Beranda Rewards
Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC

12 Aktivitas Fisik Seru Bantu Anak Tumbuh Sehat dan Kuat

Olahraga sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental anak. Aktivitas fisik yang membuat anak bernapas lebih cepat, meningkatkan detak jantung, dan menggunakan otot mereka, dapat memberikan dampak positif untuk tumbuh kembang anak. Mendorong anak untuk aktif setiap hari akan membantu mereka tetap sehat selama masa remaja dan dewasa.

Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Fisik Anak

Aktivitas fisik berperan penting dalam menjaga kesehatan anak. Berikut adalah beberapa manfaat yang didapat anak dari olahraga:

  • Mengoptimalkan Pertumbuhan dan Pembentukan Tulang dan Otot: Olahraga mendukung perkembangan tulang dan otot yang sehat, yang sangat penting selama masa pertumbuhan anak.
  • Mengembangkan Koordinasi dan Keterampilan Motorik: Anak yang aktif berolahraga akan lebih cepat mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus.
  • Menurunkan Risiko Penyakit Kronik: Aktivitas fisik membantu menurunkan risiko terkena penyakit kronik seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2 di masa depan.
  • Mencegah Kenaikan Berat Badan Berlebih: Dengan bergerak aktif, anak dapat mempertahankan berat badan ideal dan menghindari obesitas.
  • Meningkatkan Kebugaran Anak: Olahraga meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan stamina, yang membantu anak lebih aktif dan energik sepanjang hari.

Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Emosional dan Sosial Anak

Selain manfaat fisik, olahraga juga penting untuk kesehatan mental dan sosial anak. Berikut beberapa manfaat emosional dan sosial yang didapat dari aktivitas fisik:

  • Membangun Keterampilan Sosial: Olahraga, terutama yang dilakukan dalam tim, membantu anak belajar bekerja sama dan membangun keterampilan sosial yang penting.
  • Meningkatkan Konsentrasi: Aktivitas fisik dapat meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan berkonsentrasi, baik di sekolah maupun dalam aktivitas sehari-hari.
  • Mengurangi Stres, Kecemasan, dan Depresi: Berolahraga secara teratur membantu anak mengelola stres, menurunkan tingkat kecemasan, dan memperbaiki suasana hati.
  • Mendorong Kerja Sama Tim: Anak yang berpartisipasi dalam olahraga kelompok akan belajar keterampilan kerja sama dan pengembangan tim, sehingga membantu mereka di masa dewasa.

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Anak?

Kebutuhan aktivitas fisik anak bervariasi berdasarkan usia mereka. Berikut panduan aktivitas fisik yang sesuai untuk setiap kelompok usia:

0 hingga 1 Tahun:

Meskipun bayi belum bisa bergerak sendiri, mereka tetap membutuhkan waktu tengkurap setidaknya 30 menit setiap hari. Orang tua dapat membantu bayi menggerakkan lengan dan kaki, serta memotivasi mereka untuk meraih dan memegang benda.

1 hingga 5 Tahun:

Anak-anak di usia ini perlu aktif secara fisik selama 3 jam sehari dengan aktivitas yang bervariasi, seperti:

5 hingga 17 Tahun:

Anak-anak berusia 5 tahun ke atas dianjurkan untuk berolahraga setidaknya 1 jam per hari, dengan campuran aktivitas intensitas sedang hingga tinggi seperti:

Mereka juga disarankan melakukan aktivitas yang memperkuat otot dan tulang minimal 3 kali per minggu, seperti:

Kesimpulan

Olahraga memiliki peran yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Selain menjaga kesehatan fisik, olahraga juga membantu mengembangkan keterampilan sosial, mental, dan emosional. Dengan mendorong anak untuk aktif setiap hari, orang tua membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih sehat, kuat, dan bahagia.

 

Referensi:

Healthdirect Australia. Benefits of physical activity for children [Internet]. 2024 [cited 2024 Oct 21]. Available from: https://www.healthdirect.gov.au/benefits-of-physical-activity-for-children

11 Tanda Obesitas pada Anak serta Tips Efektif Mengatasinya

Penting bagi orang tua untuk mengenali penyebab dan tanda-tanda obesitas pada anak sejak dini untuk mencegah dampak negatif jangka panjang. Obesitas adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dengan sebagian besar kasus disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan meliputi aktivitas fisik, gaya hidup, status sosial ekonomi, dan pola makan. Pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi juga dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Sebab, anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan serius, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, beberapa jenis kanker, obstructive sleep apnoea, dan osteoartritis.

Penyebab Obesitas pada Anak

  • Faktor Genetik dan Lingkungan: Genetik dan faktor lingkungan berperan penting dalam perkembangan obesitas pada anak. Anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.
  • Ketidakseimbangan Aktivitas Fisik dan Asupan Makanan: Pergeseran ke era digital membuat anak lebih cenderung kurang bergerak, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara aktivitas fisik dan asupan makanan. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh yang berpotensi menyebabkan obesitas.
  • Pola Makan dan Kebiasaan Jajan Tidak Sehat: Kebiasaan jajan di sekolah atau tempat bermain sering kali melibatkan konsumsi makanan yang tidak sehat. Banyak jajanan di lingkungan sekolah tidak memenuhi standar gizi dan kesehatan.

Tanda-tanda Obesitas pada Anak

  • Indeks Massa Tubuh (IMT) yang Tinggi: IMT di atas persentil 95 untuk usia dan jenis kelamin anak merupakan indikator utama obesitas.
  • Penumpukan Lemak Tubuh: Lemak berlebih, terutama di sekitar perut, dapat menjadi tanda obesitas.
  • Masalah Kesehatan Terkait: Anak yang mengalami obesitas sering menghadapi masalah kesehatan seperti sesak napas, nyeri sendi, dan kelelahan.
  • Perubahan Fisik:
    • Stretch marks atau perubahan warna kulit di sekitar leher dan ketiak.
    • Wajah bulat, pipi tembam, dan bahu rangkap.
    • Leher yang relatif pendek.
    • Perut yang buncit.
    • Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan.
    • Pada anak laki-laki, dada yang membusung dan payudara sedikit membesar, serta penis yang mengecil (tidak terlihat secara utuh karena tertutup oleh timbunan lemak).
    • Pada anak perempuan, pubertas datang lebih dini, yaitu usia kurang dari 9 tahun sudah mengalami menstruasi.
  • Masalah Psikologis: Anak yang mengalami obesitas sering menghadapi masalah psikologis seperti rendahnya rasa percaya diri, depresi, atau kecemasan.

Tips Efektif Mengatasi Obesitas pada Anak

Untuk membantu anak dalam mengelola pola makan, orang tua perlu mengajarkan cara mengendalikan rasa lapar dan memastikan anak tidak makan berlebihan. Sebaiknya, hindari memaksa anak untuk terus makan jika ia sudah merasa kenyang. Orang tua juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna memastikan asupan makanan yang tepat sesuai dengan kondisi anak.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengontrol asupan kalori pada anak dengan obesitas meliputi:

  • Makan secara teratur tiga kali sehari dengan tambahan camilan sehat, seperti buah-buahan rendah kalori, seperti apel dan pir.
  • Menghindari buah-buahan yang tinggi kalori, seperti mangga.
  • Mengajarkan anak untuk lebih sering minum air putih.
  • Mengurangi konsumsi makanan siap saji.
  • Membatasi asupan susu hingga 500 ml per hari untuk anak usia 2 tahun ke atas dan mengganti susu full cream dengan susu rendah lemak.
  • Menghentikan kebiasaan memberikan hadiah makanan sebagai penghargaan.
  • Mengajarkan anak untuk tidak makan sambil menonton televisi atau bermain gadget.
  • Dengan menerapkan langkah-langkah ini, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat dan mengurangi risiko obesitas.

Pilihan Menu Diet untuk Anak Obesitas

Sayuran

Konsumsi sayur sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena berfungsi sebagai zat pengatur, mengandung zat gizi seperti vitamin dan mineral, memiliki kadar air tinggi, sumber serat makanan, antioksidan. Kurangnya konsumsi sayur dapat mengakibatkan berbagai dampak yaitu memicu perkembangan obesitas karena merupakan makanan yang rendah energi dan kaya akan serat yang akan menghambat terjadinya penimbunan lemak pada tubuh sehingga menyebabkan obesitas.

Buah-Buahan

Konsumsi buah yang rendah merupakan faktor risiko terhadap penyebab obesitas sentral dapat terjadi karena perilaku dan gaya hidup, perilaku makan serta faktor sosial ekonomi. Buah mengandung serat, vitamin, mineral dan air. Komponen terbesar buah-buahan adalah air. Oleh karena itu, kandungan serat pangan yang terdapat dalam buah-buahan rendah.

Dada Ayam

Dada ayam termasuk dalam menu diet untuk anak obesitas karena kaya akan protein. Namun, saat menyajikan dada ayam, pastikan untuk menghindari kulitnya, karena kulit ayam mengandung lemak yang dapat meningkatkan berat badan.

Telur

Berikutnya, telur menjadi pilihan menu diet yang baik untuk anak obesitas. Memberikan telur rebus saat sarapan dapat membantu anak merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Manfaat ini berasal dari kandungan protein dan lemak yang tinggi dalam telur.

Kesimpulan

Obesitas pada anak adalah masalah serius yang memerlukan perhatian khusus oleh para orang tua dengan memahami penyebab, mengenali tanda-tanda, serta penanganannya. Untuk mengatasi obesitas, orang tua dapat menerapkan langkah-langkah seperti mengatur pola makan sehat, menghindari makanan siap saji, dan memilih makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan rendah kalori, dada ayam tanpa kulit, dan telur. Pendekatan ini membantu anak merasa kenyang lebih lama dan mengurangi risiko obesitas.

 

References

Seo YMY, Ellina AD. Kajian literatur pengaruh konsumsi makanan jajan dan obesitas pada anak usia sekolah. J Health Sci Community. 2022;3(1):38-9. Available from: https://thejhsc.org/index.php/jhsc/article/view/157

Danun NV, Kaligis SHM, Tiho M. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Apolipoprotein B (ApoB) pada Remaja Overweight dan Obes. J e-Biomedik (eBm). 2016;4(1):1-2. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/12150

Khatami MR, Pudjijuniarto. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tingkat Aktivitas Fisik Pada Siswa Pudjijuniarto. J Kesehat Olahraga. 2022;10(1):228-30. Available from: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan-olahraga/article/view/44240

Utami D, Setyarini GA. Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Massa Tubuh pada Remaja Usia 15-18 Tahun di SMAN 14 Tangerang. J Ilmu Kedokteran Kesehatan. 2017;4(3):2011-3. Available from: https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/1318

Masdar H, Saputri PA, Rosdiana D, Chandra F, Darmawi D. Depresi, ansietas, dan stres serta hubungannya dengan obesitas pada remaja. J Gizi Klinik Indones. 2017;12(4):141-2. Available from: https://journal.ugm.ac.id/jgki/article/viewFile/23021/15586

Setyani AN, Winarso H, Prayitno S. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh Pada Anak Sekolah Dasar Kelas 4-5 Di SD Citra Berkat dan SDN Made 1 Surabaya. Prominentia Med J. 2020;1(1):25-7. doi: 10.37715/pmj.v1i1.1433. 

Damayanti S, Yudiernawati A, Maemunah N. Hubungan Perilaku Jajan Dengan Status Gizi Pada Anak SDN Tunggulwulung 3 Kota Malang. Nurs News. 2017;2(2):470-2. Available from: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/493.

Hidayanti L, Rahfiludin MZ, Nugraheni SA, Murwani R. Association between the habitual snack consumption at school and the prevalence of overweight in adolescent students in Tasikmalaya, Indonesia. Open Access Maced J Med Sci. 2022;10(E):981-2. doi: 10.3889/oamjms.2022.9858. 

Murni K, Suryani D, Wahyu WT. Relationship of vegetable and fruit consumption with central obesity in adults in Pasar Ikan Community Health Centers Bengkulu City in 2018. SANITAS J Teknol Seni Kesehat. 2019;10(1):87-9. doi: 10.36525/sanitas.2019.8. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Apakah anak obesitas? Yuk, kenali ciri-ciri anak obesitas [Internet]. 2018 [cited 2024 Jul 26]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apakah-anak-obesitas-yuk-kenali-ciri-ciri-anak-obesitas

Siloam Hospitals. Diet untuk anak obesitas [Internet]. [cited 2024 Jul 26]. Available from: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/diet-untuk-anak-obesitas

 

Sering Disamakan, Tipes dan Tifus Ternyata Berbeda. Ini Penjelasannya!

Sekilas terlihat serupa, banyak orang yang salah mengira bahwa tipes dan tifus adalah penyakit yang sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang penting untuk dipahami. Mari pelajari perbedaan tipes dan tifus agar kamu tidak salah kaprah!

Jika kamu mengalami demam yang disertai rasa lelah dan gangguan pencernaan, segeralah periksakan diri ke dokter. Kondisi ini mungkin merupakan gejala penyakit tipes.

Meskipun tipes cukup umum, banyak orang masih sering keliru menganggap tipes dan tifus sebagai penyakit yang sama. Keduanya memang tampak serupa, tetapi sebenarnya disebabkan oleh bakteri yang berbeda dan memiliki cara penularan yang berbeda pula.

Jadi, apa sebenarnya perbedaan antara tipes dan tifus? Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahuinya!

Kenali Perbedaannya Tipes dan Tifus

Banyak orang yang sering keliru menganggap penyakit tipes dan tifus sebagai hal yang sama. Padahal, keduanya adalah kondisi kesehatan yang berbeda. Inilah perbedaan utama antara penyakit tipes dan tifus yang perlu Kamu ketahui!

Apabila Kamu mengalami demam, tubuh terasa lelah, serta masalah pencernaan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Gejala-gejala ini bisa jadi tanda dari penyakit tipes. Meski demikian, banyak yang masih menganggap tipes dan tifus sebagai penyakit yang sama. Namun, kenyataannya, kedua penyakit ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Penyebab Tipes dan Tifus

Meskipun sama-sama disebabkan oleh infeksi bakteri, tipes dan tifus memiliki penyebab yang berbeda. Penyakit tipes atau demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menginfeksi saluran pencernaan. Bakteri ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan feses atau urine dari orang yang terinfeksi, terutama jika kebersihan tangan tidak dijaga dengan baik setelah dari toilet. Selain itu, tipes juga dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi, terutama makanan yang tidak dimasak dengan benar.

Di sisi lain, tifus disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Kutu ini biasanya berasal dari tikus atau kucing yang telah terinfeksi bakteri tersebut. Ketika kutu yang terinfeksi menggigit manusia, bakteri dapat masuk ke tubuh melalui luka gigitan atau kulit yang rusak.

Gejala Tipes dan Tifus

Gejala kedua penyakit ini sering kali mirip, namun ada beberapa perbedaan yang dapat diperhatikan.

  • Gejala Tipes: Gejala tipes umumnya muncul setelah masa inkubasi bakteri selama 1 hingga 2 minggu. Gejala yang paling umum termasuk demam tinggi yang meningkat setiap hari, sakit kepala, lelah, nyeri otot, sakit perut, diare atau sembelit, serta ruam kulit. Pada beberapa kasus, tipes juga bisa menyebabkan komplikasi serius seperti perut bengkak dan sepsis.
  • Gejala Tifus: Gejala tifus biasanya mulai terlihat beberapa hari hingga 2 minggu setelah terpapar kutu yang terinfeksi. Gejala yang muncul bisa berupa demam dan menggigil, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, batuk, serta ruam kulit yang sering muncul pada hari kelima infeksi.

Pengobatan dan Pencegahan

Meskipun memiliki perbedaan, baik tipes maupun tifus disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga keduanya dapat diobati dengan antibiotik. Berikut langkah-langkah pengobatan yang biasanya dilakukan:

  1. Minum Antibiotik: Jenis antibiotik yang diberikan tergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi. Dokter mungkin meresepkan antibiotik tunggal atau kombinasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi.
  2. Memenuhi Kebutuhan Cairan: Pasien tipes sangat disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan guna mencegah dehidrasi akibat demam dan diare. Pada kasus yang lebih parah, pemberian cairan melalui infus mungkin diperlukan.
  3. Vaksinasi Tifoid: Untuk mencegah penyakit tipes, vaksin tifoid sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan risiko tinggi. Vaksin ini dapat diberikan pada anak-anak mulai usia 2 tahun dan perlu diulang setiap 3 tahun.

Dengan memahami perbedaan antara tipes dan tifus serta cara pencegahannya, Kamu bisa lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan.

 

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Tips Agar Tetap Sehat di Musim Hujan

Tetap Sehat di Musim Hujan: 10 Tips yang Perlu Kamu Tahu

Musim hujan sering membawa berbagai penyakit, seperti flu. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan tubuh selama musim ini. Simak tips-tips berikut agar tubuh tetap sehat dan kuat menghadapi musim hujan!

1. Perhatikan Pola Makan

Konsumsi makanan bergizi seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan di musim hujan. Pastikan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah dan kentang, serta makanan yang meningkatkan sistem imun seperti bawang putih dan jahe. Tambahkan juga makanan kaya serat, vitamin, dan mineral dari buah dan sayur, serta makanan probiotik seperti tempe dan yoghurt untuk melindungi tubuh dari infeksi.

2. Rutin Berolahraga

Olahraga rutin adalah kunci untuk tetap sehat, meskipun cuaca hujan sering membuat kita malas bergerak. Cobalah olahraga ringan di rumah seperti yoga, lompat tali, atau senam untuk meningkatkan suasana hati dan menjaga tubuh tetap bugar.

3. Cukup Tidur

Tidur cukup sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Di musim hujan, pastikan Kamu mendapatkan istirahat yang cukup agar tubuh mampu melawan virus dan bakteri.

4. Selalu Cuci Tangan

Musim hujan meningkatkan risiko penyebaran bakteri dan virus. Biasakan mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, atau setelah memegang benda yang sering disentuh banyak orang.

5. Terapkan Gerakan 4M Plus

Musim hujan meningkatkan risiko demam berdarah akibat nyamuk. Lakukan gerakan 4M Plus: menguras, menutup, mengubur, dan memantau wadah air, serta mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat anti-nyamuk dan memasang kasa nyamuk.

6. Hindari Jajan Sembarangan

Di musim hujan, risiko makanan terkontaminasi meningkat. Hindari membeli makanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihannya, untuk mencegah infeksi bakteri yang bisa membahayakan kesehatan.

7. Gunakan Pakaian Hangat

Jaga tubuh agar tetap hangat dengan mengenakan pakaian tebal dan hangat seperti jaket, sweater, atau pakaian lengan panjang, terutama saat bepergian di bawah hujan.

8. Konsumsi Suplemen Tambahan

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh di musim hujan, konsumsi suplemen yang mengandung multivitamin dan mineral dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika Kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu.

9. Dapatkan Vaksinasi

Musim hujan identik dengan peningkatan kasus flu. Dapatkan vaksinasi influenza secara rutin setiap tahun untuk mencegah flu dan mengurangi tingkat keparahan penyakit. Vaksin ini aman untuk orang dewasa dan anak-anak mulai usia 6 bulan.

10. Kelola Stres dengan Baik

Musim hujan sering menyebabkan gangguan pada jadwal dan pekerjaan, yang bisa meningkatkan stres. Kelola stres dengan baik melalui meditasi, hobi, atau berkonsultasi dengan psikolog jika perlu, agar sistem kekebalan tubuh tetap kuat.

Suplemen multivitamin dan mineral dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat dan aktif sepanjang hari. Kandungan seperti Zinc dan multivitamin mendukung daya tahan tubuh agar Kamu tetap produktif meskipun di musim hujan.

 

Ditinjau oleh dr. Arina Heidyana

Vaksinasi Flu Anak: Manfaat, Jadwal, dan Efek Sampingnya!

Vaksin flu memberikan banyak manfaat bagi anak-anak, terutama dalam melindungi mereka dari infeksi virus influenza. Selain melindungi, vaksin ini juga memperkuat sistem kekebalan tubuh anak, menjaga mereka tetap sehat dan aktif. Vaksin influenza merupakan salah satu vaksin penting yang harus diberikan kepada anak.

Pentingnya Vaksinasi Flu untuk Anak

Vaksinasi adalah langkah krusial untuk mendukung tumbuh kembang anak. Dengan vaksin, kekebalan tubuh anak terhadap kuman penyakit tertentu akan meningkat, termasuk melawan virus influenza. Vaksin influenza memberikan perlindungan yang efektif terhadap infeksi flu, membantu tubuh anak mengembangkan kekebalan, dan mengurangi risiko penyebaran virus.

Manfaat Vaksin Influenza untuk Anak

  1. Mencegah Komplikasi Serius: Vaksin flu melindungi anak dari komplikasi serius seperti pneumonia dan penyakit kronis lainnya yang bisa berakibat fatal.
  2. Mengurangi Risiko Penyebaran Virus: Dengan memvaksinasi anak, tidak hanya melindungi kesehatan mereka, tetapi juga membantu mencegah penyebaran virus influenza di lingkungan sekitar.
  3. Mempercepat Penyembuhan: Jika anak tetap terinfeksi meskipun sudah divaksin, gejalanya biasanya lebih ringan, dan proses penyembuhan lebih cepat.

Kenapa Anak Perlu Vaksin Flu?

  1. Rentan Terhadap Infeksi: Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka sangat rentan terhadap infeksi influenza. Vaksinasi flu adalah cara terbaik untuk meningkatkan pertahanan tubuh mereka.
  2. Proteksi untuk Keluarga: Vaksin flu tidak hanya melindungi anak, tetapi juga memberikan perlindungan kepada keluarga dan lingkungan sekitar dengan mencegah penyebaran virus.

Bagaimana Cara Kerja Vaksin Influenza?

Vaksin influenza mengandung virus yang dilemahkan. Ketika virus ini disuntikkan ke dalam tubuh, ia merangsang produksi antibodi khusus yang mampu melawan infeksi virus influenza di masa depan. Antibodi ini tersimpan dalam tubuh dan siap melawan virus jika anak terpapar kembali.

Jadwal Vaksin Flu untuk Anak

Di Indonesia, vaksin flu sangat dianjurkan untuk anak usia 6 bulan ke atas. Vaksin ini diberikan melalui suntikan di otot paha pada bayi atau lengan atas pada anak dan dewasa. Untuk anak yang baru pertama kali menerima vaksin flu di bawah usia 9 tahun, diperlukan dosis kedua dengan interval 4 minggu. Setelah itu, vaksin flu perlu diulang setiap tahun.

Efek Samping Vaksin Flu pada Anak

Meskipun vaksin influenza aman, beberapa efek samping ringan dapat terjadi, seperti nyeri di tempat suntikan, gejala mirip flu ringan, muntah, nyeri perut, atau demam. Efek samping ini umumnya hilang dalam beberapa hari.

Kesimpulan: Manfaat Vaksin Flu Lebih Besar daripada Risikonya

Melihat manfaatnya, vaksin flu sangat dianjurkan untuk anak-anak, bahkan sejak usia 6 bulan. Efek sampingnya yang ringan membuatnya aman, dan orang tua dapat merasa tenang memberikan vaksin ini untuk mencegah influenza berulang.

Untuk memudahkan proses vaksinasi, Anda dapat membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat. Salah satu pilihan vaksin influenza quadrivalent yang tersedia di Indonesia adalah Vaxigrip Tetra, yang memberikan perlindungan terhadap empat strain virus influenza. Diskusikan dengan petugas kesehatan mengenai pilihan terbaik untuk anak Anda.

 

Ditinjau oleh Dr. Reza Fahlevi, Sp.A

Hevit Kids

Komposisi:
Curcumin
Lysine HCl
Vitamin B kompleks
Calcium Panthothenate

Dosis:
1 kali sehari 5 – 10 ml.

Kemasan :
Dus, Botol 100 ml

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung.

Apa Benar Si Kecil Bisa Terkena Penyakit Ginjal?

Ginjal adalah salah satu organ vital yang melakukan banyak fungsi dalam tubuh seperti mengendalikan keseimbangan air dan elektrolit, menyaring dan membuang limbah, mengatur produksi sel darah merah, dan mengatur tekanan darah. Ketika fungsi ginjal terganggu, pastinya akan berpengaruh pada tubuh. Namun apakah penyakit ginjal bisa terjadi pada anak? Yuk simak artikel berikut ini.

Apakah Penyakit Ginjal Bisa Dialami Anak-Anak?

Gangguan atau penyakit ginjal dapat dialami siapa saja, termasuk anak. Penyakit ginjal pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal mulai dari infeksi, kelainan bawaan, efek samping obatan-obatan, hingga keracunan zat tertentu. Ada beberapa jenis penyakit ginjal pada anak antara lain, yaitu gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronik.

Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut (GGA) adalah kerusakan atau penurunan fungsi ginjal pada anak yang terjadi secara mendadak dan tidak lebih dari 3 bulan. Cedera ginjal akut pada anak yang segera diobati umumnya bisa disembuhkan.

Pada GGA jika segera diobati, maka fungsi ginjal akan kembali membaik. Namun, jika berlangsung lebih dari 3 bulan dan penanganannya terlambat akan menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal atau disebut dengan penyakit ginjal kronik.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang anak mengalami GGA, yaitu:

  • Sepsis, adalah komplikasi dari infeksi berat yang bersifat meluas dan apabila tidak diobati dengan segera akan menyebabkan gangguan pada organ, salah satunya ginjal
  • Terkena paparan bahan kimia beracun, seperti arsenik, merkuri, dan timbal
  • Efek samping obat-obatan tertentu, terutama yang harus dikonsumsi dalam dosis tinggi atau jangka panjang
  • Kondisi yang membuat aliran darah ke ginjal berkurang atau berhenti secara tiba-tiba, contohnya kehilangan banyak darah akibat perdarahan saat operasi, cedera karena kecelakaan, dehidrasi berat, luka bakar berat, syok dan henti jantung
  • Kondisi yang menghambat pasokan oksigen dan darah ke ginjal, misalnya terkena hipoksia atau henti jantung
  • Peradangan pada ginjal, contohnya penyakit glomerulonefritis dan sindrom nefrotik

Penyakit Ginjal Kronik

Gangguan fungsi ginjal anak dikatakan kronik apabila berlangsung lebih dari 3 bulan dan menetap. Penyakit ginjal kronik terjadi secara perlahan atau diawali dengan gagal ginjal akut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami penyakit ginjal kronik, antara
lain:

  • Kelainan genetik, seperti sindrom alport dan sistinosis. Sindrom Alport adalah kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pembentukan organ ginjal, mata dan telinga. Sedangkan sistinosis adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan kerusakan sel ginjal.
  • Kelainan bawaan, misalnya anak terlahir dengan ukuran, bentuk, dan letak ginjal yang abnormal atau terlahir dengan satu ginjal saja.
  • Terlahir dengan prematur atau berat lahir rendah.
  • Penyakit kronik, seperti lupus, diabetes, dan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
  • Penyumbatan di saluran kemih yang bersifat kronik, misalnya adanya batu di saluran kemih atau akibat infeksi saluran kemih yang terjadi berulang kali.
  • Penyakit ginjal polikistik, sindrom nefritis dan sindrom nefrotik yang tidak diterapi segera dan adekuat atau memadai

Untuk mendiagnosis penyakit ginjal pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti tes urin, tes darah, tes radiologi, hingga biopsi ginjal.

Gejala Penyakit Ginjal pada Anak

Pada tahap awal, penyakit ginjal pada anak sering kali tidak terlihat dan tidak menunjukkan gejala. Gejala baru mulai muncul ketika fungsi ginjal sudah mulai menurun atau rusak. Ketika ginjal sudah mengalami gangguan, anak dapat menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • Bengkak di bagian wajah, tangan, dan kaki
  • Tidak nafsu makan
  • Sering muntah
  • Kencing berdarah
  • Sering mengalami sakit kepala
  • Sesak napas
  • Tumbuh kembang anak terhambat
  • Kelelahan dan tampak pucat
  • Tampak kesakitan atau rewel setiap buang air kecil
  • Demam
  • Frekuensi buang air kecil menjadi lebih jarang

Penanganan dan Pencegahan Penyakit Ginjal pada Anak

Penanganan penyakit ginjal pada anak tergantung penyebab yang mendasarinya. Apabila kondisi tersebut disebabkan oleh tekanan darah tinggi, dokter akan memberikan pengobatan untuk mengontrol tekanan darah.

Jika disebabkan kondisi cacat lahir, dokter akan melakukan tindakan medis sesuai dengan kondisi ginjal tersebut. Namun, jika disebabkan oleh infeksi, misalnya infeksi bakteri, dokter akan mengatasi infeksi yang menyebabkan penyakit ginjal dengan antibotik.

Penanganan yang dilakukan sejak dini dapat mencegah terjadinya kerusakan ginjal permanen pada anak sehingga tidak masuk ke dalam penyakit ginjal kronik. Jika anak sudah mengalami penyakit ginjal kronik, dokter akan memberikan penanganan meliputi:

  • Obat-obatan yang sesuai dengan penyebab dan gejalanya
  • Asupan nutrisi yang sesuai stadium penyakit ginjal
  • Terapi pengganti ginjal, seperti hemodialisis (cuci darah), dialisis peritoneal dan transplantasi ginjal

Itu dia penjelasan mengenai penyakit ginjal pada anak. Jika ingin mencari informasi mengenai kesehatan ginjal lainnya, Anda bisa membaca artikel di website IKCC.

Referensi:

[1.] Douglas M.S. Growth and nutrition in pediatric chronic kidney disease. Frontiers in Pediatrics [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30155452/

[2.] Eileen C, Prasad D. Pediatric acute kidney injury: prevalence, impact and management challenges. International Journal of Nephrology and Renovascular [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28435306/

[3.] Laura Y. Z, Alson P. S, Jeffrey M. S, Robert O.W, and Manish A. Environmental exposures and pediatric kidney function and disease: a systematic review. Environmental Research [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16th] Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5821495/

[4.] American Academy of Pediatrics. Healthy Children. Chronic kidney disease in children [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16]. Available from: https://publications.aap.org/pediatricsinreview/article-abstract/35/1/16/32569/Chronic-Kidney-Disease-in-Children-and-Adolescents?redirectedFrom=fulltext

[5.] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hari ginjal sedunia suarakan pencegahan penyakit ginjal bagi wanita dan anak [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/hari-ginjal-sedunia-suarakan-pencegahan-penyakit-ginjal-bagi-wanita-dan-anak

[6.] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali gangguan ginjal pada anak [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/kenali-gangguan-ginjal-pada-anak

[7.] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Waspada, anak-anak pun bisa terserang gagal ginjal [Internet]. 2018 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/waspada-anak-anak-pun-bisa-terserang-gagal-ginjal

[8.] National Health Service UK (2019). Acute kidney injury [Internet]. 2019 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/acute-kidney-injury/

[9.] University of Rochster Medical Center. Kidney disease in children. 2019 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&Conten tID=P03111#:~:text=Chronic%20kidney%20disease%20gets%20worse,medicines%2C %20dialysis%2C%20or%20surgery.

[10.] Stanford Children’s Health. Overview of kidney disorders in children [Internet].
2019 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=overview-of-kidney-disorders-in-ch ildren-90-P08232

[11.] Shannon J. Kidney health and kidney disease basics. Healthline [Internet]. 2018
[cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.healthline.com/health/kidney-disease#:~:text=It%20occurs%20when%20yo ur%20kidneys,%2C%20nerve%20damage%2C%20and%20malnutrition.

[12.] Bree N. Acute kidney failure. Healthline [Internet]. 2017 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.healthline.com/health/acute-kidney-failure

[13.] Nemours, KidsHealth. Kidney diseases in childhood [Internet]. 2020 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://kidshealth.org/en/parents/kidney-diseases-childhood.html

[14.] WebMD. Acute kidney failure [Internet]. 2020 [cited 2023 August 16th]. Available from: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-acute-kidney-failure

Tips Dalam Mengoptimalkan Kesehatan Saluran Cerna Anak

Dewasa ini, pengetahuan tentang kesehatan pencernaan tidak hanya terfokus pada saluran cerna itu sendiri. Lebih jauh lagi, kesehatan pencernaan banyak dihubungkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sistem pencernaan memiliki peran penting dalam pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak secara keseluruhan, lebih dari sekadar fungsi klasiknya untuk mempersiapkan pasokan nutrisi bagi tubuh. Saluran cerna yang berfungsi secara optimal menjadi cermin kesehatan anak.

Peran Sistem Pencernaan dalam Kekebalan Tubuh

Saluran cerna merupakan organ kekebalan tubuh yang terbesar, tersusun dari jaringan limfoid dan sekitar 80 persen menghasilkan antibodi. Jaringan limfoid pada saluran cerna merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, saluran cerna sangat berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh (sistem imun) secara keseluruhan.

Faktor Penunjang Kesehatan Pencernaan

Salah satu faktor kunci untuk saluran cerna yang sehat adalah adanya kolonisasi bakteri baik yang dominan dibandingkan dominasi bakteri patogen dalam saluran cerna. Salah satu cara untuk meningkatkan paparan mikrobiota baik tanpa meningkatkan risiko penyakit adalah dengan menggunakan probiotik.

Tips untuk Si Kecil

Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga kesehatan saluran cerna si kecil:

  1. Pola Makan Seimbang: Pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi dengan cukup serat, sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
  2. Hidrasi: Anak perlu minum cukup air setiap hari.
  3. Aktivitas Fisik: Rutin berolahraga membantu pencernaan yang sehat.
  4. Kebersihan: Ajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
  5. Batasi Makanan Manis dan Berlemak: Kurangi konsumsi makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh.

Kebiasaan sehat yang ditanamkan sejak dini akan membentuk fondasi bagi kesehatan mereka di masa depan. Dengan menjaga kesehatan saluran cerna pada anak, Ibu dapat membantu anak tumbuh sehat, aktif, ceria, dan tanggap.

 

Referensi:

  1. Hegar B. Masalah saluran cerna anak: penyebab dan mengatasinya [Internet]. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2012 [cited 2024 Jun 19]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/masalah-saluran-cerna-anak-penyebab-dan-mengatasinya
  2. Kadim M. Saluran cerna, benteng kesehatan anak (Bagian 1) [Internet]. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2016 [cited 2024 Jun 19]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/saluran-cerna-benteng-kesehatan-anak-bagian-i
  3. Basrowi R, Sulistomo AW, Adi NP, Pandelaki K. Kesehatan pencernaan awal tumbuh kembang yang sehat [Internet]. 2018 [cited 2024 Jun 19]. Available from: https://www.researchgate.net/profile/Ray-Basrowi/publication/325594560_Kesehatan_Pencernaan_Awal_Tumbuh_Kembang_yang_Sehat/links/5b2248340f7e9b0e3741025b/Kesehatan-Pencernaan-Awal-Tumbuh-Kembang-yang-Sehat.pdf

Kandungan untuk Suplemen Penambah Nafsu Makan Anak Mana yang dibutuhkan, mana yang perlu dihindari?

Pentingnya Asupan Makanan untuk Anak Usia Pra-Sekolah

Usia pra sekolah (3-5 tahun) merupakan periode usia yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sangat diperlukan asupan makanan yang sesuai. Asupan makanan yang sesuai artinya memiiki kualitas dan kuantitas yang baik, sesuai dengan kebutuhan anak. Kebutuhan energi anak usia 3-5 tahun adalah 1200-1700 kkal/hari. Kebutuhan ini bisa terpenuhi apabila anak makan teratur dengan frekuensi tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan atau snacking.

Namun terkadang anak sering mengalami sulit makan, GTM (gerakan tutup mulut) atau tidak nafsu makan. Tidak terpenuhinya nutrisi untuk anak juga bisa terjadi karena gangguan pencernaan, kebutuhan zat gizi yang meningkat misalnya pada kondisi sakit, dan juga menu harian yang tidak memenuhi gizi standar. Bila kondisi ini terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan, yaitu malnutrisi yang dapat mengganggu fungsi organ dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk kondisi tersebut, terkadang diperlukannya suplemen penambah nafsu makan untuk anak.

Kandungan Suplemen yang Bermanfaat

Kandungan yang bisa membantu meningkatkan nafsu makan pada suplemen anak adalah curcuminoid atau kunyit. Curcuminoid bekerja dengan cara mempercepat pengosongan lambung dengan mempercepat kerja usus halus dan memperlancar sekresi dan produksi asam empedu dan enzim pankreas, sehingga penyerapan lemak dan protein meningkat yang akan menimbulkan rasa lapar dan akan meningkatkan nafsu makan.

Lysine yang merupakan salah satu asam amino esensial diketahui dapat membantu pembentukan carnitine yang mengubah asam lemak rantai panjang menjadi energi dan memperbaiki nafsu makan.

Selain itu, vitamin B kompleks juga diperlukan untuk membantu proses ini. Peran vitamin B kompleks terutama dalam proses metabolisme zat makanan menjadi energi, sehingga akan bermanfaat untuk membantu penyerapan makanan yang dimakan oleh anak untuk diubah menjadi energi. 

Apakah semua suplemen penambah nafsu makan baik untuk anak?

Ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih suplemen yang tepat untuk anak. Terdapat bahan dalam suplemen makanan yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah pemanis buatan. Kandungan ini biasanya dihadirkan untuk menyamarkan rasa tidak enak pada suplemen yang biasanya terasa pahit. Pemanis buatan yang pada dasarnya mengandung gula, seperti sukrosa, sorbitol, dan dekstrosa monohidrat, bila dikonsumsi terlalu banyak bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas yang di kemudian hari dapat berkembang menjadi diabetes.

Selain dengan menyamarkan rasa, memikat minat anak dengan warna yang menarik juga menjadi salah satu cara untuk membuat anak mau mengonsumsi suplemen. Namun, penggunaan pewarna buatan yang tidak aman dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti misalnya kanker.

Suplemen yang mengandung vitamin dan mineral banyak dijual di pasaran secara bebas. Penting untuk memilih suplemen yang aman dengan kandungan yang tepat untuk anak. Memilih jenis sediaan dari suplemen juga menjadi perhatian, karena anak-anak akan lebih sulit untuk menelan bentuk obat pil atau tablet, sehingga bentuk sirup dengan disertai rasa yang buah akan membuat anak lebih menyukainya.

Penggunaan suplemen makanan juga perlu diperhatikan dosis serta sampai kapan penggunaanya. Bila berlebihan, dapat menyebabkan masalah kesehatan juga. Sehingga gunakanlah suplemen penambah nafsu makan anak sesuai kebutuhan dan bila perlu konsultasikan dengan dokter agar penggunaannya lebih sesuai.

 

Referensi:

  1. Yankes Kemkes RI. Pengauh pemberian suplemen terhadap kesehatan anak [Internet]. 2022. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1633/pengaruh-pemberian-suplemen-terhadap-kesehatan-anak  
  2. Lysine [Internet]. 2013 [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://umm.edu/health/medical/ altmed/supplement/lysine
  3. Curcuma has many health benefits [Internet]. 2014 [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://www.curcuminhealth.info/category/what-is-curcumin/curcumin-has-many-health-benefits/
  4. Dietary reference intakes for thiamin, riboflavin, niacin, vitamin B6, folate, vitamin B12, pantothenic acid, biotin, and choline [Internet]. [cited 2014 Dec 15]. Available from: http://www.nap.edu/catalog/6015.html
  5. Likurmin [Internet]. Cited 2024 May 6. Available from: https://kalbemed.com/product/id/252 

 

Libur Sekolah Sebentar Lagi, Nikmati Liburan Sehat!

Libur Sekolah Sebentar lagi!

Ini saatnya untuk para siswa-siswi berleha-leha setelah 30-40 jam setiap minggunya menimba ilmu. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu liburan sekolah, terutama diisi dengan kegiatan bermain. 

Jangan lupa untuk tetap makan-makanan yang sehat dan bergizi. Di samping itu, banyak kegiatan liburan yang tidak terpaku waktu, ini adalah kesempatan yang bagus untuk kamu memenuhi nutrisi yang seimbang untuk tubuh kamu.

Tips Pola Makan Sehat Selama Liburan

Tetap makan dengan porsi Piring Sehatku dengan  komposisis 50% dipenuhi kebutuhan 1/3 protein dari lauk pauk, 2/3 karbohidrat dan 50% nya lagi dari buah dan sayur. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga asupan makanan selama liburan. Libur ke sekolah tapi bukan berarti libur untuk konsumsi vitamin. Walaupun tidak berkegiatan belajar-mengajar, namun kegiatan di libur sekolah ternyata juga tetap butuh asupan vitamin, loh!

Apa saja sih vitamin yang bisa anak konsumsi?

  • Vitamin A

Gen Z gak mungkin jauh dari gadget. Saat libur sekolah akan banyak anak yang menonton telivisi untuk mencari hiburan dan bermain games elektronik di smartphone dan tablet digital. Menurut Australian Institute of Family Studies, rekomendasi screen time untuk anak usia 5-17 tahun adalah tidak lebih dari dua jam per harinya. Selain menganggu kesehatan mata, terlalu banyak waktu di depan layar elektronik ternyata dapat berhubungan dengan berat badan anak dan masalah kebiasaan, kecemasan, hiperaktif, masalah pemusatan perhatian, pengendalian emosi dan gangguan psikosial. Maka dari itu, walaupun libur sekolah, tetap batasi penggunaan gadget pada anak. Untuk mengurangi risiko kesehatan mata karena terpapar sinar dari gadget, anak dapat konsumsi vitamin A. Vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta proteksi kesehatan mata.

  • Vitamin B kompleks

Vitamin B kompleks yang terdiri dari B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9 dan B12 sangat penting diperlukan untuk tubuh. Kekurangan vitamin D pada anak dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit, seperti anemia, gangguan pencernaan, dan infeksi. Selain itu vitamin B pada anak juga bermanfaat untuk tumbuh dan kembang, perkembangan otak dan kesehatan mata, serta membantu meningkatkan napsu makan anak. 

  • Vitamin C

Saat liburan, terkadang anak-anak akan dipadati dengan berbagai kegiatan yang terkadang akan membuat anak menjadi mudah sakit. Vitamin C berperan untuk menjaga imunitas tubuh anak dan sebagai antioksidan, sehingga kegiatan anak saat liburan tidak terganggu dan anak tetap bisa produktif untuk mengisi liburnya dengan kegiatan yang padat dan positif.

  • Vitamin D

Terkadang kegiatan anak tidak bisa dipastikan apakah selalu berkegiatan di luar ruangan atau tidak untuk mendapatkan cukup sinar matahari. Vitamin D sangat diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor yang berperan untuk kesehatan tulang dan gigi anak. 

Vitamin diatas dapat kamu konsumsi dalam bentuk vitamin satuan, namun akan lebih simpel bila kamu konsumsi multivitamin yang sudah mengandung beberapa vitamin dan bonusnya sudah ada kandungan mineralnya. Sehingga, multivitamin akan lebih mudah dibawa saat liburan. 

Jangan lupa juga untuk selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat, mulai dari cuci tangan pakai sabun, aktivitas fisik ringan sampai sedang dan minum 8 gelas air mineral sehari.

Itu dia tadi vitamin yang perlu kamu persiapkan dan konsumsi selama masa libur sekolah. Libur sekolah bukan berarti melewatkan nutrisi yang seimbang untuk tubuh anak, apalagi anak-anak sangat membutuhkannya untuk tumbuh kembang yang optimal.

 

Referensi:

  1. Australian Institute of Family Studies. Too much time on screens? Screen time effects and guidelines for children and young people [Internet]. 2024. Cited 2024 May 6. Available from: https://aifs.gov.au/resources/short-articles/too-much-time-screens 
  2. Vitamin A supplementation: who, when and how. Community Eye Health. 2013;26(84):71.
  3. Vitamin B [Internet]. 2024. Cited 2024 May 6. Available from: https://www.alodokter.com/vitamin-b 
  4. Hemilä H, Chalker E. Vitamin C for preventing and treating the common cold. Cochrane Database Syst Rev. 2013 Jan 31;2013(1).
  5. Centres for Disease Control and Prevention. Vitamin D [Internet]. 2021. Cited 2024 May 6. Available from: https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/vitamins-minerals/vitamin-d.html#:~:text=All%20children%20need%20vitamin%20D,of%20vitamin%20D%20each%20day
  6. Kemkes RI. Isi Piringku [Internet]. 2018. Cited 2024 May 6. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/062511-isi-piringku
Tanggal :
Sahabat KECC
Tentang Event

Bagikan : Sahabat KECC Copied! Sahabat KECC Sahabat KECC
Sahabat KECC