Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

Car-Q 100

Komposisi :
Coenzyme Q10 100 mg, L-carnitine fumarate 500 mg.

Dosis & Cara penggunaan
Dosis : 1×1 kaplet sehari, atau sesuai petunjuk dokter.
Sebaiknya diminum setelah makan dan sebaiknya pagi hari.

Kemasan :
Dus isi 3 strip @ 10 kaplet salut selaput.

Peringatan & Perhatian :
– Tidak dianjurkan untuk Ibu hamil & menyusui
– Pemberiannya harus dilakukan secara hati-hati pada pasien yang diterapi dengan warfarin.

Penyimpanan :
Simpan pada suhu ruang (di bawah 30 derajat celcius). dan terlindung dari sinar matahari langsung

Polusi Udara dan Risiko Jantung: Dampak dan Pencegahannya

Polusi udara dan risiko jantung adalah masalah serius di Jakarta, di mana tingkat polusi udara sangat tinggi. Partikel pencemar udara seperti logam berat dan karbon monoksida dapat masuk ke dalam tubuh dan memengaruhi kesehatan jantung. Artikel ini membahas dampak polusi udara terhadap kesehatan jantung dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri.

Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan Jantung

Polusi udara yang tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung. Partikel-partikel pencemar udara seperti logam berat, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), senyawa organik volatil (volatile organic compound/VOC), dan sulfur dioksida (SO2) dapat masuk ke dalam paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan inflamasi, stres oksidatif, dan kerusakan pada pembuluh darah.

Risiko Kesehatan Jantung akibat Polusi Udara

Dampak polusi udara terhadap kesehatan jantung meliputi:

  • Merusak dinding dalam pembuluh darah, sehingga mengeras dan menyempit.
  • Membatasi pergerakan pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah dan memberi beban lebih pada jantung.
  • Membuat darah yang menggumpal lebih mudah membeku.
  • Memengaruhi fungsi listrik normal pada jantung, sehingga menyebabkan irama jantung menjadi tidak teratur.
  • Menyebabkan perubahan kecil pada struktur jantung, seperti yang terlihat pada fase awal gagal jantung.

Tingkat Polusi Udara di Jakarta

Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi. Polusi udara di kota Jakarta disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk transportasi darat, pembangkit listrik, industri, dan pembakaran domestik. Partikel-partikel pencemar udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, pabrik, dan kegiatan domestik dapat mencemari udara di Jakarta.

Tingkat polusi udara yang tinggi di Jakarta menyebabkan kualitas udara menjadi buruk, dan hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan penduduk. Risiko penyakit jantung dan gangguan pernapasan meningkat akibat paparan polusi udara yang tinggi.

Langkah-langkah Melindungi Kesehatan Jantung dari Polusi Udara

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi kesehatan jantung dari dampak polusi udara, antara lain:

  1. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum atau kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda atau kendaraan listrik.
  2. Memastikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi baik dan mengikuti standar emisi yang ditetapkan.
  3. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan beralih ke energi terbarukan.
  4. Menanam pohon dan membuat taman di sekitar lingkungan untuk meningkatkan kualitas udara.
  5. Menggunakan teknologi pengendalian polusi di pabrik dan industri.
  6. Mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara.

Selain itu, kita juga dapat menjaga kesehatan jantung dengan menghindari paparan langsung terhadap polusi udara, menggunakan masker ketika udara buruk, menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaga gaya hidup sehat.

 

Referensi :
Ancaman Polusi Udara Terhadap Kesehatan Jantung. KlikDokter. (n.d.). https://www.klikdokter.com/info-sehat/jantung/ancaman-polusi-udara-terhadap-
kesehatan-jantung

Developer, Mediaindonesia. com. (n.d.). Polusi timbulkan Gangguan Kesehatan Jantung
Dan Otak. Berita Terkini Hari ini Indonesia dan Dunia – Media Indonesia. https://mediaindonesia.com/humaniora/609815/polusi-timbulkan-gangguan-kesehatan-
jantung-dan-otak

Tinggal di Perkotaan Ketahui Dulu Dampak pencemaran Udara Ini. Dampak Polusi Udara
Bagi Kesehatan | Prudential Indonesia. (n.d.). https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/tinggal-di-perkotaan-ketahui-dulu-
dampak-pencemaran-udara-ini/

Yasir, M. (2021). Pencemaran Udara Di Perkotaan Berdampak Bahaya Bagi Manusia, Hewan, Tumbuhan Dan Bangunan. https://doi.org/10.31219/osf.io/nc5rg

Peran L-carnitine dan Coenzyme Q10 dalam Tatalaksana Penyakit Kardiovaskular

Penyakit Kardiovaskular di Asia Tenggara

Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian dini yang disebabkan oleh penyakit tidak menular utama di dunia.1-2 Kejadian kematian dini karena penyakit tidak menular terutama tinggi pada kebanyakan negara di Asia Tenggara, dengan lebih dari dua kali lipat risikonya pada Filipina, Myanmar, dan Laos, dibandingkan di Inggris Raya. Terlebih lagi, prevalensi gagal jantung yang bergejala tampaknya lebih tinggi pada Asia Tenggara dibandingkan wilayah lain di seluruh dunia, muncul pada usia yang lebih muda, namun dengan kondisi klinis yang lebih berat.1 Ditambah lagi, di Asia Tenggara, mayoritas kematian yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular disebabkan oleh penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Angka kematian tertinggi karena penyakit kardiovaskular di Asia Tenggara secara berturut-turut diraih oleh Myanmar, Indonesia, dan Vietnam, secara berurutan.2

Bioenergetika pada Penyakit Kardiovaskular

Walaupun kondisi klinis pasien penderita gagal jantung dan PJK semakin membaik seiring dengan perkembangan teknologi pengobatan, terapi optimal untuk kedua kondisi tersebut masih merupakan suatu tantangan tersendiri.3-4 Pada pasien dengan gagal jantung, gejala dapat disebabkan oleh disfungsi bioenergetika yang menyebabkan kekurangan energi pada sel otot jantung.3 Serupa, pada pasien dengan PJK, perhatian pada jalur metabolisme sel otot jantung merupakan salah satu pendekatan untuk memperbaiki gejala nyeri dada dan kondisi klinis secara umum.4-5 Disfungsi mitokondria dipercaya menjadi salah satu mekanisme penyebab timbulnya gejala terkait PJK.4

Maka, menyediakan energi yang cukup untuk sel otot jantung dapat memiliki potensi yang baik untuk memperbaiki kondisi klinis pasien dengan gagal jantung dan PJK. L-carnitine dan coenzyme Q10 adalah zat yang memegang peranan penting pada bioenergetika sel, khususnya sel otot jantung. Keduanya telah diteliti sebagai terapi tambahan untuk berbagai penyakit kardiovaskular.3-4

L-carnitine dan Perannya dalam Penyakit Kardiovaskular

Carnitine merupakan senyawa turunan asam amino yang berfungsi dalam transportasi asam lemak rantai panjang dari sitosol ke matriks mitokondria, tempat terjadinya oksidasi asam lemak yang kemudian menyediakan energi untuk otot jantung dalam bentuk ATP. Carnitine paling banyak ditemukan di otot jantung dan otot rangka, tempat di mana 95% kandungan carnitine dalam tubuh disimpan di dalam sel.6 Sekitar 70% energi otot jantung dihasilkan dari proses oksidasi asam lemak ini.7 Maka, carnitine memegang peranan penting dalam bioenergetika otot jantung. Sebagai tambahan, tanpa oksidasi asam lemak yang cukup, asam lemak bebas yang berlebih akan terakumulasi di dalam sel, berpotensi menyebabkan kardiomiopati dan aritmia.8

Sumber utama carnitine adalah dari makanan, terutama didapatkan dari daging dan produk olahan susu. Carnitine diserap dengan baik di saluran cerna.8 Karena perannya untuk otot jantung, suplementasi L-carnitine telah diteliti pada berbagai penyakit kardiovaskular. 4,9-10 Sebuah studi meta-analisis dari 17 uji klinik yang mengikutsertakan 1.625 pasien gagal jantung menunjukkan bahwa suplementasi L-carnitine dalam durasi 7 hari hingga 3 tahun untuk pasien gagal jantung berhubungan dengan perbaikan fungsi ventrikel kiri serta curah jantung yang lebih signifikan dibandingkan terapi konvensional.9

Studi lainnya melaporkan penggunaan L-carnitine untuk pasien yang mengalami infark miokard akut berdasarkan data dari 13 uji klinik mencakup 3.629 pasien. Hasil studi menunjukkan bahwa L-carnitine secara signifikan menurunkan kejadian kematian sebesar 27%, menurunkan kejadian aritmia ventrikel sebesar 65%, dan meredakan gejala nyeri dada sebesar 40% dibandingkan kontrol.4 Sebagai tambahan, L-carnitine juga dapat memperbaiki profil lipid dan kendali gula darah pada pasien-pasien dengan faktor risiko kardiovaskular seperti dislipidemia dan diabetes melitus, sehingga berpotensi menurunkan risiko kejadian kardiovaskular.10

Coenzyme Q10 dan Perannya dalam Penyakit Kardiovaskular

Coenzyme Q10 (CoQ10) merupakan komponen utama dalam sistem transport elektron di mitokondria di dalam sel yang diperlukan untuk produksi energi. Sebagai tambahan, CoQ10 juga bisa bertindak sebagai antioksidan intraseluler, memberikan perlindungan terhadap membran sel terhadap oksidasi. CoQ10 memegang peranan penting dalam bioenergetika jantung, menyediakan energi untuk pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma sel otot dan mengaktivasi protein untuk kontraksi otot jantung. Juga merupakan suatu hal yang telah diketahui bahwa stres oksidatif akibat radikal bebas dapat menyebabkan hipertrofi otot jantung, sedangkan sifat antioksidan dari CoQ10 dapat meredakan stres oksidatif tersebut. Terakhir, CoQ10 juga memiliki sifat antiradang yang dapat mencegah fibrosis otot jantung dan gagal jantung.11

Produksi CoQ10 dari dalam tubuh kita sendiri menurun setelah usia 20 tahun. Kadar CoQ10 dalam otot jantung berkurang hingga setengahnya di usia 80 tahun. Maka, suplementasi CoQ10 terutama memberikan manfaat kesehatan pada populasi lansia.12 Suplementasi CoQ10 telah diteliti pada beberapa uji klinik. Uji klinik Q-SYMBIO merupakan penelitian yang mengevalausi CoQ10 sebagai terapi tambahan untuk gagal jantung. Hasil studi ini menunjukan bahwa CoQ10 menurunkan kejadian kardiovaskular mayor sebesar 50% dalam waktu terapi selama 2 tahun. Kematian kardiovaskular, durasi rawat inap di rumah sakit, serta perbaikan gejala gagal jantung juga dapat diperoleh pasien yang mendapatkan suplemen CoQ10.3

Studi lain mengeksplorasi manfaat gaya hidup sehat dengan suplementasi CoQ10 dan L-carnitine sebagai tambahannya selama 3 bulan untuk pasien dengan infark miokard. Hasil studi menunjukkan bahwa terapi tersebut secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien, baik secara fisik dan emosional. Sebagai tambahan, penelitian lainnya menunjukkan manfaat suplementasi CoQ10 100 mg per hari untuk pasien dengan hipertensi, di mana pasien lebih jarang mengalami infark miokard dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan suplementasinya. Hasil studi ini membuktikan bahwa CoQ10 bermanfaat juga untuk mencegah infark miokard pada pasien-pasien berisiko tinggi.14

Kesimpulan

Car-Q mengandung L-carnitine dan coenzyme Q10 yang memegang peranan penting dalam bioenergetika jantung dengan berbagai manfaat kesehatan tambahan lainnya. Keduanya telah diteliti dalam berbagai uji klinik dan menunjukkan manfaat yang baik dalam mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular termasuk gagal jantung dan penyakit jantung koroner.

 

Referensi

  1. Lam CSP. Heart failure in Southeast Asia: facts and numbers. ESC Heart Failure. 2015; 2: 46-9.
  2. Zhao D. Epidemiological features of cardiovascular disease in Asia. JACC: Asia. 2021; 1: 1-13.
  3. Mortensen SA, Rosenfeldt F, Kumar A, Dolliner P, Filipiak KJ, Pella D, et al. The effect of coenzyme Q10 on morbidity and mortality in chronic heart failure. JACC: Heart Failure. 2014; 2: 641-9.
  4. DiNicolantonio JJ, Lavie CJ, Fares H, Menezes AP, O’Keefe JH. L-carnitine in the secondary prevention of cardiovascular disease: systematic review and meta-analysis. Mayo Clin Proc. 2013; 88: 544-51.
  5. Guarini G, Hugi A, Morrone D, Capozza PFG, Marzilli M. Trimetazidine and other metabolic modifiers. Eur Cardiol. 2018; 13: 104-11.
  6. Gnoni A, Longo S, Gnoni GV, Giudetti AM. Carnitine in human muscle bioenergetics: can carnitine supplementation improve physical exercise? Molecules. 2020; 25: 182.
  7. Lionetti V, Stanley WC, Recchia FA. Modulating fatty acid oxidation in heart failure. Cardiovasc Res. 2011; 90: 202-9.
  8. Longo N, Frigeni M, Pasquali M. Carnitine transport and fatty acid oxidation. Biochim Biophys Acta. 2016; 1863: 2422-35.
  9. Song X, Qu H, Yang Z, Rong J, Cai W, Zhou H. Efficacy and safety of l-carnitine treatment for chronic heart failure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Biomed Res Int. 2017; 6274854: 1-11.
  10. Asadi M, Rahimlou M, Shishehbor F, Mansoori A. The effect of l-carnitine supplementation on lipid profile and glycaemic control in adults with cardiovascular risk factors: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled clinical trials. Clin Nutr. 2020; 39: 110-22.
  11. Zozina VI, Covantev S, Goroshko OA, Krasnykh LM, Kukes VG. Coenzyme Q10 in cardiovascular and metabolic diseases: current state of the problem. Curr Cardiol Rev. 2018; 14: 164-74.
  12. Aaseth J, Alexander J, Alehagen U. Mechanism of ageing and development. 2021; 197: 111521.
  13. Sharifi MH, Eftekhari MH, Ostovan MA, Rezaianazadeh A. Effects of a therapeutic lifestyle change diet and supplementation with Q10 plus L-carnitine on quality of life in patients with myocardial infarction: a randomized clinical trial. J Cardiovasc Thorac Res. 2017; 9: 21-8.
  14. Shah IA, Memon M, Ansari S, Kumar R, Chandio SA, Mirani SH, Rizwan A. Role of coenzyme Q10 in prophylaxis of myocardial infarction. Cureus. 2021; 13: e13137.

Mengungkap Mitos dan Fakta tentang Penyakit Jantung untuk Pemahaman yang Lebih Jelas

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Informasi mengenai penyakit jantung seringkali diwarnai dengan banyaknya desas-desus serta mitos yang tidak terbukti kebenarannya. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan informasi, penting bagi kita untuk mengetahui fakta-fakta yang ilmiah dan akurat mengenai penyakit jantung dan menjauhkan diri dari mitos. Berikut ini adalah 5 mitos terkait penyakit jantung dan apa fakta yang sebenarnya di balik mitos tersebut!

1. Mitos: Serangan Jantung Tidak Mungkin Dialami Orang yang Masih Muda

Dahulu, serangan jantung dipercaya hanya dialami oleh lansia. Namun, kini serangan jantung dapat dialami oleh 1 dari 5 orang yang berusia kurang dari 40 tahun, bahkan di usia 20-30 tahun. Hal ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup di usia muda yang kerap kali kurang memperhatikan kesehatan jantung, antara lain memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol dalam jumlah yang berlebih, tidak berolahraga secara rutin dan tidak mengatur pola makan sehingga memiliki berat badan yang berlebih, serta adanya penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes yang telah diderita sejak usia muda, namun tidak terkontrol dengan baik. Faktanya, faktor gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor risiko utama terjadinya serangan jantung.1

2. Mitos: Serangan Jantung Hanya Disebabkan oleh Faktor Keturunan

Memiliki keluarga dengan riwayat serangan jantung dan bertambahnya usia memang benar dapat meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung. Namun, faktor keturunan hanyalah salah satu faktor risiko serangan jantung di antara berbagai faktor risiko lainnya, yang justru umumnya dapat kita kendalikan. Beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan antara lain berat badan berlebih, kurang berolahraga, diet tinggi lemak jenuh, kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebih, serta adanya penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes melitus. Dengan membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol penyakit penyerta secara konsisten, maka niscaya risiko serangan jantung dapat diturunkan.

3. Mitos: Nyeri Dada Pasti Penyebabnya Serangan Jantung

Nyeri dada memang merupakan salah satu gejala utama serangan jantung, dengan karakteristik nyeri seperti tertekan atau tertindih benda berat, nyeri dada yang menjalar ke rahang, punggung, atau lengan kiri, atau bahkan ulu hati, dan dapat disertai dengan keringat dingin dan sesak. Namun, tidak semua nyeri dada yang dialami pasti disebabkan oleh serangan jantung. Beberapa contohnya, nyeri dada yang terasa di bagian tengah dada dan seperti terbakar, umumnya dirasakan setelah makan, dapat berkaitan dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), yang merupakan masalah pencernaan. Contoh lainnya adalah nyeri dada yang dirasakan setelah beraktivitas berat yang dipicu oleh pergerakan tertentu, umumnya disebabkan oleh nyeri otot. Nyeri dada yang disertai batuk berdahak, demam, dan dapat diperberat ketika bernapas dapat berkaitan dengan infeksi paru-paru atau selaputnya. Oleh karena itu, bila Anda mengalami nyeri dada yang belum diketahui sebabnya, sebaiknya konsultasikanlah ke Dokter!

4. Mitos: Serangan Jantung Sama Saja dengan Gangguan Irama Jantung dan Gagal Jantung

Penyakit jantung seringkali dikaitkan dengan serangan jantung, suatu kondisi di mana terjadi gangguan aliran darah pada pembuluh darah jantung, menyebabkan otot jantung mengalami kerusakan karena kekurangan oksigen yang menimbulkan gejala nyeri dada yang khas.4 Padahal, penyakit jantung tidak hanya serangan jantung saja, tetapi juga ada gangguan irama jantung dan gagal jantung. Gangguan irama jantung dikenal dengan istilah aritmia, di mana detak jantung seseorang bisa terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak teratur. Gangguan irama ini dapat menyebabkan henti jantung hingga kematian.5 Sementara itu, gagal jantung merupakan kondisi di mana jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga dapat terjadi gejala sesak dan penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh, menyebabkan edema paru-paru ataupun bengkak pada kedua kaki.6 Faktanya, gaya hidup yang kurang sehat tidak hanya bisa meningkatkan risiko serangan jantung saja, tetapi juga gangguan irama jantung dan gagal jantung.5-6 Maka, senantiasa terapkanlah gaya hidup sehat!

5. Mitos: Sebagai Seorang Perokok, Sudah Terlambat untuk Berhenti Merokok karena Risiko Penyakit Jantung Sudah Tidak Bisa Dikendalikan Lagi

Faktanya, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Tidak peduli seberapa banyak atau seberapa lama Anda telah merokok, berhenti merokok dapat bermanfaat untuk kesehatan Anda. Jika Anda telah mengalami serangan jantung, berhenti merokok menurunkan risiko serangan jantung berikutnya dan kematian karena penyakit jantung. Bagi Anda yang belum pernah mengalami serangan jantung, berhenti merokok dapat menurunkan risiko kejadian menyempitnya pembuluh darah karena aterosklerosis sehingga juga menurunkan risiko Anda untuk mengalami serangan jantung, secara bertahap ketika Anda memutuskan untuk berhenti merokok.7

Kesimpulan

Terdapat berbagai jenis penyakit jantung, antara lain serangan jantung, gangguan irama jantung, dan gagal jantung. Mayoritas penyakit jantung disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat, dan sebaliknya risiko penyakit jantung dapat diturunkan dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga, mengatur diet, menurunkan berat badan, berhenti merokok dan minum alkohol, serta mengontrol penyakit penyerta yang diderita seperti hipertensi dan diabetes.

 

Referensi:

  1. Cardiometabolic Institute. What’s behind the rise in heart attacks among young people? [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.cminj.com/blog/whats-behind-the-rise-in-heart-attacks-among-young-people
  2. NHS. Cardiovascular disease [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhs.uk/conditions/cardiovascular-disease/
  3. NHS. Chest pain [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhs.uk/conditions/chest-pain/
  4. Mayo Clinic. Heart attack [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-attack/symptoms-causes/syc-20373106
  5. Mayo Clinic. Heart arrhythmia [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-arrhythmia/symptoms-causes/syc-20350668
  6. Mayo Clinic. Heart failure [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-failure/symptoms-causes/syc-20373142#:~:text=Heart%20failure-,Heart%20failure%20occurs%20when%20the%20heart%20muscle%20doesn’t%20pump,of%20the%20legs%20and%20feet.
  7. NIH. Benefits of quitting smoking [Internet]. [cited 2024 Apr 24]; Available from: https://www.nhlbi.nih.gov/health/heart/smoking/benefits-to-quit#:~:text=In%20many%20studies%2C%20quitting%20smoking,keeps%20getting%20lower%20over%20time.

 

Mengenal Aritmia dan Menjaga Kesehatan Jantung: Rahasia di Balik Detak Jantung

Aritmia, atau gangguan irama jantung, adalah salah satu jenis penyakit jantung yang sering kali kurang dipahami. Meskipun serangan jantung lebih dikenal, aritmia juga bisa menyebabkan masalah kesehatan serius seperti jantung berdebar, nyeri dada, sesak napas, pingsan mendadak, bahkan kematian. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam tentang apa itu aritmia dan bagaimana dampaknya pada kesehatan jantung Anda.

Apa Itu Gangguan Irama Jantung?

Aritmia secara sederhana adalah gangguan irama jantung. Kelainan irama jantung ini dapat berupa irama jantung yang terlalu cepat, dikenal dengan istilah takikardia, atau berupa irama jantung yang terlalu lambat, dikenal dengan istilah bradikardia. Bentuk lain dari aritmia adalah irama jantung yang tidak teratur atau tidak konsisten. Detak jantung memang dapat menjadi lebih cepat atau lebih lambat dalam kondisi tertentu. Sebagai contoh, detak jentung menjadi lebih cepat ketika berolahraga, dan menjadi lebih lambat ketika tidur. Hal ini adalah hal yang wajar dan tidak termasuk aritmia. Namun, ketika denyut jantung menjadi lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur tanpa pencetus atau penyebab yang jelas, hal itulah yang perlu Anda waspadai sebagai suatu kelainan irama jantung.

Penyebab Umum dari Aritmia Jantung

Irama jantung bergantung pada aktivitas listrik dari jantung itu sendiri. Dalam kondisi normal, terdapat sel pacu jantung di salah satu ruangan dari jantung yaitu atrium kanan yang memunculkan aktivitas listrik yang akan dihantarkan ke keseluruhan jantung. Namun, dalam kondisi aritmia, bisa terdapat gangguan pada sel pacu jantung atau hantaran aktivitas listrik di jantung, diikuti dengan kemunculan aktivitas listrik lain yang tidak normal dari bagian jantung lainnya, memunculkan suatu irama jantung yang abnormal. Mengapa hal ini dapat terjadi? Risiko aritmia meningkat seiring terjadinya pertambahan usia dan beberapa di antaranya dapat terkait dengan faktor genetik. Namun, faktor gaya hidup terutama merokok, minum alkohol dalam jumlah berlebih, dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko kejadian aritmia.

Gejala-Gejala Aritmia Jantung yang Perlu Diwaspadai

Bergantung pada jenis aritmia yang dialami, aritmia bisa bergejala ataupun tidak bergejala. Irama jantung yang tidak teratur juga kadang-kadang bisa terdeteksi dalam pemeriksaan kesehatan rutin oleh Dokter pada pasien yang tidak bergejala. Gejala-gejala yang dapat dirasakan oleh penderita aritmia antara lain:

  • Berdebar-debar
  • Denyut jantung terasa lebih cepat dari biasanya
  • Denyut jantung terasa lebih lambat dari biasanya
  • Nyeri dada dan sesak
  • Gelisah
  • Pusing
  • Sensasi seperti ingin pingsan atau pingsan mendadak

Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, terutama terkait dengan perubahan denyut jantung Anda, Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke Dokter untuk dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti EKG lebih lanjut.

Bagaimana Pengobatan Aritmia?

Pengobatan aritmia sangat bergantung pada jenis aritmia yang dialami. Beberapa pengobatan yang dapat menjadi pilihan antara lain obat-obatan yang dapat mengembalikan irama jantung menjadi normal, obat antikoagulan, atau obat lainnya untuk mengendalikan faktor risiko kardiovaskular. Manajemen gaya hidup sehat juga umumnya dianjurkan untuk mencegah kerusakan jantung lebih lanjut yang dapat memperparah kondisi aritmia. Pada beberapa pasien tertentu, pemasangan alat pacu jantung mungkin diperlukan. Prosedur tindakan operasi tertentu juga dapat dilakukan untuk beberapa pasien yang memenuhi kriteria. Untuk menentukan pengobatan yang tepat, tentunya terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan oleh Dokter.

Kesimpulan

Aritmia adalah gangguan jantung yang ditandai dengan kelainan pada irama jantung. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas listrik jantung yang tidak normal dan bisa dipengaruhi oleh usia, riwayat keluarga, atau gaya hidup tidak sehat. Meski tidak selalu menimbulkan gejala, aritmia dapat menyebabkan jantung berdebar, nyeri dada, sesak napas, atau bahkan pingsan mendadak saat gejala muncul. Pemeriksaan fisik dan penunjang yang tepat yang dilakukan oleh Dokter dapat mendeteksi aritmia secara dini, sehingga kemudian tatalaksana yang tepat segera dapat dilakukan.

Gagal Jantung dan Serangan Jantung: Mana yang Lebih Berbahaya?

Jantung adalah organ vital yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung dan serangan jantung adalah dua kondisi yang berbeda, meskipun keduanya merupakan bentuk dari penyakit jantung dan perlu diwaspadai. Meski sama-sama memengaruhi jantung, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Berikut adalah perbedaan antara gagal jantung dan serangan jantung:

Gagal jantung

Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Ciri – ciri gagal jantung meliputi:

  • Gejalanya adalah nyeri dada, sesak napas yang memberat dalam posisi berbaring, batuk dimalam hari, hingga bengkak pada tungkai.
  • Bisa disebabkan adanya penyakit lain yang mendasari seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kardiomiopati, atau aritmia

Serangan jantung

Serangan jantung adalah kondisi ketika otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Kondisi ini dapat terjadi karena penyumbatan pembuluh darah koroner.

Ciri – ciri serangan jantung meliputi:

  • Gejalanya adalah nyeri dada, terutama di sebelah kiri, dapat menjalar ke rahang atau lengan kiri, sesak napas, keringat dingin, hingga dapat mengalami mual dan muntah.
  • Terjadi ketika sel-sel otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup karena adanya penyumbatan di pembuluh darah koroner.
  • Terjadi secara mendadak dan dapat memburuk dengan cepat.
  • Bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Pencegahan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal jantung dan serangan jantung, antara lain:

  • Menjaga berat badan ideal
  • Melakukan olahraga secara teratur
  • Mengonsumsi makanan yang sehat
  • Tidak merokok
  • Mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan gula darah

Kesimpulan

Gagal jantung dan serangan jantung adalah dua kondisi yang dapat memengaruhi jantung. Meski sama-sama memengaruhi jantung, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang signifikan. Penting untuk mengetahui perbedaan antara gagal jantung dan serangan jantung agar dapat mendapatkan penanganan yang tepat.

Ditinjau Oleh: dr. Lyon Clement
Tanggal: 26 September 2023
Referensi:
  • Beda Serangan Jantung, Gagal Jantung, Dan Henti Jantung. KlikDokter. (n.d.). https://www.klikdokter.com/info-sehat/jantung/beda-serangan-jantung-gagal-jantung-dan-henti-jantung
  • Keluarga, M. (n.d.-a). Gagal Jantung: Ketahui Penyebab, Gejala, Dan Cara Diagnosanya. Mitra Keluarga. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/gagal-jantung
  • Keluarga, M. (n.d.-b). Pahami Perbedaan Serangan Jantung Dan Henti Jantung. Mitra Keluarga. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/perbedaan-serangan-jantung-dan-henti-jantung
  • Primaya Hospital. (2021, June 17). Gagal Jantung Kongestif: Silent Killer Yang Berbahaya. https://primayahospital.com/jantung/gagal-jantung-kongestif/
  • Siloam Hospitals, T. M. (n.d.). 3 Perbedaan Gagal Jantung dan Serangan Jantung, Perlu Tahu!Ti. Rumah Sakit Dengan Pelayanan Berkualitas – Siloam hospitals. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/perbedaan-gagal-jantung-dan-serangan-jantung

Menjaga Kesehatan Jantung dan Fisik di Usia Produktif: Panduan dan Strategi

Pendahuluan

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Tidak semua faktor risiko penyakit jantung dapat dikendalikan, seperti riwayat keluarga dengan penyakit jantung, jenis kelamin laki-laki, ataupun bertambahnya usia. Namun demikian, terdapat berbagai faktor risiko penyakit jantung yang justru ada di bawah kendali kita yang dapat kita cegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut ini adalah kiat untuk menjaga kesehatan jantung dan fisik di usia produktif!

  1. Stop Merokok

Merokok secara aktif ataupun pasif, dengan rokok biasa ataupun rokok elektrik, dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah Anda. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan kondisi hipoksia, yang mana dapat mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi-kondisi tersebut dapat berhubungan dengan kejadian hipertensi yang dapat semakin meningkatkan risiko penyakit jantung. Dengan berhenti merokok, risiko penyakit jantung akan berangsur-angsur menurun. Berhenti merokok selama setahun dapat menurunkan risiko penyakit jantung kira-kira 50% dari ketika masih merokok. Maka, berhentilah merokok mulai dari sekarang!

  1. Olahraga

Aktivitas fisik rutin dapat menurunkan risiko penyakit jantung sekaligus memperbaiki kondisi fisik Anda termasuk menurunkan berat badan. Selain itu, aktivitas fisik dapat juga memperbaiki kondisi hipertensi, kolesterol berlebih, dan diabetes melitus tipe 2. Secara umum, Anda perlu melakukan olahraga aerobik derajat sedang seperti berjalan selama 150 menit seminggu dan olahraga aerobik dengan derajat yang lebih intens seperti berlari selama 75 menit seminggu. Disarankan pula agar Anda juga melakukan latihan kekuatan otot sekurangnya 2 sesi atua lebih dalam seminggu. Bila aktivitas anda sangat padat sehingga tidak dapat melakukan semua kegiatan tersebut, jangan khawatir! Tetap upayakan lakukan beragam aktivitas fisik sehari-hari seperti naik turun tangga, membersihkan rumah dan lingkungan, dan aktivitas lainnya. Melakukan sedikit aktivitas fisik lebih baik dibandingkan tidak melakukannya dan Anda juga akan memperoleh manfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung.

  1. Pengaturan Diet

Makanan sehat dapat membantu mencegah penyakit jantung, mengoptimlakan tekanan darah dan kadar kolesterol, serta menurunkan risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2. Konsumsilah lebih banyak sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, daging tanpa lemak dan ikan, dan sumber lemak yang sehat seperti minyak zaitun. Sebaliknya, hindari makanan dengan kandungan garam dan gula yang terlalu tinggi, produk makanan olahan, makanan-makanan dengan kandungan lemak trans dan lemak jenuh yang tinggi seperti gorengan, dan juga hindari konsumsi alkohol. Membiasakan diri konsumsi makanan sehat dapat membantu Anda menurunkan risiko penyakit jantung.

  1. Kontrol Berat Badan

Berat badan berlebih, terutama yang dikenal dengan istilah obesitas sentral di mana Anda memiliki lemak yang berlebih terutama di bagian tengah tubuh, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, kadar kolesterol berlebih, dan juga diabetes melitus tipe 2. Indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25 kg/m2 umumnya meningkatkan risiko-risiko tersebut. Berita baiknya, menurunkan berat badan 3-5% saja sudah dapat mulai memberikan manfaat untuk kesehatan jantung Anda dengan membantu menurunkan kadar lemak tertentu dalam darah, yaitu trigliserida, serta membantu mengoptimalkan gula darah Anda. Menurunkan berat badan lebih lanjut dapat menambahkan manfaat penurunan tekanan darah dan kadar kolesterol tubuh sehingga semakin membantu mencegah penyakit jantung.

  1. Tidur Cukup

Sibuk beraktivitas membuat kita seringkali memangkas waktu tidur. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit, termasuk obesitas, hipertensi, diabetes melitus tipe 2, atau bahkan depresi dan penyakit jantung. Usahakanlah agar Anda setidaknya mendapatkan waktu tidur 7 jam sehari dengan jam tidur yang teratur untuk hidup yang lebih sehat!

  1. Kendalikan Stres

Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan terkadang membuat pikiran kita tertekan. Berhati-hatilah, karena stres yang berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi dan juga penyakit jantung! Tekanan dari berbagai hal mungkin tidak dapat dihindari, namun Anda dapat melindungi kesehatan Anda dengan manajemen stres yang baik. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan stres antara lain melakukan aktivitas fisik, latihan relaksasi, yoga, dan meditasi. Jangan lupa bahwa Anda juga bisa berkonsultasi ke psikolog atau psikiater bila Anda untuk mendapatkan bantuan dan arahan yang paling tepat untuk Anda.

  1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Beberapa faktor risiko seperti hipertensi, kadar kolesterol berlebih, dan diabetes melitus tipe 2 dapat dideteksi dini bila kita melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah di fasilitas layanan kesehatan terdekat. Kadar kolesterol dan gula darah dapat diperiksa dengan pemeriksaan darah sederhana di laboratorium. Bila Anda mengalami hipertensi, kadar kolesterol berlebih, atau diabetes melitus tipe 2, jangan khawatir dan segera konsultasikanlah ke Dokter Anda, karena kondisi-kondisi tersebut semakin dideteksi lebih dini, semakin cepat pula dapat dikendalikan sehingga risiko penyakit jantung dapat ditekan.

  1. Cegah Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi tertentu dapat menyebabkan penyakit jantung. Sebagai contoh, infeksi gigi berlubang atau infeksi gusi yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan endokarditis, yaitu peradangan pada endokardium jantung. Maka, jangan lupa jaga kebersihan gigi Anda dan konsultasikanlah ke Dokter gigi apabila diperlukan. Selain itu, berbagai penyakit infeksi dapat memperburuk kondisi orang yang telah memiliki penyakit jantung sebelumnya. Oleh karena itu, beberapa tindakan pencegahan infeksi, salah satunya dengan vaksinasi, dapat membantu Anda menurunkan risiko terkena penyakit infeksi. Vaksinasi ini khususnya amat penting untuk dilakukan bagi Anda yang telah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Kesimpulan

Kendali faktor risiko penyakit jantung sejak dini dengan menghindari rokok, berolahraga rutin, mengatur diet, mengontrol berat badan, tidur cukup, mengendalikan stres, memeriksa kesehatan secara rutin, dan mencegah penyakit infeksi merupakan kunci untuk menjaga kesehatan jantung dan fisik, agar produktivitas senantiasa tetap terjaga.

Referensi:

  1. Mayo Clinic. Strategies to prevent heart disease [Internet]. [cited 2024 Apr 8]; Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/in-depth/heart-disease-prevention/art-20046502
  2. US Department of Health and Human Services. Keep your heart healthy [Internet]. [cited 2024 Apr 8]; Available from: https://health.gov/myhealthfinder/health-conditions/heart-health/keep-your-heart-healthy
Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC