Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

10 Cara Menjaga Kesehatan Tulang Agar Terhindar dari Osteoporosis

Tulang memiliki peran penting dalam menopang tubuh, melindungi organ vital, dan memungkinkan pergerakan. Namun, seiring bertambahnya usia, tulang bisa kehilangan kepadatan, sehingga menjadi rentan terhadap penyakit seperti osteoporosis. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tulang sejak dini sangat penting agar tetap kuat dan padat hingga usia lanjut. Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan tulang:

Konsumsi Sayuran Kaya Nutrisi

Sayuran, khususnya yang tinggi vitamin C, baik untuk pembentukan tulang. Vitamin C berperan dalam produksi kolagen, komponen utama tulang, sekaligus sebagai antioksidan yang melindungi tulang dari radikal bebas. Beberapa sayuran yang kaya vitamin C adalah brokoli, bayam, dan paprika.

Penuhi Asupan Kalsium Harian

Kalsium adalah komponen utama pembentuk tulang. Untuk memenuhi kebutuhan harian, konsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu, keju, yoghurt, dan tahu. Pastikan Anda mendapatkan setidaknya tiga porsi makanan kaya kalsium setiap hari, yang bisa mencakup susu rendah lemak atau produk susu lainnya, yang memberikan manfaat kalsium tanpa menambah kalori berlebih.

Tingkatkan Asupan Vitamin D

Vitamin D membantu penyerapan kalsium dan mendukung proses pembentukan tulang. Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari pagi, namun makanan seperti ikan salmon, ikan sarden, kuning telur, dan jamur tiram juga mengandung vitamin D. Usahakan untuk mendapatkan sinar matahari di pagi hari selama 15-20 menit setiap harinya.

Konsumsi Makanan yang Kaya Vitamin K

Vitamin K, terutama K2, berperan penting dalam mengurangi kehilangan kalsium dan membantu kalsium terikat kuat pada tulang. Makanan kaya vitamin K2 meliputi keju, natto (produk fermentasi kedelai), dan sayuran berdaun hijau seperti bayam dan kangkung. Mengonsumsi makanan ini secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan tulang.

Perbanyak Asupan Protein

Protein berperan dalam membangun dan menjaga kepadatan tulang. Studi menunjukkan bahwa asupan protein yang cukup, terutama protein hewani, berkaitan dengan massa tulang yang lebih padat. Sumber protein terbaik untuk tulang meliputi daging tanpa lemak, ikan, telur, dan produk susu. Jika Anda memilih protein nabati, pastikan mencukupinya dengan variasi pangan lainnya.

Jaga Berat Badan Ideal

Mempertahankan berat badan ideal penting untuk kesehatan tulang. Berat badan yang terlalu rendah dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh, sementara kelebihan berat badan memberi tekanan ekstra pada tulang, khususnya tulang belakang dan lutut. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui berat badan yang ideal dan bagaimana cara mencapainya.

Lakukan Olahraga Teratur

Berolahraga, terutama latihan beban dan olahraga yang melibatkan pergerakan tubuh, dapat meningkatkan kekuatan dan kepadatan tulang. Jalan cepat, jogging, angkat beban, atau latihan beban tubuh adalah pilihan baik untuk menjaga kesehatan tulang. Dengan berolahraga secara teratur, risiko osteoporosis dapat berkurang, serta meningkatkan kekuatan otot dan keseimbangan.

Perbanyak Asupan Omega-3

Asam lemak omega-3 memiliki efek positif pada kesehatan tulang dan membantu mengurangi peradangan yang dapat melemahkan tulang. Sumber omega-3 terbaik adalah ikan seperti salmon dan kembung, kacang-kacangan, serta biji-bijian. Mengonsumsi omega-3 secara rutin bisa membantu mempertahankan kepadatan tulang dan melindunginya dari kerusakan.

Hentikan Kebiasaan Merokok

Merokok dapat mengganggu proses regenerasi sel tulang dan mempercepat hilangnya kepadatan tulang, membuat tulang lebih rapuh. Berhenti merokok adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker mengenai program berhenti merokok yang cocok.

Batasi Konsumsi Alkohol

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan bisa melemahkan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang akibat osteoporosis. Batasi konsumsi alkohol maksimal 10 minuman per minggu, dan hindari konsumsi setiap hari agar tubuh, terutama tulang, tetap sehat dan kuat.

Menjaga kesehatan tulang bukan hanya soal kalsium, tapi juga mencakup berbagai pola hidup sehat. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa memperkuat tulang, menurunkan risiko osteoporosis, dan menikmati hidup sehat hingga usia lanjut.

 

Referensi:

Kementerian Kesehatan RI. Menjaga tulang sehat sejak dini [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 28]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1860/menjaga-tulang-sehat-sejak-dini 

Healthdirect Australia. Healthy bones [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 28]. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/healthy-bones 

Medical News Today. What vitamins are good for bones? [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 28]. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/325903#vitamins 

9 Tips Mencegah Osteoporosis, Agar Tulang Sehat Kuat!

Mencegah Osteoporosis: Langkah-Langkah untuk Menjaga Kesehatan Tulang

Osteoporosis adalah kondisi yang menyebabkan penurunan kepadatan dan massa tulang, yang berujung pada risiko tulang rapuh dan patah. Penyakit ini sering berkembang tanpa gejala hingga tulang mengalami fraktur. Menurut data World Health Organization (WHO), osteoporosis merupakan salah satu dari 10 penyakit degeneratif utama di dunia, dengan sekitar 200 juta orang mengalaminya. Di Indonesia, prevalensi osteoporosis cukup tinggi. Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) mencatat, 19,7% penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis, sementara Kementerian Kesehatan memperkirakan angka ini sekitar 10,3%. Dua dari lima penduduk Indonesia berisiko terkena penyakit ini.

Apa Itu Osteoporosis?

Osteoporosis terjadi ketika tulang kehilangan massa dan kepadatannya, yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rentan patah. Penurunan ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk usia, kekurangan nutrisi, kurangnya aktivitas fisik, hingga gaya hidup yang tidak sehat. Osteoporosis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti patah tulang yang memicu perdarahan, emboli, hingga cedera kepala yang bisa berakibat fatal.

Cara Mencegah Osteoporosis

Pencegahan osteoporosis bisa dimulai sejak usia dini dengan menjaga pola makan sehat, berolahraga secara rutin, dan menjalani gaya hidup yang sehat. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah osteoporosis:

1. Konsumsi Cukup Kalsium

Kalsium adalah mineral penting yang dibutuhkan untuk membangun dan mempertahankan tulang yang kuat. Tubuh tidak dapat memproduksi kalsium sendiri, sehingga kita harus mendapatkannya melalui makanan atau suplemen. Beberapa sumber kalsium yang baik termasuk susu, yogurt, keju, almond, tahu, serta produk yang difortifikasi seperti jus atau susu non-susu.

Rekomendasi Asupan Kalsium:

  • Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 700 mg kalsium per hari.
  • Remaja usia 9-18 tahun membutuhkan 1.300 mg kalsium per hari.
  • Orang dewasa 19-50 tahun membutuhkan 1.000 mg per hari (kecuali wanita hamil atau menyusui yang memerlukan jumlah lebih).

2. Cukupi Asupan Vitamin D

Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan tulang melemah dan meningkatkan risiko osteoporosis. Sumber vitamin D bisa didapatkan dari makanan seperti minyak ikan, kuning telur, hati, dan sereal yang diperkaya.

Vitamin D juga dapat diproduksi tubuh secara alami ketika terpapar sinar matahari. Namun, paparan sinar matahari tidak selalu merupakan solusi praktis, terutama di daerah yang memiliki iklim musim dingin. Meski begitu, perlu diingat bahwa paparan sinar matahari harus dibatasi untuk mengurangi risiko kanker kulit. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tabir surya tidak menyebabkan penurunan kadar vitamin D dalam tubuh, sehingga anak-anak masih bisa bermain di luar dengan aman. 

Rekomendasi Asupan Vitamin D:

  • 0-12 bulan: Laki-laki dan perempuan: 10 mcg (400 IU)
  • 1-13 tahun: Laki-laki dan perempuan: 15 mcg (600 IU)
  • 14-18 tahun:Laki-laki, perempuan, hamil, menyusui: 15 mcg (600 IU)
  • 19-50 tahun: Laki-laki, perempuan, hamil, menyusui: 15 mcg (600 IU)
  • 51-70 tahun: Laki-laki dan perempuan: 15 mcg (600 IU)
  • Lebih dari 70 tahun: Laki-laki dan perempuan: 20 mcg (800 IU)

3. Asupan Protein yang Cukup

Protein adalah komponen penting untuk menjaga massa otot dan tulang seiring bertambahnya usia. Dokter sering menyarankan asupan protein lebih dari 0,8 gram per kilogram berat badan (g/kg) untuk orang dewasa, terutama mereka yang sudah mengalami osteoporosis. Sumber protein meliputi ikan, unggas, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

4. Menjaga Berat Badan Ideal

Berat badan yang terlalu rendah (BMI di bawah 19) dapat memengaruhi kesehatan tulang. Sebaliknya, obesitas visceral (lemak di sekitar organ perut) juga dikaitkan dengan kepadatan tulang yang lebih rendah. Menjaga berat badan ideal adalah bagian penting dari upaya pencegahan osteoporosis.

5. Rutin Berolahraga

Latihan menahan beban, seperti berjalan, mendaki, naik tangga, lari, dan angkat beban, adalah cara efektif untuk menjaga kepadatan tulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan kepadatan tulang, khususnya di tulang belakang lumbar (Pinggang) dan pinggul, yang rentan terhadap patah tulang akibat osteoporosis.

6. Hindari Merokok dan Alkohol Berlebih

Merokok adalah salah satu faktor utama yang mempercepat pengeroposan tulang. Berhenti merokok dapat membantu mencegah osteoporosis. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko jatuh yang berujung patah tulang. Batasi konsumsi alkohol hingga satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas per hari untuk pria.

Pencegahan Jatuh pada Lansia

Orang tua berisiko tinggi mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Oleh karena itu, pencegahan jatuh menjadi sangat penting. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

  1. Melakukan latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot.
  2. Mengamankan lingkungan di rumah, seperti menggunakan pegangan tangan, meningkatkan pencahayaan, dan menjaga kebersihan agar tidak mudah tersandung.
  3. Menggunakan alat bantu seperti tongkat jika diperlukan.

Penilaian Kesehatan Tulang

Tes kepadatan tulang dapat membantu mendiagnosis osteoporosis atau osteopenia (kondisi awal dari osteoporosis). Dengan melakukan tes ini, seseorang bisa mengetahui risiko osteoporosis lebih dini dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kondisi semakin buruk.

Kesimpulan

Osteoporosis adalah penyakit yang serius, tetapi dapat dicegah dan dikendalikan dengan gaya hidup sehat. Asupan nutrisi yang cukup, aktivitas fisik, serta menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan dapat membantu menjaga tulang tetap kuat. Selain itu, pemeriksaan kesehatan tulang secara rutin sangat penting untuk mendeteksi dini dan mencegah komplikasi akibat osteoporosis.

Tetaplah aktif, perhatikan asupan nutrisi, dan jangan abaikan kesehatan tulang Anda. Mencegah osteoporosis adalah investasi jangka panjang untuk menjaga kualitas hidup di usia tua.

 

Referensi:

Medical News Today. How to prevent osteoporosis [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 10]. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-prevent-osteoporosis#summary 

International Osteoporosis Foundation. Prevention of osteoporosis [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 10]. Available from: https://www.osteoporosis.foundation/patients/prevention 

Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Ratusan juta orang berisiko kena osteoporosis, begini langkah pencegahannya ala dosen UNESA [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 10]. Available from: https://www.unesa.ac.id/ratusan-juta-orang-berisiko-kena-osteoporosis-begini-langkah-pencegahannya-ala-dosen-unesa 

Office of Dietary Supplements, National Institutes of Health. Calcium – Health Professional Fact Sheet [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 10]. Available from: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Calcium-HealthProfessional/

Office of Dietary Supplements, National Institutes of Health. Vitamin D – Health Professional Fact Sheet [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 7]. Available from: https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-HealthProfessional/

Neale RE, Khan SR, Lucas RM, Waterhouse M, Whiteman DC, Olsen CM. The effect of sunscreen on vitamin D: a review. Br J Dermatol. 2019 Nov;181(5):907-915. doi: 10.1111/bjd.17980. Epub 2019 Jul 9. PMID: 30945275.

12 Aktivitas Fisik Seru Bantu Anak Tumbuh Sehat dan Kuat

Olahraga sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental anak. Aktivitas fisik yang membuat anak bernapas lebih cepat, meningkatkan detak jantung, dan menggunakan otot mereka, dapat memberikan dampak positif untuk tumbuh kembang anak. Mendorong anak untuk aktif setiap hari akan membantu mereka tetap sehat selama masa remaja dan dewasa.

Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Fisik Anak

Aktivitas fisik berperan penting dalam menjaga kesehatan anak. Berikut adalah beberapa manfaat yang didapat anak dari olahraga:

  • Mengoptimalkan Pertumbuhan dan Pembentukan Tulang dan Otot: Olahraga mendukung perkembangan tulang dan otot yang sehat, yang sangat penting selama masa pertumbuhan anak.
  • Mengembangkan Koordinasi dan Keterampilan Motorik: Anak yang aktif berolahraga akan lebih cepat mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus.
  • Menurunkan Risiko Penyakit Kronik: Aktivitas fisik membantu menurunkan risiko terkena penyakit kronik seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2 di masa depan.
  • Mencegah Kenaikan Berat Badan Berlebih: Dengan bergerak aktif, anak dapat mempertahankan berat badan ideal dan menghindari obesitas.
  • Meningkatkan Kebugaran Anak: Olahraga meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan stamina, yang membantu anak lebih aktif dan energik sepanjang hari.

Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Emosional dan Sosial Anak

Selain manfaat fisik, olahraga juga penting untuk kesehatan mental dan sosial anak. Berikut beberapa manfaat emosional dan sosial yang didapat dari aktivitas fisik:

  • Membangun Keterampilan Sosial: Olahraga, terutama yang dilakukan dalam tim, membantu anak belajar bekerja sama dan membangun keterampilan sosial yang penting.
  • Meningkatkan Konsentrasi: Aktivitas fisik dapat meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan berkonsentrasi, baik di sekolah maupun dalam aktivitas sehari-hari.
  • Mengurangi Stres, Kecemasan, dan Depresi: Berolahraga secara teratur membantu anak mengelola stres, menurunkan tingkat kecemasan, dan memperbaiki suasana hati.
  • Mendorong Kerja Sama Tim: Anak yang berpartisipasi dalam olahraga kelompok akan belajar keterampilan kerja sama dan pengembangan tim, sehingga membantu mereka di masa dewasa.

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Anak?

Kebutuhan aktivitas fisik anak bervariasi berdasarkan usia mereka. Berikut panduan aktivitas fisik yang sesuai untuk setiap kelompok usia:

0 hingga 1 Tahun:

Meskipun bayi belum bisa bergerak sendiri, mereka tetap membutuhkan waktu tengkurap setidaknya 30 menit setiap hari. Orang tua dapat membantu bayi menggerakkan lengan dan kaki, serta memotivasi mereka untuk meraih dan memegang benda.

1 hingga 5 Tahun:

Anak-anak di usia ini perlu aktif secara fisik selama 3 jam sehari dengan aktivitas yang bervariasi, seperti:

5 hingga 17 Tahun:

Anak-anak berusia 5 tahun ke atas dianjurkan untuk berolahraga setidaknya 1 jam per hari, dengan campuran aktivitas intensitas sedang hingga tinggi seperti:

Mereka juga disarankan melakukan aktivitas yang memperkuat otot dan tulang minimal 3 kali per minggu, seperti:

Kesimpulan

Olahraga memiliki peran yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Selain menjaga kesehatan fisik, olahraga juga membantu mengembangkan keterampilan sosial, mental, dan emosional. Dengan mendorong anak untuk aktif setiap hari, orang tua membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih sehat, kuat, dan bahagia.

 

Referensi:

Healthdirect Australia. Benefits of physical activity for children [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 21]. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/benefits-of-physical-activity-for-children

Waspadai Flu Singapura (HFMD) pada Anak

Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau lebih dikenal sebagai Flu Singapura di Indonesia adalah penyakit menular yang sering menyerang anak-anak, terutama mereka yang berusia di bawah 5 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari kelompok enterovirus, seperti Coxsackievirus A16 (CA16) dan Enterovirus 71 (EV71). Meskipun flu Singapura sering dianggap ringan, infeksi yang disebabkan oleh varian virus EV71 bisa menyebabkan sakit yang lebih parah dan bahkan memicu komplikasi serius.

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus Flu Singapura meningkat di beberapa negara Asia, termasuk di Indonesia. Banyak orang tua yang khawatir dengan cepatnya penyebaran penyakit ini, terutama di lingkungan yang padat, seperti sekolah dan tempat penitipan anak.

Gejala Umum Flu Singapura (HFMD)

Sebagian besar anak yang terinfeksi HFMD akan mengalami gejala ringan selama 7 hingga 10 hari. Beberapa gejala umum yang sering terlihat meliputi:

  • Demam yang sering disertai lemas
  • Sakit tenggorokan
  • Luka-luka kecil yang melepuh di bagian dalam mulut, terutama di sekitar lidah dan gusi
  • Ruam atau lepuhan di area telapak tangan dan telapak kaki.

Karena gejalanya mirip dengan penyakit ringan lainnya, banyak orang tua yang kerap mengira penyakit ini adalah sariawan biasa. Padahal, lepuhan di mulut yang diikuti dengan ruam pada tangan dan kaki adalah tanda utama Flu Singapura.

Siapa yang Berisiko Tinggi Terkena Flu Singapura?

Penyakit ini paling sering menyerang anak di bawah 5 tahun, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia berapapun, bahkan pada orang dewasa. Di Indonesia, tempat-tempat seperti PAUD, TK, dan penitipan anak sering menjadi lokasi penyebaran utama penyakit ini, karena anak-anak cenderung lebih banyak berinteraksi fisik dengan teman-teman mereka. Karena penyebarannya yang relatif cepat, orang tua juga kerap kali khawatir jika anak-anak mereka tertular saat bermain atau berbagi mainan.

Bagi wanita hamil, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika terpapar atau merasakan tanda dan gejala penyakit ini. Meskipun komplikasi akibat HFMD jarang terjadi selama kehamilan, lebih baik tetap waspada.

Cara Penularan Flu Singapura

Beberapa cara penularan penyakit ini, meliputi:

  • Kontak langsung dengan cairan tubuh dari penderita, seperti tetesan air liur saat bersin atau batuk.
  • Menyentuh permukaan yang terkontaminasi, seperti mainan, gagang pintu, atau barang-barang umum lainnya.
  • Cairan dari lepuhan di kulit penderita.
  • Kontak dengan kotoran penderita, terutama pada anak-anak yang belum mandiri dalam toilet training.

Anak-anak sering kali lupa untuk mencuci tangan setelah bermain atau sebelum makan. Kebiasaan ini menjadi salah satu penyebab umum penyebaran virus HFMD.

Tips Pencegahan

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sering kali diabaikan, terutama di lingkungan anak-anak. Untuk mencegah penularan HFMD, beberapa langkah yang bisa diterapkan orang tua di rumah adalah:

  • Mencuci tangan secara rutin dengan sabun selama minimal 20 detik, terutama setelah mengganti popok, menggunakan toilet, batuk, atau bersin.
  • Membersihkan dan mendisinfeksi mainan, alat makan, dan benda-benda yang sering disentuh anak, seperti gagang pintu dan permukaan meja.
  • Menghindari kontak langsung dengan penderita HFMD, seperti mencium atau memeluk mereka.
  • Mengajarkan anak untuk tidak menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci, terutama di area mata, hidung, dan mulut.
  • Memakai masker jika sakit, atau berada di lingkungan luar.

Di Indonesia, kebiasaan berbagi makanan juga umum dilakukan, terutama di acara-acara keluarga. Penting untuk mengajarkan anak untuk tidak berbagi makanan atau minuman ketika ada yang sedang sakit.

Cara Mengobati HFMD di Rumah

Kebanyakan anak yang terkena HFMD bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan medis khusus, kecuali pada sakit yang berat. Beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk mempercepat pemulihan adalah:

  • Memberikan obat penurun demam yang aman untuk anak, seperti paracetamol, untuk meredakan gejala demam dan nyeri di mulut. Hindari pemberian aspirin pada anak-anak.
  • Menjaga hidrasi anak agar tidak dehidrasi, terutama jika mereka kesulitan makan atau minum akibat luka di mulut. Cairan seperti air putih, susu, atau kuah kaldu bisa membantu menjaga hidrasi anak.

 

Referensi:

World Health Organization. Regional Office for the Western Pacific. A guide to clinical management and public health response for hand, foot and mouth disease (HFMD). Manila: WHO Regional Office for the Western Pacific; 2011. p. 1. Available from: https://iris.who.int/handle/10665/207490

Centers for Disease Control and Prevention. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) [Internet]. [cited 2024 Oct 4]. Available from: https://www.cdc.gov/hand-foot-mouth/about/index.html.

Breast Cancer Awareness Month

Halo #TemanPerjuangan

Kami mau mengajak Anda semua (Warrior, Survivor, maupun Care Giver Cancer) untuk hadir ke acara Breast Cancer Awareness Month dengan tema Living Beyond Breast Cancer, Acara ini dikemas dengan sangat menarik dan pastinya menambah wawasan semua.

Catat waktunya yah :

📅  Hari/Tanggal: Kamis, 24 Oktober 2024
⏰ Waktu: 11.30 – 15.30 WIB
📍 Tempat: Royal Event Hall Lt. G Mandaya Royal Hospital Puri

🎤Moderator: Shahnaz Haque (Cancer Survivor)

🎙Speakers: dr. Abdul Rachman, Sp.B (K) Onk (Spesialis Bedah Onkologi)

👩🏻‍🍳Chef Influencer: Chef Angie (Food Scientist & Top 8 MasterChef Indonesia S10)

Dapatkan:

Goodiebag menarik
Lunch box
Doorprize bagi yang beruntung
Health check (Mini MCU)

LINK PENDAFTARAN: bit.ly/BCM-2024 (Atau bisa scan barcode pada flyer)

Acara ini FREE tanpa dipungut biaya apapun dan kuota TERBATAS

Mari Kira Rayakan Perjuangan dan Harapan dengan Mendaftarkan Diri Anda 😊

#BCM #MandayaHospital #ICCC #Nutrican #Oneonco

Seminar Kesehatan Anak & Parenting, Journey to Parenting 3.0

Halo Sobat KeCe!👋🏻

Semakin berkembangnya zaman, pasti berbeda juga cara mengasuh anak. Apalagi di era digital sekarang ini, penting sekali untuk mengetahui cara mengasuh anak yang baik dan benar. Lalu, bagaimana caranya?🤔

Yuk, ikuti seminar Kesehatan Anak & Parenting, Journey to Parenting 3.0 pada:

📅 Kamis, 17 Oktober 2024
⏰ Pkl. 09.00 – 11.00 WIB
📍 Lobby LIA Depok, I. Margonda Raya no. 200

Terdapat 2 seminar yaitu:

Mata Sehat di Era Digital oleh dr. Paramastri Arintawati, Sp.M
(Dokter Spesialis Mata)

Didiklah Anak Sesuai Zamannya oleh Nyj Mas Diane W. S.Psi, MA (Psikolog & Motivational)

Dapatkan:

1. Goodiebag untuk 100 orang
pendatang pertama
2. Gratis Cek Kesehatan Mata:
– Autoref (pemeriksaan plus, minus, silinder)
– Tonometri (tekanan bola mata)
– Eyecheck (retina)

(Kuota Gratis untuk 20 orang datang tercepat)

REGISTRASI GRATIS! Daftarkan diri melalui
bit.ly/SeminarParenting170kt24

#SeminarOrangTua #SeminarParentingGratis #SeminarParenting #SeminarAnak #SeminarKesehatanAnak #KECC #SahabatKECC

11 Tanda Obesitas pada Anak serta Tips Efektif Mengatasinya

Penting bagi orang tua untuk mengenali penyebab dan tanda-tanda obesitas pada anak sejak dini untuk mencegah dampak negatif jangka panjang. Obesitas adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dengan sebagian besar kasus disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan meliputi aktivitas fisik, gaya hidup, status sosial ekonomi, dan pola makan. Pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi juga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Sebab, anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan serius, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, beberapa jenis kanker, obstructive sleep apnoea, dan osteoartritis.

Penyebab Obesitas pada Anak

  • Faktor Genetik dan Lingkungan: Genetik dan faktor lingkungan berperan penting dalam perkembangan obesitas pada anak. Anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.
  • Ketidakseimbangan Aktivitas Fisik dan Asupan Makanan: Pergeseran ke era digital membuat anak lebih cenderung kurang bergerak, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara aktivitas fisik dan asupan makanan. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh yang berpotensi menyebabkan obesitas.
  • Pola Makan dan Kebiasaan Jajan Tidak Sehat: Kebiasaan jajan di sekolah atau tempat bermain sering kali melibatkan konsumsi makanan yang tidak sehat. Banyak jajanan di lingkungan sekolah tidak memenuhi standar gizi dan kesehatan.

Tanda-tanda Obesitas pada Anak

  • Indeks Massa Tubuh (IMT) yang Tinggi: IMT di atas persentil 95 untuk usia dan jenis kelamin anak merupakan indikator utama obesitas.
  • Penumpukan Lemak Tubuh: Lemak berlebih, terutama di sekitar perut, dapat menjadi tanda obesitas.
  • Masalah Kesehatan Terkait: Anak yang mengalami obesitas sering menghadapi masalah kesehatan seperti sesak napas, nyeri sendi, dan kelelahan.
  • Perubahan Fisik:
    • Stretch marks atau perubahan warna kulit di sekitar leher dan ketiak.
    • Wajah bulat, pipi tembam, dan bahu rangkap.
    • Leher yang relatif pendek.
    • Perut yang buncit.
    • Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan.
    • Pada anak laki-laki, dada yang membusung dan payudara sedikit membesar, serta penis yang mengecil (tidak terlihat secara utuh karena tertutup oleh timbunan lemak).
    • Pada anak perempuan, pubertas datang lebih dini, yaitu usia kurang dari 9 tahun sudah mengalami menstruasi.
  • Masalah Psikologis: Anak yang mengalami obesitas sering menghadapi masalah psikologis seperti rendahnya rasa percaya diri, depresi, atau kecemasan.

Tips Efektif Mengatasi Obesitas pada Anak

Untuk membantu anak dalam mengelola pola makan, orang tua perlu mengajarkan cara mengendalikan rasa lapar dan memastikan anak tidak makan berlebihan. Sebaiknya, hindari memaksa anak untuk terus makan jika ia sudah merasa kenyang. Orang tua juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan asupan makanan yang tepat sesuai dengan kondisi anak.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengontrol asupan kalori pada anak dengan obesitas meliputi:

  • Makan secara teratur tiga kali sehari dengan tambahan camilan sehat, seperti buah-buahan rendah kalori, seperti apel dan pir.
  • Menghindari buah-buahan yang tinggi kalori, seperti mangga.
  • Mengajarkan anak untuk lebih sering minum air putih.
  • Mengurangi konsumsi makanan siap saji.
  • Membatasi asupan susu hingga 500 ml per hari untuk anak usia 2 tahun ke atas dan mengganti susu full cream dengan susu rendah lemak.
  • Menghentikan kebiasaan memberikan hadiah makanan sebagai penghargaan.
  • Mengajarkan anak untuk tidak makan sambil menonton televisi atau bermain gadget.
  • Dengan menerapkan langkah-langkah ini, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat dan mengurangi risiko obesitas.

Pilihan Menu Diet untuk Anak Obesitas

Sayuran

Konsumsi sayur sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena berfungsi sebagai zat pengatur, mengandung zat gizi seperti vitamin dan mineral, memiliki kadar air tinggi, sumber serat makanan, antioksidan. Kurangnya konsumsi sayur dapat mengakibatkan berbagai dampak yaitu memicu perkembangan obesitas karena merupakan makanan yang rendah energi dan kaya akan serat yang akan menghambat terjadinya penimbunan lemak pada tubuh sehingga menyebabkan obesitas.

Buah-Buahan

Konsumsi buah yang rendah merupakan faktor risiko terhadap penyebab obesitas sentral dapat terjadi karena perilaku dan gaya hidup, perilaku makan serta faktor sosial ekonomi. Buah mengandung serat, vitamin, mineral dan air. Komponen terbesar buah-buahan adalah air. Oleh karena itu, kandungan serat pangan yang terdapat dalam buah-buahan rendah.

Dada Ayam

Dada ayam termasuk dalam menu diet untuk anak obesitas karena kaya akan protein. Namun, saat menyajikan dada ayam, pastikan untuk menghindari kulitnya, karena kulit ayam mengandung lemak yang dapat meningkatkan berat badan.

Telur

Berikutnya, telur menjadi pilihan menu diet yang baik untuk anak obesitas. Memberikan telur rebus saat sarapan dapat membantu anak merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Manfaat ini berasal dari kandungan protein dan lemak yang tinggi dalam telur.

Kesimpulan

Obesitas pada anak adalah masalah serius yang memerlukan perhatian khusus oleh para orang tua dengan memahami penyebab, mengenali tanda-tanda, serta penanganannya. Untuk mengatasi obesitas, orang tua dapat menerapkan langkah-langkah seperti mengatur pola makan sehat, menghindari makanan siap saji, dan memilih makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan rendah kalori, dada ayam tanpa kulit, dan telur. Pendekatan ini membantu anak merasa kenyang lebih lama dan mengurangi risiko obesitas.

 

References

Seo YMY, Ellina AD. Kajian literatur pengaruh konsumsi makanan jajan dan obesitas pada anak usia sekolah. J Health Sci Community. 2022;3(1):38-9. Available from: https://thejhsc.org/index.php/jhsc/article/view/157

Danun NV, Kaligis SHM, Tiho M. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Apolipoprotein B (ApoB) pada Remaja Overweight dan Obes. J e-Biomedik (eBm). 2016;4(1):1-2. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/12150

Khatami MR, Pudjijuniarto. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tingkat Aktivitas Fisik Pada Siswa Pudjijuniarto. J Kesehat Olahraga. 2022;10(1):228-30. Available from: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan-olahraga/article/view/44240

Utami D, Setyarini GA. Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Massa Tubuh pada Remaja Usia 15-18 Tahun di SMAN 14 Tangerang. J Ilmu Kedokteran Kesehatan. 2017;4(3):2011-3. Available from: https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/1318

Masdar H, Saputri PA, Rosdiana D, Chandra F, Darmawi D. Depresi, ansietas, dan stres serta hubungannya dengan obesitas pada remaja. J Gizi Klinik Indones. 2017;12(4):141-2. Available from: https://journal.ugm.ac.id/jgki/article/viewFile/23021/15586

Setyani AN, Winarso H, Prayitno S. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh Pada Anak Sekolah Dasar Kelas 4-5 Di SD Citra Berkat dan SDN Made 1 Surabaya. Prominentia Med J. 2020;1(1):25-7. doi: 10.37715/pmj.v1i1.1433. 

Damayanti S, Yudiernawati A, Maemunah N. Hubungan Perilaku Jajan Dengan Status Gizi Pada Anak SDN Tunggulwulung 3 Kota Malang. Nurs News. 2017;2(2):470-2. Available from: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/493.

Hidayanti L, Rahfiludin MZ, Nugraheni SA, Murwani R. Association between the habitual snack consumption at school and the prevalence of overweight in adolescent students in Tasikmalaya, Indonesia. Open Access Maced J Med Sci. 2022;10(E):981-2. doi: 10.3889/oamjms.2022.9858. 

Murni K, Suryani D, Wahyu WT. Relationship of vegetable and fruit consumption with central obesity in adults in Pasar Ikan Community Health Centers Bengkulu City in 2018. SANITAS J Teknol Seni Kesehat. 2019;10(1):87-9. doi: 10.36525/sanitas.2019.8. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Apakah anak obesitas? Yuk, kenali ciri-ciri anak obesitas [Internet]. 2018 [cited 2024 Jul 26]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apakah-anak-obesitas-yuk-kenali-ciri-ciri-anak-obesitas

Siloam Hospitals. Diet untuk anak obesitas [Internet]. [cited 2024 Jul 26]. Available from: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/diet-untuk-anak-obesitas

 

Pentingnya Mengetahui Tekstur MPASI untuk Anak

MPASI, atau Makanan Pendamping ASI, adalah makanan yang diberikan kepada bayi berusia 6 bulan ke atas sebagai tambahan untuk pendamping ASI (Air Susu Ibu). Pemberian MPASI merupakan fase penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak untuk mendukung kecukupan nutrisi terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, yang berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan optimal. 

Sebelum membahas lebih lanjut tentang tekstur MPASI yang tepat untuk anak, mari kita ketahui terlebih dahulu mengapa MPASI diperlukan.! Dengan pengetahuan yang tepat, orang tua dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai waktu dan jenis makanan yang diberikan kepada si kecil. 

Mengapa MPASI Diperlukan Bagi Anak? 

  1. Memenuhi Kebutuhan Nutrisi

Setelah usia 6 bulan, kebutuhan gizi bayi mulai meningkat dan tidak dapat dipenuhi hanya dengan ASI atau susu saja. MPASI menyediakan tambahan energi, protein, dan zat besi yang penting untuk pertumbuhan optimal. Nutrisi yang baik selama masa MPASI berperan penting dalam perkembangan otak dan kognitif anak. Selain itu juga perkembangan anak memerlukan energi yang didapatkan dari MPASI yang dikonsumsi. 

  1. Mengoptimalkan Pertumbuhan

Pemberian MPASI yang tepat membantu dalam pertumbuhan fisik anak, termasuk penambahan berat badan yang sehat. Bayi yang mendapatkan MPASI yang baik cenderung tumbuh dengan berat badan yang optimal. Berat badan merupakan indikator penting dari kesehatan dan perkembangan mereka. Perubahan berat badan yang cepat dan mudah terukur mencerminkan status gizi dan pertumbuhan bayi, yang dapat menunjukkan apakah bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik 

  1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

MPASI yang kaya nutrisi, seperti vitamin dan mineral, membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Nutrisi ini dapat meningkatkan kemampuan tubuh bayi dalam melawan infeksi dan penyakit, sehingga mereka lebih sehat secara keseluruhan. 

  1. Mengurangi Risiko Obesitas di Masa Depan

Memberikan MPASI yang seimbang dan mengajarkan kebiasaan makan sehat dapat membantu mengurangi risiko obesitas di masa depan. Hal ini membantu bayi dalam mengatur asupan makanan bayi. 

  1. Membantu Perkembangan Keterampilan Makan

MPASI juga berfungsi untuk memperkenalkan berbagai tekstur dan jenis makanan kepada bayi. Hal ini penting untuk melatih keterampilan mengunyah dan menelan mereka. Ini adalah langkah awal bagi anak untuk belajar makan secara mandiri. 

Tahapan Tekstur MPASI Berdasarkan Usia Anak 

Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) kepada bayi merupakan langkah penting dalam perkembangan mereka, terutama terkait dengan tekstur makanan yang disajikan. Berikut adalah tahapan tekstur MPASI berdasarkan usia bayi: 

  1. Usia 6 Bulan

Pada tahapan awal ini, bayi diperkenalkan dengan makanan padat untuk pertama kalinya. Tekstur MPASI dalam hari-hari pertama harus sangat cair hingga menyerupai ASI dan dalam porsi kecil agar membantu bayi menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan makanan barunya. Tekstur yang disarankan adalah bubur halus atau puree yang sangat lembut. Tujuan dari tekstur ini adalah untuk memudahkan bayi dalam menelan dan mencegah risiko tersedak. 

  1. Usia 7-8 Bulan

Seiring bertambahnya usia, tekstur MPASI dapat sedikit ditingkatkan. Pada usia ini, bayi sudah dapat diperkenalkan dengan makanan saring. Dapat diberikan bubur nasi yang agak encer, serta puree buah dan sayuran dengan tekstur yang sedikit lebih kasar. Hal ini bertujuan untuk melatih kemampuan mengunyah dan menelan bayi. 

  1. Usia 9-12 Bulan

Bayi pada usia ini sudah mulai lebih mahir dalam mengunyah, sehingga MPASI sudah dapat disajikan dengan tekstur yang lebih kasar. Makanan bisa dicincang halus atau dilumatkan, contohnya seperti kentang tumbuk atau sayuran yang dimasak. 

  1. Usia 13-18 Bulan

Setelah mencapai usia satu tahun, bayi seharusnya sudah mampu mengonsumsi makanan yang mirip dengan makanan orang dewasa. Pada tahap ini, tekstur MPASI bisa lebih variatif dan mendekati makanan harian keluarga, seperti nasi dengan lauk pauk. Meskipun demikian, perhatikan juga aneka bumbu yang gunakan. Ajak bayi makan bersama dengan keluarga di meja makan sehingga dia terbiasa makan bersama keluarga sekaligus melatih hubungan sosialnya. 

Kapan Anak Siap untuk Mulai MPASI? 

Sebelum orang tua memberikan MPASI untuk anak, orang tua perlu memerhatikan beberapa hal berikut antara lain: 

  • Bayi siap memulai jadwal MPASI jika sudah bisa duduk tegak dengan menopang kepala dan lehernya sendiri dengan baik, tertarik dengan makanan, serta refleks membuka mulut saat diberikan sendok. 
  • Bila si Kecil mulai mencari dan meraih objek yang ada di dekatnya, mulai makan sendiri, dapat mengunyah dengan mudah, serta memindahkan barang dari satu tangan ke sisi tangan lainnya, ia mungkin sudah siap untuk menerima menu finger foods.  
  • Si Kecil tertarik atau menunjukkan reaksi yang kuat terhadap aroma dan rasa baru. 
  • Menikmati lebih banyak variasi makanan dengan berbagai aroma dan rasa. 
  • Sudah dapat mengunyah makanan dengan baik pada tahapan tekstur saat ini dan sebelumnya. 

Itu dia penjelasan mengenai tekstur MPASI anak. Jika ingin informasi mengenai Ibu dan Anak lainnya, Sobat KeCe bisa mencarinya di artikel Website Sahabat KECC.

 

Sumber: 

 NSW Government. Age texture food and drink examples – munch & move [Internet]. 2014 [cited 2024 September 18]. Available from: https://www.healthykids.nsw.gov.au/downloads/file/teacherschildcare/TransitioningTextures-Infants.pdf 

 Baby Center. Baby feeding chart: baby food by age guide [Internet]. 2022 [cited 2024 September 18]. Available from: https://www.babycenter.com/baby/solids-finger-foods/age-by-age-guide-to-feeding-your-baby_1400680#age-6-to-8-months 

 World Health Organization. Complementary feeding [Internet]. 2022 [cited 2024 September 18]. Available from: https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding#tab=tab_2 

 IDAI. Memberi makan pada bayi: kapan, apa, dan bagaimana? [Internet]. 2016  [cited 2024 September 18]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana 

 IDAI. Pemberian makanan pendamping air susu ibu (mpasi). 2018 [cited 2024 September 18]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi 

 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pemberian makanan bayi dan anak (pmba) [Internet]. 2024 [cited 2024 September 18]. sAvailable from: https://promkes.kemkes.go.id/pub/files/files11293Buku%20PMBA-rev.pdf 

 Utami, Fasti Arum, (2018). Best Of The Best MP-ASI Gizi Tepat. Yogyakarta: Okxygen Media Ilmu. 

Tips ASI Eksklusif untuk Ibu yang Bekerja

Bagi ibu yang bekerja, memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi bisa menjadi suatu tantangan. Dengan jadwal kerja yang padat dan berbagai tanggung jawab lainnya, banyak ibu merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi mereka melalui ASI. Namun, penting untuk diingat bahwa dengan strategi yang tepat, ibu tetap bisa memberikan ASI meskipun harus bekerja. 

Memberikan ASI eksklusif tidak hanya penting untuk kesehatan bayi, tetapi juga memperkuat ikatan antara ibu dan anak. Dengan persiapan yang baik, ibu dapat menjalani kedua peran tersebut dengan lebih baik. Lalu, bagaimana tips agar bisa memberikan ASI eksklusif pada anak terutama pada ibu pekerja? Simak penjelasannya di sini! 

Tips untuk Memberikan ASI Eksklusif 

Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan jika ingin memberikan ASI eksklusif selama bekerja, antara lain: 

  1. Rutin Memerah ASI
    Memerah ASI secara teratur, baik di rumah maupun di tempat kerja, akan membantu produksi ASI tetap terjaga. Semakin sering ASI dikeluarkan, semakin banyak juga ASI yang diproduksi. Selain itu, dengan rutin memerah ASI juga dapat menghindari tersumbatnya saluran ASI yang berdampak pada rasa nyeri pada payudara ibu. 
  2. Persiapkan Persediaan ASI
    Sebelum kembali bekerja, pastikan untuk memompa dan menyimpan ASI kedalam kulkas atau freezer. Menyimpan ASI yang sudah diperah dengan benar akan menjaga kualitas ASI tetap baik hingga dapat dikonsumsi oleh bayi. 
  3. Pilih Jenis Pompa ASI yang Aman Digunakan
    Jenis pompa ASI sangat berkaitan dengan produksi ASI. Ibu bisa memilih menggunakan pompa ASI elektrik atau manual. Dengan pemilihan pompa ASI yang nyaman, ibu akan merasa lebih nyaman saat memompa sehingga ASI yang diperah pun juga lebih banyak. 
  4.  Jadwalkan Waktu Memerah
    Buat jadwal rutin untuk memerah ASI selama jam kerja, jika memungkinkan, agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. 
  5. Makan Sehat dan Cukup Cairan 
    Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan cukup cairan untuk mendukung produksi ASI. 
  6. Latihan Memberi ASI dari Botol
    Dua minggu sebelum kembali bekerja, latihlah bayi untuk minum dari botol agar mereka terbiasa saat Ibu bekerja dan tidak ada di rumah. 
  7. Komunikasi dengan Atasan
    Beritahukan atasan Anda tentang kebutuhan untuk memompa ASI dan minta dukungan mereka. Kabar baiknya, sekarang sudah sangat banyak perusahaan yang menyediakan ruang laktasi yang nyaman bagi ibu menyusui. 

Alat Penting untuk ASI Eksklusif Ibu Menyusui 

Sebelum memerah ASI eksklusif saat bekerja, Ibu perlu memiliki peralatan yang wajib dibawa untuk memudahkan proses menyusui dan memompa ASI, antara lain: 

  1. Bra Menyusui: Untuk memudahkan proses menyusui dan memompa ASI, bra menyusui dirancang khusus untuk memungkinkan akses yang mudah ke payudara. 
  2. Nursing Pads: Digunakan untuk menyerap air susu yang keluar dari payudara saat tidak sedang memompa atau menyusui, sehingga tidak membuat baju basah. 
  3. Breast Pump: Alat pompa ASI yang dapat digunakan untuk memompa ASI secara manual atau elektrik. Pompa ASI elektrik seperti double electric breast pump sangat membantu dalam memompa ASI secara cepat dan efisien. 
  4. Kantong ASI atau Botol Kaca: Digunakan untuk menyimpan ASI perah yang telah dipompa. Kantong ASI yang berlabel BPA free atau botol kaca bertutup rapat sangat ideal karena dapat menjaga kualitas ASI. Sekarang juga sudah sangat jenis kantong dan botol yang dirancang khusus untuk menyimpan ASIP. 
  5. Cooler Bag dan Ice Gel: Digunakan untuk menyimpan ASIP dalam suhu yang aman selama perjalanan. Cooler bag dengan ice gel membantu menjaga kualitas ASI tetap terjaga. 
  6. Apron Menyusui: Untuk memompa ASI di tempat kerja ataupun tempat umum, apron menyusui dapat membantu menjaga privasi dan membuat proses memompa lebih nyaman untuk Ibu. 

Jika merasa produksi ASI berkurang, Ibu bisa mengonsumsi ASI booster salah satunya adalah Lactamor.

lactamor asi

Suplemen ini dirancang untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Lactamor mengandung beberapa bahan aktif yang berperan penting dalam mendukung kesehatan ibu dan bayi, yaitu: 

  • Ekstrak Biji Fenugreek: ekstrak biji fenugreek mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid dan saponin, yang diduga berkontribusi pada efek galaktagog (peningkat produksi ASI). Senyawa ini dapat membantu merangsang kelenjar susu dan meningkatkan kadar prolaktin, hormon yang penting untuk produksi ASI kenal dapat meningkatkan produksi ASI. Karena itu, ekstrak biji fenugreek bisa membantu ibu menyusui untuk meningkatkan jumlah ASI. 
  • Ekstrak Daun Katuk: Juga dipercaya dapat meningkatkan jumlah ASI. Daun katuk kaya akan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor dan serat sehingga sering direkomendasikan dalam diet ibu menyusui.  
  • Vitamin B12: Penting untuk kesehatan sel dan perkembangan saraf, baik bagi ibu maupun bayi. 

Dosis yang dianjurkan untuk Lactamor adalah 1 hingga 2 kaplet sebanyak 3 kali sehari setelah makan. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai suplemen ini untuk memastikan dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan Ibu. 

Itu dia penjelasan mengenai pemberian ASI eksklusif untuk ibu yang bekerja. Jangan lupa untuk mencari informasi terkait ibu menyusui lainnya di artikel website Sahabat KECC. 

 

Sumber: 

IDAI. ASI eksklusif pada ibu yang bekerja [Internet]. 2013 [cited 2024 September 15]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-eksklusif-pada-ibu-yang-bekerja 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ASI eksklusif pada ibu yang bekerja [Internet].  2022 [cited 2024 September 15]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1364/asi-eksklusif-pada-ibu-bekerja 

Menjaga Berat Badan Ideal Selama Kehamilan

Dapatkan FREE SAMPLE untuk produk Peptisol, dari @katamama_official dengan mengisi form disini! Hubungi kami melalui WhatsApp untuk informasi lebih lanjut.

Menjaga berat badan ideal selama kehamilan merupakan tantangan penting bagi para ibu hamil. Pertambahan berat badan yang sehat tidak hanya penting bagi kesehatan ibu, tetapi juga bagi perkembangan janin. Kenaikan berat badan yang terlalu drastis atau terlalu sedikit dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana mengelola berat badan selama kehamilan secara tepat.

Berapa Ideal Berat Badan Ibu Hamil Naik Selama 9 Bulan?

Rata-rata, wanita hamil hanya membutuhkan sekitar 300 kalori ekstra per hari dibandingkan sebelum kehamilan. Kalori tambahan ini harus berasal dari makanan sehat dan bergizi untuk mendukung pertumbuhan janin.

  • Wanita dengan berat badan rata-rata sebelum hamil sebaiknya menambah berat badan 25 hingga 35 pon (11 hingga 16 kg).
  • Wanita yang berat badannya kurang disarankan menambah 28 hingga 40 pon (12 hingga 18 kg).
  • Wanita yang mengalami kelebihan berat badan cukup menambah 15 hingga 25 pon (7 hingga 11 kg).

Kenaikan berat badan selama hamil tidak hanya berasal dari bayi, tetapi juga dari berbagai komponen lainnya dalam tubuh ibu yang berubah untuk mendukung kehamilan.

Penyebab Berat Badan Naik Selama Kehamilan:

  • Bayi: 8 pon (3,6 kg)
  • Plasenta: 2-3 pon (0,9-1,3 kg)
  • Cairan ketuban: 2-3 pon (0,9-1,3 kg)
  • Jaringan payudara: 2-3 pon (0,9-1,3 kg)
  • Pasokan darah: 4 pon (1,8 kg)
  • Lemak yang disimpan untuk melahirkan dan menyusui: 5-9 pon (2,2-4 kg)
  • Rahim yang membesar: 2-5 pon (0,9-2,2 kg)

Total kenaikan berat badan yang disarankan adalah sekitar 25-35 pon (11 hingga 16 kg), tergantung kondisi fisik dan berat badan sebelum hamil.

Amankah Menurunkan Berat Badan Saat Hamil?

Jika seorang wanita sangat kelebihan berat badan saat hamil, dokter mungkin menyarankan untuk mengontrol kenaikan berat badan atau bahkan menurunkan berat badan dengan pengawasan. Namun, dalam kebanyakan kasus, wanita hamil tidak dianjurkan untuk berdiet atau secara aktif menurunkan berat badan selama masa kehamilan karena hal ini bisa membahayakan janin. Fokus utama tetap pada pola makan sehat dan aktivitas fisik yang teratur.

Kebutuhan Kalori Selama Kehamilan

Selama trimester pertama, kebutuhan kalori tidak terlalu meningkat. Namun, seiring perkembangan janin, asupan kalori ibu perlu ditingkatkan secara bertahap:

  • 1.800 kalori per hari pada trimester pertama
  • 2.200 kalori per hari pada trimester kedua
  • 2.400 kalori per hari pada trimester ketiga

Pola Makan Seimbang untuk Menjaga Berat Badan Ideal

Pola makan yang sehat dan kaya nutrisi adalah kunci untuk menjaga berat badan ideal selama kehamilan. Berikut adalah beberapa tips untuk memilih makanan sehat dan bergizi:

Pilihan Makanan Sehat:

  • Buah-buahan dan sayuran segar sebagai camilan yang rendah kalori dan kaya akan vitamin.
  • Pilih roti, biskuit, dan sereal yang terbuat dari biji-bijian utuh untuk menambah serat dalam diet.
  • Konsumsi produk susu rendah lemak untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan protein ibu hamil. Produk seperti susu peptisol, tinggi protein dan rendah lemak sangat direkomendasikan.

Makanan yang Perlu Dihindari:

  • Hindari makanan dan minuman manis yang mengandung gula tambahan, seperti soda, permen, atau jus buah dengan tambahan gula.
  • Kurangi konsumsi makanan junk food seperti keripik, kue, biskuit, dan es krim. Jika memungkinkan, hindari menyimpan camilan-camilan ini di rumah untuk mengurangi godaan.
  • Batasi penggunaan lemak tambahan seperti margarin, mentega, dan saus salad yang tinggi kalori.

Apakah Susu Ibu Hamil Menambah Berat Badan?

Peptisol susu memenuhi nutrisi

Susu ibu hamil biasanya diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan janin. Namun, banyak yang khawatir bahwa susu ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan berlebih. Susu ibu hamil tidak secara langsung menambah berat badan, terutama jika dikonsumsi sesuai takaran yang disarankan oleh dokter.

Salah satu pilihan yang baik adalah Peptisol, susu tinggi protein dan rendah lemak yang dapat membantu ibu hamil mendapatkan nutrisi penting seperti kalsium dan protein tanpa menambah berat badan secara berlebihan. Peptisol diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa meningkatkan kadar lemak, sehingga sangat cocok untuk ibu hamil yang ingin menjaga berat badan tetap ideal selama kehamilan.

Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk Ibu Hamil

Ibu Hamil
IMT Ibu Hamil

IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah salah satu cara untuk memantau berat badan selama kehamilan. Berikut adalah cara sederhana untuk menghitungnya:

  1. Ukur tinggi badan dalam meter.
  2. Ukur berat badan dalam kilogram.
  3. Gunakan rumus: IMT = Berat Badan (kg) ÷ (Tinggi Badan (m))²

Sebagai ilustrasi, jika Ibu Sherly memiliki berat badan sebelum hamil sebesar 55 kg dan tinggi badannya 162 cm, maka berikut cara menghitung IMT-nya:

  • IMT = berat badan : (tinggi badan x tinggi badan)
  • IMT = 55 : (1,62 x 1,62)
  • IMT = 55 : 2,6244
  • IMT = 20,96

Dari hasil tersebut, IMT Ibu Sherly tergolong dalam kategori ideal, sehingga disarankan untuk menambah berat badan sekitar 11 hingga 16 kg selama kehamilan.

Menjaga berat badan ideal selama kehamilan membutuhkan perencanaan yang baik dan gaya hidup sehat. Ibu hamil perlu memastikan asupan kalori dan gizi yang cukup tanpa mengonsumsi makanan yang berlebihan. Dengan menjaga pola makan sehat dan berkonsultasi dengan dokter, berat badan ideal selama kehamilan bisa tercapai, mendukung kesehatan ibu dan bayi.

 

Reference: 

  1. WebMD Editorial Contributors. Gain weight safely during your pregnancy [Internet]. WebMD. 2024 [cited 2024 Sept 5]. Available from: https://www.webmd.com/baby/healthy-weight-gain 
  2. MedlinePlus. Managing your weight gain during pregnancy [Internet]. MedlinePlus. 2022 [cited 2024 Sept 5]. Available from: https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000603.htm 
  3. Simko M, Totka A, Vondrova D, Samohyl M, Jurkovicova J, et al. Maternal body mass index and gestational weight gain and their association with pregnancy complications and perinatal conditions. Int J Environ Res Public Health. 2019;16(10):1751.
Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC