046502
  2. US Department of Health and Human Services. Keep your heart healthy [Internet]. [cited 2024 Apr 8]; Available from: https://health.gov/myhealthfinder/health-conditions/heart-health/keep-your-heart-healthy
Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC