Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

Penyakit yang Berhubungan dengan Gangguan Pada Saraf Otak

Saraf otak merupakan jaringan yang kompleks dan memiliki fungsi tak tergantikan. Dari penglihatan, penciuman, berjalan, hingga berbicara, semuanya diatur oleh sistem saraf otak. Namun sistem saraf otak tidak bekerja sendiri karena saling berhubungan dengan beberapa bagian terpenting di tubuh, yaitu sumsum tulang belakang, saraf-saraf tepi yang berhubungan, organ indera ataupun otot.

Sistem saraf otak secara keseluruhan bertanggung jawab atas banyak fungsi penting dalam tubuh, seperti ingatan, persepsi, bahasa, gerakan, menelan, bernapas, bahkan fungsi usus dan kandung kemih. Namun, ketika ada masalah pada saraf otak, kondisi itu dapat menyebabkan gangguan neurologis yang menyebabkan seseorang dapat

mengalami kesulitan bergerak, berbicara dan gangguan fungsi lainnya.

Kondisi yang Dapat Berhubungan dengan Gangguan Saraf Otak

Untuk itu sangatlah penting untuk mengetahui kondisi yang dapat menyebabkan gangguan saraf otak. Dengan begitu, dokter dapat melakukan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Berikut ini beberapa kondisi yang dapat berhubungan dengan gangguan saraf otak:

1.   Sakit kepala

Sakit kepala merupakan salah satu jenis gangguan saraf otak yang paling umum dan dapat menyerang siapa saja pada usia berapapun. Meskipun sakit kepala merupakan gejala yang sangat umum terjadi, umumnya mayoritas sakit kepala tidak berhubungan dengan gangguan saraf otak yang serius. Jika sakit kepala datang secara tiba-tiba dan terjadi berulang kali, kamu harus segera menemui dokter, karena bisa jadi sakit kepala tersebut disebabkan oleh suatu gangguan yang lebih serius dan perlu dievaluasi lebih lanjut.

2.   Epilepsi dan kejang

Salah satu jenis gangguan saraf otak lainnya yaitu epilepsi dan kejang. Epilepsi merupakan kondisi dimana adanya aktivitas listrik yang abnormal di otak yang menyebabkan kejang. Kondisi tersebut dapat terjadi pada usia berapa pun, tapi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau pada orang berusia di atas 60 tahun.

Sebagian besar kasus epilepsi tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi. Namun, kejang terkadang terjadi sebagai akibat dari beberapa kondisi berikut:

  • Stroke
  • Tumor otak
  • Infeksi otak
  • Cedera kepala yang berat
  • Penyalahgunaan narkoba atau alkohol
  • Kekurangan oksigen saat

3.   Stroke

Gangguan saraf otak berikutnya yang cukup sering dijumpai adalah stroke. Stroke terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terputus. Tanpa suplai darah yang cukup,

sel-sel otak di area yang terdampak akan mengalami kekurangan oksigen. Selain itu, otak kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk berfungsi dan bertahan hidup.

Ada dua jenis stroke:

  • Stroke iskemik, akibat gumpalan darah di dalam pembuluh darah yang memasok
  • Stroke hemoragik, akibat pecahnya pembuluh darah di dalam

Pada kedua jenis stroke tersebut, dampaknya adalah kematian pada sel-sel saraf di bagian otak yang mengalami gangguan aliran darah. Alhasil, sistem saraf otak tidak dapat menjalankan fungsi vitalnya lagi.

4.   Sklerosis lateral amiotrofik

Ini adalah salah satu kondisi neuromuskuler yang langka, yang dapat memengaruhi sel saraf otak dan sumsum tulang belakang. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, tapi faktor risiko yang dicurigai adalah faktor genetik dan lingkungan.

Penderita sklerosis lateral amiotrofik ini akan mengalami kelumpuhan secara bertahap sehingga dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian.

5.   Demensia, termasuk Penyakit Alzheimer

Kehilangan memori atau menurunnya kemampuan untuk mengingat merupakan keluhan umum yang sering dialami lansia. Penurunan fungsi memori merupakan bagian normal dari penuaan.

Namun, ada tanda-tanda tertentu yang dapat mengindikasikan kondisi yang lebih serius, yang dikenal dengan istilah demensia, di mana salah satunya adalah penyakit Alzheimer. Gejala-gejalanya dapat berupa:

  • Tersesat
  • Kesulitan mengelola keuangan
  • Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
  • Pelupa
  • Bermasalah dalam berbicara dan

Demensia adalah suatu kondisi yang lambat namun bersifat progresif harus dievaluasi oleh dokter spesialis saraf. Meskipun belum ada obat yang benar-benar terbukti efektif untuk menyembuhkan demensia, terdapat metode perawatan dan pengobatan tertentu yang dapat membantu mengurangi gejala dan membatasi progresivitas penyakit ini.

Itu dia penjelasan mengenai penyakit yang berhubungan dengan gangguan saraf otak. Anda bisa mencari informasi seputar kesehatan lainnya di artikel Website Sahabat KECC

 

Referensi:

Johns Hopkins Medicine. Brain Anatomy and How the Brain Works

Banner Health. 6 Neurological Conditions and Symptoms You Should Look Out For Medical News Today. 5 different neurological disorders and their symptoms

RG-Choline 1000 mg

Komposisi :
RG Choline 1000 mg : Citicoline 1000 mg
RG Choline 500 mg : Citicoline 500 mg
RG Choline Sirup : Citicoline 500 mg, Sorbitol, Natrium Benzoat, Sukrosa, Natrium Sitrat, Asam Sitrat, Natrium EDTA, Perisa Melon

Kemasan :
Kaplet 1000 mg : 1 Dus berisi 3 strip @10 kaplet
Tablet 500 mg : 1 Dus berisi 3 strip @ 10 tablet
Sirup : Dus, botol @60 mL

Dosis :
Kaplet dan Tablet: 1-2 kali per hari dalam dosis terbagi dengan atau sesuai petunjuk dokter
Sirup: 1-2 kali 10 mL atau sesuai petunjuk dokter

RG-Choline Syrup

Komposisi :
RG Choline 1000 mg : Citicoline 1000 mg
RG Choline 500 mg : Citicoline 500 mg
RG Choline Sirup : Citicoline 500 mg, Sorbitol, Natrium Benzoat, Sukrosa, Natrium Sitrat, Asam Sitrat, Natrium EDTA, Perisa Melon

Kemasan :
Kaplet 1000 mg : 1 Dus berisi 3 strip @10 kaplet
Tablet 500 mg : 1 Dus berisi 3 strip @ 10 tablet
Sirup : Dus, botol @60 mL

Dosis :
Kaplet dan Tablet: 1-2 kali per hari dalam dosis terbagi dengan atau sesuai petunjuk dokter
Sirup: 1-2 kali 10 mL atau sesuai petunjuk dokter

RG-Choline 500mg

Komposisi :
RG Choline 1000 mg : Citicoline 1000 mg
RG Choline 500 mg : Citicoline 500 mg
RG Choline Sirup : Citicoline 500 mg, Sorbitol, Natrium Benzoat, Sukrosa, Natrium Sitrat, Asam Sitrat, Natrium EDTA, Perisa Melon

Kemasan :
Kaplet 1000 mg : 1 Dus berisi 3 strip @10 kaplet
Tablet 500 mg : 1 Dus berisi 3 strip @ 10 tablet
Sirup : Dus, botol @60 mL

Dosis :
Kaplet dan Tablet: 1-2 kali per hari dalam dosis terbagi dengan atau sesuai petunjuk dokter
Sirup: 1-2 kali 10 mL atau sesuai petunjuk dokter

Brainact Odis

Komposisi :
Citicolin 500mg

Dosis:
500 mg, 1 atau 2 kali sehari

Kemasan :
Box, 3 Strip @ 10 Tablet cepat larut.

Peringatan & Perhatian :
– Tidak dianjurkan untukanak-anak, Ibu hamil & menyusui.

Penyimpanan :
Simpan pada suhu ruang (di bawah 30 derajat celcius). dan terlindung dari sinar matahari langsung

Peptibren

Komposisi :
Energi 270 Kkal/saji
Komposisi per saji:
Lemak 5 g, Protein 15 g, Karbohidrat 44 g, Natrium 65 mg, Kalium 710 mg, Vitamin A 30% AKG, Vitamin C 80%, AKG, Vitamin D3 8% AKG, Vitamin E 25% AKG, Vitamin B1 50% AKG, Vitamin B2 35% AKG, Niasin 25% AKG, Vitamin B6 30% AKG, Vitamin B12 15% AKG, Asam folat 25% AKG, Asam pantotenat 15% AKG, Kalsium 30% AKG, Besi 8% AKG, Fosfor 30% AKG, Magnesium 25% AKG, Seng 45% AKG, Yodium 15% AKG, Selenium 35% AKG, Medium trigliserida 1,1 g, Omega 3 0,2 g, Omega 6 1 g, Inulin 3 g, Kolin 128 mg
Dilengkapi dengan : Inulin 3 gr, Cholin 128 mg, Phosphatidylserine 41 mg, UMP 32 mg, Zinc 7 mg.

Aturan Penyajian
1 sachet (65 gram) + 200 mL air hangat

Kemasan :
Dus 195 g (3 Sachet @ 65g)
2 Varian Rasa Vanila & Kacang Hijau

Keunggulan Peptibren :
– Padat kalori 1,2 kkal/mL (270 kkal/200 mL)
– Tinggi protein -> 21% total kalori = 14 gram/serving
– Dilengkapi dengan neuronutrition : Choline; Phosphatidylserine, Uridine Monophosphate
– Dilengkapi 12 vitamin; 6 mineral
– Dilengkapi serat pangan
– Bebas gluten
– Bebas kolesterol
– Rendah Indeks Glikemik
– Bisa per oral dan/atau NGT

 

Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC